Headlines
Loading...
Challenge Motivasi 

Oleh. Tini Ummu Faris

اُدْعُ اِÙ„ٰÙ‰ سَبِÙŠْÙ„ِ رَبِّÙƒَ بِا Ù„ْØ­ِÙƒْÙ…َØ©ِ Ùˆَا Ù„ْÙ…َÙˆْعِظَØ©ِ الْØ­َسَÙ†َØ©ِ Ùˆَجَا دِÙ„ْÙ‡ُÙ…ْ بِا Ù„َّتِÙŠْ Ù‡ِÙŠَ اَØ­ْسَÙ†ُ ۗ اِÙ†َّ رَبَّÙƒَ Ù‡ُÙˆَ اَعْÙ„َÙ…ُ بِÙ…َÙ†ْ ضَÙ„َّ عَÙ†ْ سَبِÙŠْÙ„ِÙ‡ٖ ÙˆَÙ‡ُÙˆَ اَعْÙ„َÙ…ُ بِا Ù„ْÙ…ُÙ‡ْتَدِÙŠْÙ†َl

"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk."
(QS. An-Nahl 16: Ayat 125).

Sahabat, ayat tersebut pengingat kita tentang tata cara berdakwah. Berdakwah di era kekinian hanya berbeda uslub saja dengan zaman dahulu. Metode dakwah yang tak berubah karena memang bersifat tetap. Sementara sarana dan cara dakwah semakin beragam. Sosial media sangat efektif digunakan sebagai sarana dakwah.

Sahabat, alaminya berdakwah hanya ada dua kemungkinan. Kalau tidak diterima, ditolak. Inginnya setiap menyampaikan dakwah diterima semua objek dakwah. Namun, kenyataan tidaklah demikian. Adakalanya dakwah ditolak. Artinya, berdakwah harus berani ditolak.

Sahabat, seberapa sering kita mengalami penolakan oleh objek dakwah? Apa yang kita lakukan? Apakah membalas dengan yang setara atau membiarkannya saja? 

Sahabat, berani menceburkan diri ke dalam medan dakwah, harus berani pula dengan segala risiko yang akan menghampiri. Jangan membayangkan dakwah selalu diterima objek dakwah. 

Sahabat, Rasulullah saw. pun pernah mengalami penolakan bahkan yang paling ekstrim dilemparil kotoran. Bagaimana dengan kita? Di sinilah kita diuji. Baru ditolak oleh objek dakwah kita saja sudah mundur. Padahal, dinikmati saja baik kesenangan maupun kesempitan. 

Masyaallah tabarakallah, dunia dakwah memang penuh warna, jalannya tak selalu mulus, tetapi kadang berliku, nanjak. Tugas kita hanya menyampaikan, tak perlu disibukkan oleh respon objek dakwah. Sekali lagi, pengemban dakwah harus berani ditolak.

Tak perlu bersedih saat ditolak. Terlebih lagi selama tata cara dakwah yang kita sampaikan tak menyimpang dari rambu-Nya. Yang perlu dilakukan hanyalah istikamah dalam dakwah, memiliki sifat legawa.

Penolakan terhadap dakwah kita sejatinya menjadikan kita lebih kreatif dan cantik lagi dalam uslub dakwah. Insyaallah selalu ada ibrah di balik penolakan objek dakwah tersebut. 
Wallahualam bissawab. [Hz]

Baca juga:

0 Comments: