Headlines
Loading...
Aktivasi Sumur Idle dengan Menggandeng Investor akankah Menguntungkan Rakyat?

Aktivasi Sumur Idle dengan Menggandeng Investor akankah Menguntungkan Rakyat?

Oleh. Endang Mulyaningsih

Untuk jalannya pemerintahan ditambah dengan utang yang menumpuk hingga melampaui target, membuat negara terus memeras otak untuk menambah pemasukan. Salah satu caranya dengan mencari alternatif pemasukan selain dari sektor pajak, yakni dengan menggenjot produksi minyak.

Banyaknya sumur minyak yang tidak beroperasi (idle) dianggap menjadi peluang untuk bisa menambah produksi dan meningkatkan pemasukan melalui sektor ini. Pemerintah pun berupaya merevitalisasi sumur minyak yang saat ini menganggur atau tidak aktif.

Hal ini disampaikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia saat Rapat Kerja bersama Komisi VII DPR RI, Senin (26/8/2024). Revitalisasi sumur idle dilakukan sebagai upaya pemerintah dalam menggenjot produksi minyak nasional. Dari sekitar 5 ribu sumur minyak, terdapat 16.250 sumur yang menganggur. Ini dikarenakan kurang optimal pengelolaannya. Karena itulah, Bahlil juga berencana menawarkan pengelolaan sumur idle kepada investor, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri (cnbcindonesia.com, 26/8/2024).

Kebijakan 'Asal Dapat Untung'

Menghidupkan kembali sumur minyak dengan harapan akan memperoleh keuntungan dari sektor ini, tetapi pengelolaannya diberikan kepada swasta merupakan pola pikir yang salah. Negara seakan enggan mengelola, padahal itu menjadi tugasnya. Negara hanya mau untungnya, tetapi tidak mau repot-repot.

Selain dari itu, pendapatan yang diperoleh negara tidak sebanding dengan minyak yang dieksplorasi karena pengelolaannya diserahkan kepada swasta yang fokus mencari keuntungan. Sebagai pengelola yang mindset-nya mencari cuan, swasta mendapatkan keuntungan lebih besar. 
 
Asal dapat untung, tetapi nyatanya malah buntung. Terbukti, kita punya banyak minyak bumi, tetapi kita terus mengimpor BBM karena minyak dikuasai swasta. Bahkan, rakyat harus membeli dengan harga yang mahal. 

Itu menggambarkan bahwa pola pikir yang dimiliki para penyelenggara negara adalah pola pikir kapitalis. Negara hanya memikirkan yang penting dapat untung, padahal tak seberapa jumlahnya. Parahnya, negara berusaha mencari untung dengan menjual minyak pada rakyatnya.

Itulah efek dari penerapan sistem kapitalisme. Di mana penyelenggaraan negara orientasinya adalah mencari keuntungan, bukan melayani rakyat.

Islam Punya Solusi

Islam memandang bahwa SDA yang ada dalam negara adalah milik rakyat (umat). Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah saw.: "Kaum muslim itu berserikat (memiliki hak yang sama) dalam tiga hal: padang, air, dan api." (HR. Abu Dawud) 

Maka dari itu, negaralah yang bertugas untuk mengelola SDA tersebut sehingga bisa dimanfaatkan untuk kemakmuran rakyat. Negara harus mengelola sendiri SDA tersebut dengan mencari strategi yang bagus agar hasilnya maksimal dan bisa meningkatkan kesejahteraan rakyat. 

Tidak boleh bagi negara menyerahkan pengelolaannya pada pihak swasta, baik asing maupun pribumi karena banyak kerugiannya. Namun, negara boleh menyewa tenaga kerja asing untuk dipekerjakan di tempat tersebut. Posisi tenaga kerja asing tersebut sebagai karyawan yang diupah, bukan rekanan dalam usaha eksplorasi SDA. 

Dengan mengelola sendiri SDA, maka hasilnya akan masuk seluruhnya ke kas negara tanpa harus berbagi dengan pihak mana pun. Hasil dari pengelolaan SDA akan masuk ke dalam baitulmal dan digunakan untuk kesejahteraan rakyat. Bisa juga hasilnya tersebut dikembalikan pada rakyat secara cuma-cuma atau dengan harga murah karena hanya mengganti biaya produksinya. 

Mengenai pejabat negara, maka sesungguhnya ia bertugas sebagai pelayan rakyat. Ia bekerja untuk rakyat dengan mengurusi segala urusan mereka dengan baik. Tugasnya memastikan urusan rakyat terselenggara dengan baik dan segala kebutuhannya dapat tercukupi. Dengan begitu, rakyat akan mendapatkan kesejahteraan lahir dan batin.

Agar itu terwujud, maka negara harus mengambil sistem Islam. Hanya Islam yang dapat menyelenggarakan urusan manusia dengan baik, termasuk dalam pengelolaan SDA. Kekayaan alam yang melimpah ini akan dapat benar-benar bermanfaat bagi rakyat, bukan untuk memperkaya para investor semata. Penerapan Islam dalam kehidupan akan menjamin terwujudnya kemaslahatan untuk semua orang. [Ni]

Baca juga:

0 Comments: