Headlines
Loading...
Oleh. Eka Suryati 

Sejatinya, manusia hidup dan bisa berada di fase sekarang ini merupakan hasil dari perjuangan yang merupakan bagian dari takdir Allah. Manusia yang makan dan mengambilnya sari patinya berasal dari tanah, lalu Allah jadikan sari pati makanan itu menjadi mani, dan seterusnya. Untuk menjadi benih yang tersimpan di rahim yang kokoh, maka sel sperma itu telah melakukan perjuangan agar bertahan dan akhirnya berproses menjadi manusia seperti kita saat ini. Hal tersebut Allah terangkan dalam firman-Nya Qur'an surah Al-Mu'minuun ayat 12-14.

Sungguh Allah adalah sebaik-baik pencipta, tak ada yang mampu menandinginya dan memang tak akan ada yang bisa menyerupai-Nya dalam segala bentuk dan halnya. Pada penciptaan manusia yang melalui proses menjadi bukti terhadap kebesaran Allah.

Manusia hidup harus berjuang karena dalam setiap perjuangan terletak keindahan perjalanan hidup menuju pendewasaan diri. Kita bisa mengibaratkannya seperti seorang pengrajin yang membentuk karyanya dengan tangan penuh kesabaran, begitu pula hidup manusia dipahat oleh tantangan yang membentuk karakter dan kekuatan batin. Setiap kesulitan adalah batu loncatan menuju pencapaian yang lebih tinggi, dan setiap langkah dalam perjuangan adalah langkah menuju penemuan jati diri. Dalam keteguhan menghadapi rintangan, kita menemukan arti sejati dari keberanian dan makna yang mendalam, menjadikan hidup ini penuh warna dan makna. Allah yang menciptakan manusia saja, melihat suatu proses yang dilakukan oleh manusia, bukan hasil yang telah dicapainya.

Dalam pencapaian diri tidak boleh gampang berputus asa. Demikian juga dalam memperjuangkan kebenaran dan keadilan. Islam memang meminta kita untuk selalu menegakkannya dimanapun berada. Walaupun karenanya kita akan mengalami kesulitan, ada onak dan duri kehidupan yang akan membuatnya terasa berat. Cukup Allah sebagai tujuan hidup, nanti kesulitan itu akan teratasi dengan sendirinya. Allah akan menilai setiap proses yang kita lalui dalam berjuang menegakkan kebenaran dan keadilan di bumi-Nya ini.

Perjuangan menegakkan kebenaran dan keadilan merupakan bagian dari dakwah yang diembankan kepada kita umat Islam yang dirahmati oleh Allah. Setiap orang yang telah baligh dan berakal, baik laki-laki maupun perempuan dari umat Islam, memiliki kewajiban untuk mengemban tugas dakwah. Kita adalah penyambung tugas Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassallam untuk menyampaikan dakwah. Dan kita dapat mengambil bagian dari dakwah itu menurut kemampuan yang kita miliki. Allah tahu apa yang bisa kita lakukan atau tidak bisa. Maka jangan pernah ragu menjadi bagian dari pengemban dakwah, untuk menyampaikan kebenaran Islam. Allah selalu ada, melihat dan siap menolong kita kapanpun dan dimanapun kita berada. Hilangkan keraguan dalam diri kita. Kita tidak sendirian, ada Allah yang selalu memberikan kasih sayangnya dalam setiap keadaan.

Kalau kita memahami bahwa dakwah itu adalah suatu proses penyampaian, ajakan atau seruan kepada orang lain atau kepada masyarakat agar mau memeluk, mempelajari, dan mengamalkan ajaran agama, maka dakwah merupakan kewajiban  setiap individu. Seorang ayah wajib menyampaikan Islam kepada anak dan istrinya, berarti dia harus berdakwah kepada keluarganya. Seorang pemimpin harus melakukan kewajiban mengayomi rakyatnya sesuai dengan aturan Allah, berarti pemimpin itu telah melakukan dakwah Islam secara nyata. Tak ada alasan kita untuk tidak berdakwah. Dakwah menjadi kewajiban setiap individu, apalagi kalau ia melihat kerusakan terjadi disekitarnya, maka kewajibannya untuk membenahi keadaan yang terjadi. Tidak boleh kita berdiam diri terhadap kerusakan yang terjadi di depan mata kita. Bila kita berdiam diri, maka tunggulah kehancuran dan kebinasaan yang akan menimpa kita bersama. Kezaliman akan terus ada, bukan karena banyaknya orang-orang jahat, tapi karena diamnya orang-orang baik. (Kata-kata bijak Ali bin Abi Thalib)

Dakwah itu, melakukan amar makruf dan nahi mungkar. Dan memang begitulah hidup ini, kebaikan disampaikan dengan penuh cinta. Kejahatan harus diberantas secara tegas. Tak ada toleransi terhadap semua yang bertentangan dengan ajaran Islam. Hal ini tercantum dalam firman Allah yang berbunyi :

"Hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung." (QS. Ali Imran/3 : 104).

Berdakwahlah dengan cinta. Di dalam cinta ada perjuangan dan pengorbanan. Berjuanglah dalam dakwahmu. Jangan pernah berdiam diri melihat kemungkaran merajalela, lalu beramar makruflah. Kelak kita akan memetik hasil dari perjuangan menegakkan kebenaran Islam. Jika bukan di dunia, maka di akhirat kelak hasilnya akan kita dapatkan.

Baca juga:

0 Comments: