Headlines
Loading...
Challenge Motivasi 

Oleh. Erna Kartika Dewi 

Saat ini, jika kita mendengar kata "Perang" mungkin yang akan terlintas dalam benak pikiran kita adalah sebuah aktivitas yang menggunakan fisik, menyerang musuh dengan menggunakan senjata dan bertarung hingga titik darah penghabisan.
Padahal jika kita telisik lebih dalam, makna perang ini sangatlah banyak. Bahkan saat ini pun sebenarnya kita bisa dikatakan terjajah, karena perang tersebut belum usai, hanya saja perang yang sedang dirasakan saat ini adalah perang pemikiran.

Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa kita adalah salah satu negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar. Tetapi apa yang terjadi? Sudahkah kita memiliki pandangan dan pemikiran yang sama saat ini sebagai sesama muslim? Dalam jumlah mayoritas muslim itu, apakah semuanya sudah menjalankan hidup sesuai syariat seperti yang Allah perintahkan?
Musuh Islam saat ini sangatlah banyak, diluar sana banyak yang tidak menyukai Islam. 
Ketika di luar terkadang kita pun tidak bisa membedakan mana kawan dan mana musuh kita.

Banyak musuh-musuh Islam yang ingin menghancurkan Islam dengan berbagai cara, di antaranya melalui perangkat pemikiran ini, mereka mulai mencuci otak para kaum muslimin dengan hal-hal yang sebenarnya tidak masuk akal dan bertentangan dengan aturan Allah. Dan biasanya cara-cara menghancurkan Islam seperti ini dilakukan oleh barat. Mereka melakukan perang pemikiran, karena Islam sangatlah kuat dan mereka tidak bisa mengalahkan umat Islam dengan perang secara fisik.

Sungguh, mereka adalah musuh yang sangat nyata bagi kita. Tetapi mengapa banyak dari kita yang tidak menyadarinya? Banyak dari kita yang justru terlena dengan semuanya.
Padahal sudah sangat jelas bahwa perang pemikiran itu semakin jelas terpampang di depan mata. Ada banyak upaya-upaya yang dilakukan untuk memisahkan agama dengan kehidupan.

Yang menjadi sasaran utama dalam perang pemikiran ini adalah pola pikir dan akhlak. Apabila seorang muslim sering menerima atau mendapat masukan tentang pola pikir sekuler, maka ia pun akan berpikir ala sekularisme. Dan bila sesorang sering menerima pemahaman tentang pluralisme, liberalisme, dan kapitalisme atau yang lainnya, maka mereka pun akan berpikir dari sudut pandang paham-paham tersebut.

‎Tanpa disadari perang pemikiran ini akan menyeret dan menjerumuskan seseorang ke dalam jurang kesesatan dan kekafiran.
Nauzubillah ...

Dalam Al-Qur'an Allah Swt. berfirman:

"Kemudian Kami jadikan engkau (Muhammad) mengikuti syariat (peraturan) dari agama itu, maka ikutilah (syariat itu) dan janganlah engkau ikuti keinginan orang-orang yang tidak mengetahui."
(TQS. Al-Jasiyah Ayat 18).

‎Yang menjadi target dari perang pemikiran ini adalah orang yang kuat pemikirannya. Misalnya mengirim generasi-generasi Islam yang cerdas untuk belajar Islam di luar negeri khususnya di negara barat. Bagaimana mungkin kita bisa  belajar Islam kepada  orang kafir di dunia barat sana?
Belum lagi dampak-dampak dari berbagai aspek kehidupan yang sedang kita rasakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti pergaulan yang semakin bebas, himpitan ekonomi yang semakin terasa, kejahatan dan korupsi yang merajalela, serta kebijakan-kebijakan dari penguasa yang jelas-jelas sangat tidak sesuai dengan syariat Islam, itu semua pastinya merupakan hasil dari perang pemikiran ini, hanya saja lagi-lagi banyak orang yang tidak menyadarinya.

Miris rasanya menyaksikan semua ini.
Sudah saatnya kita sebagai umat Islam untuk terus bangkit, menegakkan semua syariat Allah di muka bumi ini. Kembalilah kepada jalan kebenaran Islam dan jangan biarkan hati dan pikiran kita terkontaminasi dengan pola pikir buatan barat. Teruslah berdakwah dan menyampaikan tentang kebenaran serta indahnya Islam di tengah-tengah umat, tingkatkan selalu level kesabaran kita, karena akan banyak ujian yang datang menerpa dan jangan lupa untuk terus melibatkan Allah dalam setiap urusan kita.
Wallahualam bissawab. [Hz]

Baca juga:

0 Comments: