Headlines
Loading...
Oleh. Erna Kartika Dewi 

Setiap manusia yang hidup pastinya akan selalu menghendaki sebuah kehidupan yang penuh dengan kebahagiaan. Tidak ada satu pun mahluk di dunia yang menginginkan kehidupan ini penuh dengan kesedihan dan air mata, serta dipenuhi berbagai macam masalah yang membuat hati menjadi gelisah dan tidak nyaman.

Standar kebahagiaan dari setiap orang pun pastinya berbeda-beda. Mungkin ada yang merasa bahagia dengan hidup yang bergelimang harta, ada yang bahagia dengan kehidupan yang apa adanya tapi tanpa hutang, ada juga yang merasa bahagia ketika merasa apa yang menjadi cita-cita dan tujuan hidupnya telah benar-benar diraih.

Terkadang sebagai manusia pun kita sering tidak paham apa yang menjadi ukuran kebahagiaan kita. Karena memang kita sebagai manusia selalu dipenuhi dengan rasa tidak puas. Padahal jika kita renungkan, begitu banyak nikmat yang sudah Allah berikan buat kita. Bahkan semua itu nyaris tak terhitung sama sekali. Siapalah kita ini?
Hamba yang selalu saja banyak mengeluhnya daripada rasa bersyukurnya.
Tetapi Allah terus saja memberikan kasih sayang dan semua nikmat-Nya kepada kita.
Tak malukah kita dengan semua itu?

Apakah dengan memiliki harta yang melimpah, keturunan yang banyak, pencapaian dan karir yang melejit merupakan standar kebahagiaan? Tentunya tidak menjamin, tidak sedikit orang yang bergelimang harta akan tetapi hidup masih diselimuti dengan kesedihan dan rasa kurang. Bahkan ada juga orang yang sukses dalam segala hal, melejit karirnya, apa pun bisa didapatkan, tetapi tetap merasa ada yang kurang dalam hidupnya. Lantas, sebenarnya dari mana bahagia itu didapatkan?

Sejatinya, kebahagiaan bukanlah didapatkan, melainkan diciptakan. Bahagia diciptakan oleh hati dan pikiran yang terus bersyukur akan nikmat yang diberikan oleh-Nya.
Dalam Al-Qur'an Allah Swt. berfirman, 
"Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih."
(TQS. Ibrahim ayat 7).

Jika kita berpikir, makna di balik perintah Allah untuk senantiasa bersyukur, selain akan ditambahkan nikmat-Nya oleh Allah, hal itu pun ternyata akan sangat berpengaruh terhadap kesehatan kita. Syukur artinya berterimakasih kepada Allah atas semua nikmat yang sudah diberikan kepada kita.  

Bahkan dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa menurut Ibnu Qoyyim, arti syukur itu berarti menunjukkan adanya nikmat yang Allah berikan pada diri manusia, dan diberikan dengan lisan berupa pujian kepada Allah, kemudian dengan hati melalui saksi dan cinta kepada Allah, dan dengan anggota badan berupa ketaatan dan kepatuhan kepada Allah.

Beberapa upaya syukur yang dapat kita lakukan diantaranya yaitu: Pertama, syukur dengan hati. Artinya menyadari sepenuhnya bahwa nikmat yang kita peroleh baik besar maupun kecil, banyak atau pun sedikit semata-mata, karena anugerah dan kemurahan Allah semata.
Allah Swt., berfirman dalam Al-Qur'an:
"Segala nikmat yang ada pada kamu (berasal) dari Allah." (TQS. An-Nahl ayat 53).

Kedua, syukur dengan lisan. Artinya setiap nikmat yang dirasakan oleh manusia bersumber dari Allah, dan secara spontan kita akan  mengucapkan Alhamdulillah dari lisan kita. Meskipun nikmat dan rezeki tersebut kita peroleh dari orang lain, tetapi lisan kita tetap memuji Allah. Seseorang tersebut hanyalah perantara dari Allah untuk menyampaikan semua itu kepada kita.

Ketiga, syukur dengan perbuatan. Artinya bahwa seluruh nikmat dan kebaikan yang kita terima harus dipergunakan di jalan yang diridai oleh Allah. Contohnya, yaitu semua digunakan untuk beribadah hanya kepada Allah, digunakan untuk membantu orang lain dari kesulitan, dan juga digunakan untuk  perbuatan baik lainnya.

Menjaga nikmat dari keburukan merupakan sebuah hal yang harus kita lakukan.
Ketika kita mendapatkan nikmat dan karunia, sebaiknya kita menggunakan nikmat  tersebut dengan sebaik-baiknya dan berusaha untuk menjaga nikmat tersebut dari segala macam keburukan yang akan merusaknya. 
Misalnya, ketika Allah memberikan kita nikmat sehat, jagalah tubuh kita untuk tetap sehat  agar terhindar dari sakit. Begitu pula halnya dengan nikmat iman dan Islam, kita harus senantiasa menjaganya, misalnya dengan menjaga ibadah salat kita, rajin bercengkrama bersama ayat-ayat cinta-Nya, sering hadir dalam majelis-majelis ilmu, senang berzikir dan tak pernah lelah untuk berdoa.

Doa adalah salah satu upaya yang bisa kita lakukan agar senantiasa memiliki rasa syukur terhadap semua nikmat Allah. Saat berdoa, mintalah agar senantiasa diberikan rasa bersyukur dalam kondisi apa pun. Mohonlah terus agar kita bisa menghargai setiap nikmat yang diberikan meskipun semua tampak sederhana.

Renungkanlah. Begitu banyak waktu yang kita habiskan hanya untuk memikirkan kekurangan dalam hidup kita dan apa yang belum kita miliki. Kita lupa bagaimana cara bersyukur atas apa yang sudah kita miliki selama ini. Dan ternyata bukan bahagia yang membuat kita bersyukur, tetapi rasa syukurlah yang membuat kita bahagia. Semoga kita selalu menjadi hamba Allah yang pandai bersyukur dan bahagia di dunia maupun di akhirat. Amin ya Rabbal alamin. [Hz]

Baca juga:

0 Comments: