Headlines
Loading...
Challenge Motivasi


Oleh. Nirwana Sadili (Si Penoreh Tinta Bugis)

Al-Qur’an merupakan petunjuk dalam kehidupan manusia yang hanya diperuntukkan bagi umat Islam. Kaum muslimin harusnya menyifati dirinya untuk gemar membaca Al-Quran dan membasahi bibirnya dengan Al-Qur’an (QS. Fathir [35]: 29). Selain itu, Baginda Nabi Rasulullah saw. juga mengabarkan dalam hadisnya, bahwa bacaan Al-Qur’an kelak di yaumulkiamah akan menjadi syafaat bagi pembacanya (HR Muslim).

Setiap muslim diperintahkan untuk membaca Al-Quran dengan tartil. Jelas pengucapannya huruf demi huruf, sifat huruf, dan panjang pendeknya bacaan dalam membaca Al-Qur’an (QS. Al-Muzzammil [73]: 4). Ibnu Katsir menafsirkan makna tartil dalam ayat ini adalah membaca Al-Quran secara perlahan. Sedangkan Imam an-Nawawi, dan para ulama telah bersepakat bahwa sunah hukumnya membaca Al-Quran secara tartil. Nabi saw. juga menganjurkan para pembaca Al-Quran untuk membaguskan tilawah mereka. Sebagaimana yang diriwayatkan Abu Dawud, Rasulullah saw. bersabda: “Hiasilah Al-Quran dengan suara-suara kalian.”

Hanya saja, ketika melakukan tilawah Al-Quran haruslah dibarengi dengan niat ikhlas yang semata-mata hanya mengharap rida dari Allah Swt. Bukan untuk memperoleh pujian manusia. Bahkan, Nabi saw. memberitahukan buruknya nasib orang yang mengajarkan Al-Qur’an karena mengharapkan pujian dari manusia. Pembaca Al-Qur’an seperti ini akan diseret wajahnya dan disungkurkan dalam api neraka (HR. Muslim).

Al-Qur’an Bukan Sekadar Bacaan

Merupakan amalan sunah yang dianjurkan bagi kaum muslimin untuk banyak membaca Al-Quran. Tetapi, perlu diingat Al-Quran tidak hanya sekadar dibaca. Al-Quran merupakan kitab hukum. Al-Quran berisi petunjuk kehidupan dan hukum-hukum yang menyelesaikan berbagai persoalan hidup manusia.  Membaca Al-Qur'an itu sunah, tetapi mengamalkan isinya dan berhukum dengannya adalah wajib.

Dalam Al-Qur’an mencakup hukum-hukum seputar ibadah, akhlak, rumah tangga, ekonomi hingga pemerintahan dan militer. Hukum Allah dalam Al-Qur’an adalah hukum terbaik bagi manusia (QS. Al-Maidah: 50). Berhukum dengan Al-Qur'an tidak bisa ditawar-tawar lagi. Allah memerintahkan untuk mengikuti hukumnya dan tidak boleh menggunakan hawa nafsu (QS. Al-Maidah [5]: 49). Allah Swt. juga mengingatkan kaum muslim agar tidak jatuh menjadi kelompok manusia yang fasik, zalim, bahkan kufur karena tidak berhukum pada hukum-hukum Al-Quran (QS. Al-Maidah [5]: 44, 45, dan 47).

Dalam Al-Qur’an, Allah Swt. dengan tegas menyatakan sikap seorang muslim, saat Allah dan Rasul-Nya telah memberi keputusan hukum, tidak dibolehkan  mencari pilihan yang lain. Ia hanya wajib menaati dan tetap mematuhi ketetapan Allah dan Rasul-Nya (QS al-Ahzab [33]: 36).

Sekularisme Haram

Oleh karena itu, di negara kita Indonesia ini  yang mayoritas penduduknya beragama Islam, sangat aneh jika dalam kehidupan ini malah mengadopsi sistem sekuler. Di mana agama tidak boleh campur tangan dalam mengatur negara. Agama dikerdilkan dengan hanya dipakai di pojok-pojok rumah dan di masjid, juga hanya pada ranah individu saja. Sedangkan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara lebih memilih hukum dan aturan yang dibuat berdasarkan hawa nafsu manusia.

Terapkan Al-Quran

Islam adalah agama yang sempurna dan paripurna. Al-Quran telah mengatur seluruh aspek kehidupan manusia. Al-Quran adalah satu-satunya kitab suci yang mencakup hukum-hukum terbaik dari Allah Swt. Aturan yang ada di dalam Al-Quran dijamin membawa keberkahan dan kebaikan bagi kehidupan manusia baik di dunia maupun di akhirat. 

Allah Swt. jelas menurunkan Al-Quran tidak hanya untuk dibaca, tetapi untuk dijadikan sebagai pedoman hidup manusia, yang hukum-hukumnya wajib diterapkan dalam kehidupan. Lalu, mengapa justru kita tidak menjadikan Al-Quran sebagai aturan dalam kehidupan kita? 

Memang, saat ini para pengemban dakwah ideologis banyak tantangan dan hambatan. Karena para penguasa negeri ini tidak menginginkan Islam kembali berkuasa. Untuk itu, berbagai upaya dilakukan untuk menghalangi dakwah ideologis yang akan mengembalikan kehidupan Islam. Kalau menghalangi dakwah Islam saja berani, yang jelas-jelas mengantarkan ke neraka, harusnya pengemban dakwah Islam kafah lebih berani lagi karena Allah menjanjikan surga.

Wallahualam bissawab.

Magetan, 08 Agustus 2024. [An]

Baca juga:

0 Comments: