Headlines
Loading...
Oleh. Dewi Kusuma 
(Pemerhati Umat)

Menjadi seorang penulis adalah hal yang tidak terbayangkan di usia senjaku. Kita tentu masih lekat dengan wabah covid 19 yang menyerang Indonesia khususnya dan dunia pada umumnya. Setiap hari berita korban dan melonjaknya penderita terus terdengar setiap hari.

Berawal dari himbauan untuk stay at home membuat kegiatan di luar rumah terbatas dan lebih banyak menghabiskan waktu di dalam rumah. Sistem perekonomian pun menjadi hancur, karena usaha keluar rumah dibatasi. Akhirnya ekonomi keluarga pun tersendat bahkan terpuruk.

PHK banyak terjadi dimana-mana hingga saat ini. Hal ini sangat berdampak pada perekonomian keluarga yang menjadi hancur. Keadaan ekonomi pun hingga saat ini belum teratasi bahkan harga-harga kebutuhan pokok melonjak tinggi sementara daya beli masyarakat merosot drastis.

Di masa wabah covid-19 merebak inilah saya diamanahi menjadi tim penulis. Rasa hati kaget ingin berontak namun ini adalah bagian dari amanah dakwah maka harus dijalani dan mencoba untuk bisa. Inilah tantangan amar makruf nahi mungkar mesti dijalani dengan ikhlas hati. Sebagai tim yang bergabung di dunia menulis tentu hal ini menjadi tantangan tersendiri. Asyik-asyik sedap begitu karena pengalaman masih kosong.

Koordinator penulisan pun mengarahkan untuk bergabung di tim kepenulisan. Akhirnya Bunda Rita Handayani sebagai koordinator tim memberikan saran untuk bergabung di dunia tulis menulis. Saya mencoba untuk menghubungi nomor HP yang beliau berikan. Alhamdulillah setelah kurang lebih satu hingga dua minggu saya mendapat respon dari Apu Indragiry, selaku pembimbing. Alhamdulillah dalam tempo satu tahun dapat menciptakan dua buku karya tulis solo.

Saya mulai mengenal berbagai media tayang lain sebagai bentuk uji nyali. Saya memacu adrenalin dengan mengirimkan naskah ke berbagai media. Ada media yang susah ditembus agar naskah bisa tayang. Setiap kirim selalu ada berbagai surat cinta yang disertakan untuk merevisi tulisan yang saya kirimkan. Inilah tayangan dalam berkarya. Mesti harus dilalui dengan lega hati.

Ada pula media yang mudah tayang. Hal ini tentu membawa kebahagiaan hati tersendiri. Semoga dengan karya yang terpampang di media mampu untuk menggugah wawasan para pembaca. Berharap semoga naskah yang tersebar di media mampu menjadi amal jariah sebagai hujjah di hadapan Allah Swt.

Dengan menyimak karya tulis yang terpampang di media sosial, ada hal yang membuat hatiku tertarik. Yaitu mengikuti challenge tadarusan Al-Qur'an yang diposting di media sosial oleh Bunda Dewi Fitriana yang memosting tadarusan Al-Qur'an. Beliau pun memberikan nomor telepon agar bisa menghubungi Bunda Lilik S Yani selaku muassisnya  Sahabat Surga Cinta Qur'an.

Alhamdulillah saya bisa menghubungi beliau dan ikut bergabung di challenge tadarusan Al-Qur'an periode ke-21. Hal ini adalah salah satu cara saya agar intensif membaca Al-Qur'an. Semoga dengan senantiasa membaca Al-Qur'an aktivitas ini adalah salah satu upaya untuk meraih ibadah yang  bernilai pahala agar menjadi wasilah agar diberikan syafaat oleh Allah Swt ataupun oleh Rasulullah saw.

Alhamdulillah pula dengan wasilah tadarusan bareng banyak manfaat yang bisa diperoleh untuk menambah potensi diri. Alhamdulillah pula bisa bergabung di challenge menulis 14 hari semoga hal ini bisa menjadi salah satu ladang ber amar makruf nahi mungkar.

Dengan membaca dan menulis adalah perangkat dasar yang diajarkan Allah Swt agar kita mampu berkomunikasi. Dengan kita senantiasa berkarya tulis semoga ini adalah salah satu cara untuk memberikan hal-hal untuk menambah wawasan kita dalam menggapai rida Allah Swt.

Allah Swt berfirman:

عَÙ„َّÙ…َÙ‡ُ ٱلْبَÙŠَانَ
"Mengajarnya pandai berbicara".
 (QS. Ar-Rahman: 4)

الَّØ°ِÙŠْ عَÙ„َّÙ…َ بِالْÙ‚َÙ„َÙ…ِ , عَÙ„َّÙ…َ الْØ¥ِÙ†ْسَانَ Ù…َا Ù„َÙ…ْ ÙŠَعْÙ„َÙ…ْ

"(Zat) yang mengajarkan (manusia) dengan perantaraan qalam, mengajar manusia apa yang belum diketahui(nya)".
(QS. Al-Alaq: 4-5)

Wallahualam bissawab.

Serang Banten, 02 September 2024

Baca juga:

0 Comments: