Headlines
Loading...
Challenge Motivasi 

Oleh. Waviza

Dia sosok  pekerja keras dan pantang menyerah. Senantiasa berusaha untuk tercapainya sebuah cita-cita. Dia berani mencoba dan bertanggung jawab atas apa yang dimilikinya. Walau kadang ada celah kesalahan karena dia juga manusia. 

Dia selalu ada saat diperlukan. Menemani di kala sedang senang maupun kehilangan. Kesedihan senantiasa ditutupinya agar tak terlihat oleh setiap orang. Dia seorang pahlawan. Bagiku pengorbanannya begitu besar. Tiada kesah saat aku membutuhkan. Dan tiada kelelahan yang diberikan. Semua dilakukannya dengan penuh senyuman dan harapan. 

Dialah ayahku sosok yang menemani ibuku. Sosok yang menjaga keluarga dan juga semuanya. Rela melakukan pengorbanan luar biasa demi keluarga. Memberi dengan hati, menjaga dengan raga, dan melindungi walau dirinya sendiri tersakiti. Semua itu dilakukannya demi kami. 

Sejak dini, dia mendukungku dalam menempuh pendidikan. Tak peduli kondisi ekonomi yang penting pendidikan anak terpenuhi. Pengorbanannya hingga saat ini masih belum berhenti dan sampai kapanpun tak akan berhenti. Karena sejatinya dia cinta yang penuh arti. 

Melihatnya lelah mengiring hati menjadi sendu, menahan kepedihan dan kerasnya kehidupan. Namun, sedikit pun tak tertunjukkan padaku. Hanya saja, dari tubuhnya, raut wajahnya, membuatku peka bahwa sangat keras perjuangannya. Sampai saat ini, perjuangannya masih untukku dalam membiayai sekolahku. 

Oleh karenanya, banyak penyesalan yang kulalui. Setiap perbuatan dan perkataan senantiasa kupertimbangkan saat bersamanya. Khawatir ada yang membuat hatinya terluka. Karena sejatinya, ketidakmampuanku untuk membalas semua jasanya. Dimulai dari tidak tahu apa-apa dan sekarang ingin menggapai cita-cita. Sungguh, berdosa bila diri ini menepikan pengorbanannya. 

Sebagaimana larangan saat berkata "ah" kepadanya.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

۞ وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا

"Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik." (TQS. Al-Isra'17:23).

Bayangkan, berkata "ah" saja dilarang bagaimana perkataan lain atau bahkan perbuatan kita yang tidak sengaja terlontar kepadanya? Berbakti kepadanya saja belum tentu cukup, setidaknya senangi dia dengan perkataan dan perbuatan yang baik. Wallahu 'alam Bishawab. [ry].

Baca juga:

0 Comments: