Headlines
Loading...
Oleh. Salma

Bahagiaku di hati
Di mana bahagiamu???

Bahagia dimaknai berbeda-beda oleh setiap orang. Di sistem kapitalis saat ini, orang memaknai bahagia dengan ukuran materi. Mereka merasa bahagia ketika semua kebutuhan hidupnya terpenuhi: punya rumah, bisa memakai pakaian yang bagus dan mahal, bisa makan makanan enak yang mereka inginkan, punya mobil, punya hp dengan merk terbaru, punya kendaraan bagus, bisa pergi liburan kemana pun yang mereka inginkan, dan segudang keinginan materialis lainnya.

Berbeda dengan kebahagian bagi seorang muslim. Seorang muslim akan merasa bahagia ketika dia mendapatkan rida Allah. Dan rida Allah bisa diraih ketika dia beriman dengan sebenar-benarnya iman, kemudian beramal salih: beramal sesuai dengan perintah dan larangan Allah.

Ketika Allah sudah rida, seorang muslim akan merasa bahagia, merasa tenang karena   dia sudah taat kepada Allah. Dia yakin akan janjinya Allah bagi hambaNya yang beriman dan beramal salih. Tidak ada ketakutan dan kegelisahan sama sekali, apapun kondisinya: susah maupun senang.

Allah Ta’ala berfirman, yang artinya, “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik.” (TQS. An Nahl: 97). 

Kehidupan yang baik, janji Allah bagi hambaNya yang beriman dan beramal salih. Apalagi yang perlu diragukan dari janjiNya Yang Maha Menepati Janji?

Berbeda dengan orang-orang kapitalis yang mengukur kebahagiaanya berdasarkan materi. Mereka tidak akan pernah merasa tenang dan cukup, karena pada dasarnya nafsu manusia itu tak terbatas, selalu merasa kurang dan kurang. Tidak pernah merasa cukup dengan kekayaan dan kenikmatan hidup yang sudah dimiliki.

Padahal kaya sejatinya adalah bukan banyaknya harta atau banyaknya kemewahan dunia. Namun yang namanya kaya adalah hati yang selalu merasa cukup. (HR. Bukhari dan Muslim).

Jadi dimana bahagiamu, di hati atau di materi? Mari terus perbaiki diri. Mengukur segala hal sesuai tuntunan Ilahi. Jangan sampai terkontaminasi dengan kapitalisme yang menggerus keimanan hakiki. 

Beriman dan beramal salihlah, pasti kebahagian yang kau cari akan kau temui.

Wallahualam bissawab. [ry].

Baca juga:

0 Comments: