Headlines
Loading...
Challenge Motivasi


Oleh. Neni Arini 

Setiap hamba yang Allah ciptakan pasti menginginkan kehidupan yang diselimuti oleh kebahagiaan. Tetapi pandangan setiap orang dalam memaknai bahagia tidaklah sama. Ada yang beranggapan dengan memiliki mobil mewah itu adalah sumber kebahagiaan, ada pula yang menganggap bahwa kekayaan adalah satu-satunya di dunia ini yang membuatnya bahagia,  ada yang menganggap gelar panjang atas kelulusan dari sebuah kampus ternama menjadi sebuah kebahagiaan. Itu semua tidaklah keliru, boleh-boleh saja. Karena semua tergantung dari perspektif orang dalam berpikir.

Tetapi perlu kita tahu bahwa sesungguhnya kebahagiaan hakiki di dalam Islam adalah orang yang memiliki  hati penuh syukur kepada Allah Swt. Bagi seorang muslim itulah bahagia yang sesungguhnya,  menjadi hamba-hamba yang pandai bersyukur kepada Allah Swt., baik terhadap nikmat yang menyenangkan maupun nikmat yang kurang menyenangkan. 

Bahkan kebahagiaan yang hakiki itu akan menjadikan seseorang ketika menjalani kehidupan jauh lebih bermakna, karena ketika mendapatkan musibah maka akan sabar dan tabah, dan  ketika melakukan kesalahan maka dia akan meminta ampun dan beristighfar

Intinya, makna dari kebahagiaan hakiki itu adalah bersyukur, apa pun itu. Nikmat beribadah, nikmat diberikan umur yang panjang dan berharap penuh keberkahan.

Tetapi ingatlah terkadang Allah menguji hambanya ketika berupaya dalam mewujudkan kebahagiaan, tetapi kita sebagai manusia tetap melakukan berbagai cara dan usaha untuk meraih kebahagiaan yang kita inginkan. Mungkin sebagian ada yang sukses mendapatkannya, dan sebagian lain mengalami kegagalan. Itulah roda kehidupan. Terkadang kita merasa puas atas apa yang dicapai, tetapi terkadang kita merasakan sedih dan kecewa ketika kebahagiaan itu belum kita raih, tetapi yakinlah bahwa Allah sebaik-baik pembuat rencana. 

Agar kita tidak jatuh pada keputusasaan atau kekecewaan yang mendalam akibat pencapain kebahagiaan belum diraih mungkin ada hal-hal yang harus kita sikapi dan persiapkan, seperti ikhlas dalam menerima takdir Allah. Ketika kita ikhlas kita akan merasakan kebahagiaan lahir dan batin.

Kemudian mencintai Allah Swt. dan Rasulullah saw. melebihi cinta kita kepada sesuatu, bahkan terhadap diri kita sendiri.  Semua itu bisa mendatangkan kebahagiaan yang sesungguhnya.

Rasulullah bersabda:

"Kami sedang bersama Nabi saw. beliau memegang tangan Umar bin Khattab. Maka berkatalah Umar kepada beliau: Wahai Rasulullah, sungguh engkau lebih aku cintai dari segala sesuatu kecuali diriku sendiri. Maka bersabda Nabi saw.: Tidak, demi jiwaku yang berada pada kekuasaan-Nya, sehingga aku lebih engkau cintai dari dirimu sendiri. Maka Umar menjawab: Maka sesungguhnya sekarang, demi Allah engkau lebih aku cintai bahkan dari diriku sendiri. Maka Nabi saw. bersabda: Sekarang wahai Umar, (imanmu baru sempurna)." (HR. Bukhari).

Begitu banyak hal yang dapat membuat kita berada dalam kebahagiaan. Bahkan diberikan anak saleh salihah, pasangan yang baik, memiliki keluarga yang sakinah mawadah warahmah, memiliki tempat tinggal, bahkan tetangga yang baik, itu pun kebahagiaan.

Intinya agar kita senantiasa berada dalam kebahagiaan adalah banyak-banyaklah bersyukur, dan menerima semua takdir yang sudah Allah tetapkan bagi hambanya.

Ingatlah bahwa Kebahagiaan bukan milik mereka yang memiliki segalanya, namun milik mereka yang mampu bersyukur atas apa yang mereka miliki saat ini.

Wallahu alam bishawab. [Ay]

Baca juga:

0 Comments: