Headlines
Loading...
Challenge Motivasi 

Oleh. Netty al Kayyisa  
 
Bagi seorang pecinta akan selalu berharap bersama orang yang dicinta. Baik ketika di dunia maupun kelak di akhiratnya. Begitulah seorang muslim seharusnya. Saling mencintai saudaranya hingga ingin selalu bersama dalam ketaatan dan kelak di surga-Nya.  
 
Untuk itulah Allah memerintahkan seorang muslim berdakwah sebagai wujud cinta kepada saudaranya. Dia tidak akan rela orang yang dicintainya tersesat, melakukan maksiat, dan jauh dari penciptanya. Dia akan selalu menjaga pemikiran, perbuata hingga hati saudaranya terpaut dengan yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.   
 
Dia akan bertindak sebagai penolong, tanpa diminta akan selalu siaga menolong. Tidak menunggu saudaranya tercebur atau celaka, maka begitu melihat ada potensi bahaya, dia akan segera memyelamatkannya.  
 
Begitulah seharusnya para pengemban dakwah, berdakwah dengan penuh cinta dan kesadaran. Bukan hanya sekedar mengugurkan kewajiban. Bukan hanya sekedar karena tuntutan laporan. Tetapi dia bergerak karena cinta.  
 
Dengan cinta yang dimiliki kepada saudaranya ini, dia akan dengan mudah mengerahkan segala daya dan upaya untuk berdakwah. Dia akan memikirkan bagaimana ide-ide Islam yang dipahaminya bisa diterima dengan baik oleh saudaranya. Dia akan mengerahkan  tenaganya untuk bersama orang-orang yang dicintainya. Dia akan mengorbankan hartanya untuk jalan mendekat kepada saudaranya. Inilah definisi bersungguh-sungguh dalam dakwah. Mengerahkan tenaga, pikiran, harta hingga nyawanya hanya karena besarnya rasa cinta kepada saudaranya.  
 
Dakwah adalah bukti cinta. Jika engkau mencintai keluargamu, saudara sesama muslimmu, maka berdakwahlah. Jangan biarkan mereka tersesat dan jauh dari Allah. Berdakwahlah agar engkau senantiasa bersama-sama dengan orang yang saling mencintai karena Allah. Hingga kelak di akhirat akan dikumpulkan bersama dengan yang engkau cintai.  
 
Sebagaimana dikisahkan dari Sulaiman bin Harb telah menyampaikan kepada para sahabat, dia mengatakan, ”Kami diberitahu oleh Hammad bin Zaid dari Tsabit dari Anas Radhiyallahu anhu, dia mengatakan bahwa ada seorang lelaki bertanya kepada Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wasallam tentang hari kiamat. Orang itu mengatakan, “Kapankah hari kiamat itu?” Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wasallam balik bertanya, “Apa yang telah engkau persiapkan untuk hari itu?” Orang itu menjawab, “Tidak ada, hanya saja sesungguhnya saya mencintai Allâh Azza wa Jalla dan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wasallam.’ Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai.” Anas Radhiyallahu anhu (Sahabat Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wasallam yang meriwayatkan hadits ini) mengatakan, “Kami tidak pernah merasakan kebahagiaan sebagaimana kebahagiaan kami ketika mendengar sabda Rasûlullâh , “Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai.” Anas Radhiyallahu anhu mengatakan, “Saya mencintai Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, Abu Bakr dan Umar. Saya berharap bisa bersama mereka dengan sebab kecintaanku kepada mereka, meskipun saya tidak mampu melakukan amalan yang mereka lakukan.  
 
Betapa bahagianya ketika di akhirat bersama dengan orang yang kita cintai. Kamu, siapa saja orang yang kamu cintai? [Hz]

Baca juga:

0 Comments: