Headlines
Loading...
Oleh. Dewi Khoirul 

Menjalani setiap detik hari dalam kehidupan kita akan terasa ringan apabila setiap langkah yang kita lakukan hanya untuk Allah semata.
Dan berharap aktivitas yang kita jalani mendapat berkah dari Allah jua.

Makna berkah menurut para ulama adalah sesuatu yang melimpah, juga bermakna bertambahnya kebaikan, termasuk bertambahnya rezki, kasih sayang, ketenangan, kenyamanan, usia dan lain sebagainya.

Bagi setiap muslim yang telah mengkaji pemahaman Islam tentulah dalam setiap aktivitas yang dipikirkan adalah bagaimana aktivitas tersebut diterima oleh Allah.
Dia akan berusaha mengikuti langkah-langkah yang telah ditentukan oleh syariat dalam beramal, tak lupa dia iringi dengan keikhlasan.
Setelah semua yang dijalani itu terlaksana maka dalam hatinya terasa ringan dan ada kepuasan tersendiri yang tak mungkin bisa diungkapkan dengan kata-kata.

Semisal aktivitas seseorang yang dalam hatinya ingin ditunjukkan jalan kebenaran, kemudian melakukan tilawah Al-Qur'an, dan dilanjut dengan mentadaburinya, lantas hatinya tergerak untuk segera melakukan amal saleh ketika membaca ayat-ayat yang menjelaskan kabar gembira bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh.

Dia juga segera bergerak menjauhi larangan ketika membaca ayat-ayat ancaman bagi para pelaku maksiat tempatnya adalah neraka.
Hal demikianlah adalah termasuk keberkahan yang dimaksudkan.
Berkah dari Al-Qur'an yang dibaca dan dipelajari dengan sungguh-sungguh.
Alhasil, Al-Qur'an benar-benar menjadi petunjuk dalam menjalani setiap aktivitas dalam kehidupannya.

Sebagaimana Allah telah menjelaskan dalam 
Al-Quran surah Shaad ayat 29,
"Ini (Al-Quran) adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu, penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya orang-orang yang mempunyai pikiran mendapatkan pelajaran.” 

Begitu indah dan menyejukkan hati andai kita bisa senantiasa berbuat dan bertindak sesuai dengan tuntunan dalam Al-Qur'an.
Akan tetapi saat ini yang bisa kita lakukan adalah masih sebatas ketaatan sebagai individu dalam aktivitas yang berhubungan dengan individu juga, seperti makan, minum, berpakaian, birrul walidain, menjadi istri shalihah, anak shalihah dan lain sebagainya.

Namun, dalam aktivitas yang berhubungan dengan masyarakat luas atau dalam negara, kita belum bisa melaksanakan ketaatan secara total, karena aturan-aturan yang diterapkan bukan berasal dari Islam.
Sehingga kita sulit untuk melakukan ketaatan yang demikian.
Semisal kita menolak riba, judi dan zina dan itu diharamkan dalam Al-Qur'an, akan tetapi hal itu telah menjadi suatu kebiasaan di masyarakat, dan negara tidak memberi sangsi tegas atas pelanggarannya, karena negara ini menerapkan aturan kapitalisme yang menghalalkan segala cara asal mendapat manfaat darinya. Tentulah sulit kita berharap keberkahan dari sistem demikian.

Harapan besar kita hanya pada Allah dan sistem aturan-Nya yang insyaallah akan membawa keberkahan dalam kehidupan kita ketika syariat-Nya benar-benar diterapkan menjadi aturan hidup dalam mengurus masalah individu, bermasyarakat dan juga bernegara.

Wallahualam bissawab.

Kediri, 30 Agustus 2024

Baca juga:

0 Comments: