Headlines
Loading...
Oleh. Eka Suryati 

Teguh. Jika kita mendengar kata itu, maka akan terbayang sesuatu yang kuat, kokoh, dan tidak mudah tergoyahkan. Sering kita mendengar kalimat 'hatinya teguh bagaikan batu karang.' 

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata teguh bermakna kekuatan atau ketetapan. Orang yang memiliki hati yang teguh, maka ia tidak gampang untuk menyerah pada keadaan yang tidak mengenakkan yang sedang melanda hidupnya, ia tetap dalam pendiriannya.

Orang seperti itu karena hatinya ada yang menguatkan yaitu keimanan di dalam dada. Keteguhan hati tidak terjadi begitu saja. Ia lahir karena adanya keimanan. Keteguhan iman adalah kunci utama dalam menghadapi berbagai tantangan hidup. Dalam Islam, iman yang teguh bukan hanya tentang percaya pada Allah, tetapi juga tentang kesetiaan dalam menjalankan ajaran-Nya dengan penuh keyakinan. Ketika kita menghadapi cobaan, keteguhan iman memberi kita kekuatan untuk tetap bersabar dan terus berusaha. 

Iman itu ada dalam hati, karena keimanan itu dipercaya oleh hati, diucapkan oleh kata dan diamalkan oleh perbuatan tubuh. Kepercayaan kita kepada Allah menyebabkan hati kita mengakui adanya Allah, tak cukup mempercayainya di dalam hati, namun harus disertai dengan perbuatan kita, yaitu kita menyembah-Nya. 

Islam bukan suatu ajaran yang hanya meyakini adanya Allah, namun harus membuktikan bahwa ia meyakini Allah tersebut. Meyakini Allah berarti harus menyembah-Nya. Bagaimana caranya? Ya harus salat untuk membuktikan keimanan adanya Allah di dalam hati tadi. Islam itu paket komplet, selaras antara pengakuan di hati, perkataan yang dilisankan dan perbuatan yang dilakukan.

Jika kita benar-benar percaya kepada Allah, maka kita akan mengerjakan apa yang diperintahkan-Nya dan menjauhi apa yang dilarang-Nya, meskipun dalam kondisi yang sangat sulit. Keteguhan iman menjadikan kita lebih kuat dalam menghadapi segala ujian hidup dan menjaga kita dari kesalahan, baik ucapan maupun perbuatan. Dalam QS. Ibrahim ayat 27, 

يُثَبِّتُ اللّٰهُ الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا بِالۡقَوۡلِ الثَّابِتِ فِى الۡحَيٰوةِ الدُّنۡيَا وَفِى الۡاٰخِرَةِ‌ ۚ وَيُضِلُّ اللّٰهُ الظّٰلِمِيۡنَ‌ ۙ وَيَفۡعَلُ اللّٰهُ مَا يَشَآءُ

Artinya, "Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh (dalam kehidupan) di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan Allah berbuat apa yang Dia kehendaki."

Allah yang memahami semua yang diciptakan-Nya menjadikan ucapan yang baik dan teguh sebagai pengokoh keimanan. Sebaliknya, dengan keimanan yang baik dan kokoh, menjadikan perkataan yang keluar dari lisannya menjadi baik dan teguh. Ada hubungan timbal balik antara keimanan dan perkataan yang baik dan teguh. 

Perkataan yang baik lagi meneguhkan hati itu adalah tentang kesaksian kita umat Islam bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad sebagai utusan Allah. Ini adalah kunci utama dan satu-satunya tiket untuk masuk ke gerbang surga Allah. Tanpa persaksian dua kalimat syahadat, seseorang tidak bisa menjadi umat Islam. Jika tidak menjadi umat Islam, maka jalan ke surga terkunci selamanya dari orang tersebut. Semua itu dikarenakan setelah Islam turun sebagai agama terakhir dan telah menyempurnakan semua hukum-hukum yang pernah ada, maka rida Allah hanya diberikan pada agama Islam, sebagaimana yang Allah terangkan dalam Al-Qur'an.

"Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu."

Setelah umat Islam meneguhkan diri, bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah, maka umat Islam harus memiliki komitmen untuk menjalankan semua perintah dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Lalu istikamah menjadi cara untuk menjaga hati tetap teguh dalam nikmatnya iman Islam. Godaan, gangguan, ancaman akan menyertai keteguhan hati, namun harus dilalui karena hanya itulah titian penyelamat diri.

Ingatlah, bahwa keteguhan iman bukan berarti tidak merasakan kesulitan, tetapi bagaimana kita tetap berpegang pada keyakinan kita saat kesulitan datang. Setiap ujian yang kita hadapi adalah kesempatan untuk memperkuat iman dan mendekatkan diri kepada Allah. Allah menjanjikan bahwa setelah kesulitan akan ada kemudahan. Jadi, tetaplah teguh dalam iman dan yakinlah bahwa Allah selalu bersama orang-orang yang sabar dan terus berusaha istikamah dalam iman Islam. [Hz]

Baca juga:

0 Comments: