Kisah Inspiratif
Oleh. Tini Ummu Faris
Usia hijriahku kini sudah lebih dari 45 tahun. Masyaallah tabarakallah, berarti sudah lebih dari 45 kali ikut Ramadan. Semoga Allah mengampuni segala dosaku yang telah lalu sejak balig hingga kini. Amin.
Teringat Ramadan tahun 2006 yang lalu, bertepatan dengan kehamilan pertamaku di trimester pertama. Masyaallah, sungguh perjalanan Ramadan yang luar biasa. Awal Ramadan, usia kandungan sekitar 8 pekan. Rasanya, nano-nano. Kondisi badan insyaallah sehat. Hanya, kala itu masih beraktivitas mengajar di beberapa sekolah yang jaraknya lumayan jauh dari rumah. Qadarullah, tekanan darah rendah. Walhasil, badan kadang mudah lelah, pusing. Memang tidak sampai morning sickness, tetapi cukup mengganggu. Mengajar memang tidak setiap hari. Senin siang sampai sore di Madrasah Aliyah Tanwiriyah. Selasa dan Rabu pagi di SMA Pasundan Cikalongkulon, Selasa siang di Madrasah Aliyah Nurul Bayan. Kenangan indah berbagi ilmu kepada siswa di sekolah. Masyaallah tabarakallah, semoga menjadi amal jariahku. Amin.
Kehamilan memang tidak dijadikan penghalang aktivitas, mulai aktivitas rutin mengisi kajian, mengaji pekanan ke Sukabumi (perjalanan sekitar 25 km), aktivitas mengajar, aktivitas dakwah, dan lain-lain. Semua alhamdulilah masih bisa dijalankan. Namun, efek tekanan darah rendah pada ibu hamil, kadang rasa kantuk tak tertahankan. Sedang berada di boncengan motor suami pun sambil pegangan masih sempat tertidur. Apalagi di angkot, kalau sudah datang kantuk, langsung tertidur. Perjalanan ke Sukabumi ditempuh dengan naik bus, biasanya di bus lebih banyak tidur juga. Sedang mengajar pun rasa kantuk tak bisa ditahan. Kadang tertidur sekejap padahal sedang menjelaskan materi ke siswa yang bertanya. Astagfirullah ... Kadang kalau sudah sadar mengantuk sekali, sedang di kelas mengajar akhirnya izin dulu ke ruang guru untuk istirahat sejenak.
Pernah suatu hari sedang mengantri di Gerai Hallo. Maksud sedang membayar tagihan Hallo adikku, Heni. Tiba-tiba tak sadar sudah hampir tumbang pingsan. Ada pelanggan lain yang sedang mengantri juga ikut membantuku untuk duduk dan diberi minum terlebih dahulu.
Bagaimana dengan aktivitas puasa? Alhamdulillah masih bisa ikut puasa. Hanya saja, di penghujung hari kadang sudah lemas. Akhirnya kadang rebahan padahal tinggal beberapa menit lagi ke buka puasa. Aktivitas masak dibantu adik ipar, alhamdulilah. Terlebih lagi kalau ada jadwal mengajar. Karena masih ada kelas sore dan jarak sekolah dengan rumah lumayan menyita waktu, sekitar 1 jam lebih, biasanya lebih milih tidak berpuasa. Karena biasanya memang tidak kuat. Rukhshah berbuka akhirnya kuambil. Rasulullah saw. bersabda:
إنَّ اللهَ وَضَعَ عَنِ المُسَافِرِ شَطْرَ الصَّلَاةِ وَالصَّومَ عَنِ المُسافِرِ وَعَنِ المُرضِعِ وَعَنِ الْحُبلى
"Sesungguhnya Allah telah menggugurkan separuh salat bagi musafir serta mencabut kewajiban puasa bagi musafir, wanita menyusui, dan wanita hamil." (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Nasa'i, dan Ibnu Majah).
Alhamdulillah, Islam tidak memberatkan. Terbayang kalau kewajiban puasa harus dijalankan semua ibu hamil. Tentu akan memberatkan. Tak semua ibu hamil bisa kuat puasa. Tergantung kondisi tubuh ibu dan kondisi janinnya. Sehingga, memang sebaiknya ibu hamil berkonsultasi terlebih dahulu dengan tim medis, baik dokter ataupun bidan. Kalau dengan puasa akan membahayakan ibu hamil ataupun janin, tidak disarankan untuk puasa.
Memang terbayang saat hamil juga. Enaknya tetap puasa. Alasannya salah satunya agar tidak mengqada puasa di hari lain. Namun, aku tak boleh memaksakan diri. Apalagi sudah sadar kondisi lemas kalau berpuasa, berbuka tentu lebih baik.
Masih ada hari lain di luar Ramadan untuk mengganti. Alhamdulillah saat hamil pertama itu bisa berpuasa dan hanya enam hari tidak puasa. Enam hari tersebut kalau ada jadwal mengajar ke Cikalongkulon. Jarak tempuh dari rumah yang saat itu di Warungkondang yaitu sekitar 27,3 km. Kalau ditempuh angkot harus pakai tiga kali naik angkot. Karena tinggal di tempat yang dekat dengan jalur bus, dan saat itu terminal bus Cianjur dekat dengan terminal angkot Cikalongkulon, kadang dari rumah cukup naik bus lalu lanjut pakai angkot. Perjuangan mengajar yang luar biasa. Nikmat sekali.
Kehamilan pertama, kujalani dengan setumpuk aktivitas. Kenikmatan hakiki. Salah satu doa yang senantiasa terlantun setiap habis salat,
اللهم احفظ ولدي مادام في بطني وصوره صورة جميلة حسنة كاملة واخرجه من بطني سهلا سلاما اللهم اجعله مطيعا لك ولرسولك ومجاهدا في سبيلك وبرا بوالديه ومحبا للفقراء والمسا كين برحمتك يا ارحم الرحمين
"Ya Allah, jagalah anakku selama di dalam kandunganku. Jadikanlah ia dengan bentuk yang indah, bagus dan sempurna. Dan keluarkanlah ia dari kandunganku dengan mudah dan selamat. Ya Allah jadikanlah ia taat kepada-Mu, kepada Rasul-Mu, dan menjadi mujahid di jalan-Mu dan berbakti kepada kedua orang tuanya, mencintai fakir miskin. Dengan rahmat-Mu wahai Zat yang paling mengasihi di antara orang-orang yang mengasihi."
Hamil di saat Ramadan sungguh pengalaman yang sangat berharga bagiku. Alhamdulillah, Aa Fatih saat ini sudah berusia 17 tahun. Muhammad Al Fatih, anak pertama kami. Nama yang kami berikan untuknya sebagai kenanganku kala itu sedang mengkaji kitab Ad-Daulah Islam. Semoga menjadi pejuang Islam yang tangguh. Ya Allah, jadikanlah anak-anak kami menjadi anak yang saleh. Amin.
Wallahualam bissawab
Cianjur, 2 April 2024
23 Ramadan 1445
Baca juga:

0 Comments: