Headlines
Loading...
Oleh. Muflihah Leha

Agar tulisan cetar membahana. Gimana ya caranya? Rasanya ingin sekali tulisanku menggugah hati para pembaca. Namun, semuanya kita kembalikan kepada sang pemilik hati yaitu Allah. Tujuan menulis tidaklah lain hanya mengharapkan rida dari Allah semata.

Semua penulis yang menghasilkan tulisan keren dan cetar membahana, harus melewati latihan terus menerus. 

Tidak ada manusia yang terlahir langsung jadi penulis, semua itu butuh proses.
Gak ada yang didapatkannya dengan instan. 
Kecuali, Indomie dan sejenisnya.

Di dalam segala bidang, entah apapun bidangnya itu, sudah pasti ada fase-fasenya, dimana pada fase pertama adalah fase latihan. Tidak mungkin langsung ujug-ujug menjadi sukses, pasti ada suatu hal yang dimana masa proses pembelajaran itu tidak langsung berhasil. Biarlah masa itu akan menjadi kenangan ketika kita sudah melewatinya, dan pengalaman itu yang akan mengantarkannya menuju kesuksesan.

Begitu juga di dalam dunia tulis-menulis.
Meski tak menampik ada yang memang memiliki bakat menulis. 
Walaupun tidak semua penulis berasal dari bakat namun ia yang terbiasa menulis, dan terus melatih diri menajamkan tulisannya agar selalu cetar membahana. Meningkatkan literasi, rajin membaca karena menjadi penulis harus rajin membaca.

Al-Qur'an adalah kitab yang Allah turunkan untuk umat manusia. Seharusnya selalu dibaca. Karena Al-Qur'an adalah sumbernya segala ilmu.

Di dalam Al-Qur'an ada ribuan ayat di dalamnya yang ayat-ayatnya  mampu menggetarkan jiwa. SSCQ mengajak membernya untuk terus membaca dan menulisnya. Setiap kali terkesan dengan ayat yang dibacanya. Ayat-ayat Al-Qur'an yang penuh dengan makna kita senantiasa diharapkan untuk selalu menulis disetiap harinya.

Alhamdulillah dari SSCQ challenge ke-10 sampai hari ini SSCQ masuk di  challenge ke- 40 Allah masih mengizinkan saya berada di sini. 30 bulan berkumpul dengan sahabat-sahabat surga yang Istikamah menulis ayat-ayat Al-Qur'an sebagai pedoman dalam berkehidupan.

Tulisan-tulisan yang diawali dari tadabbur Al-Qur'an selalu menggetarkan jiwa.
Ingin rasanya mengikuti jejak para mastah yang selalu memberikan ilmunya.
Tulisan-tulisan mereka yang selalu memberikan semangat berdakwah lewat aksara. Muassis SSCQ yang selalu memberikan motivasi dan amunisi agar senantiasa keluar dari zonanya, zona nyaman yang selalu melenakan kita semua. tidakkah bergetar di dalam hatinya, menyaksikan betapa dunia ini sedang rusak dipuncaknya.

Di zaman yang semuanya mudah kita lihat lewat media. Perang pemikiran terus menggempur umat Islam sebagai musuhnya orang-orang kafir.
Apakah kita rela diam-diam saja.
Tulislah semampu bisa, libatkan Allah dalam setiap hal, jika ada yang tergetar hatinya dengan tulisanmu berapa banyak pahala jariyah yang akan mengalir...

Tulisan adalah ladang dakwah.
Menulislah untuk menjaring pahala, tulislah sesuatu hal yang ada manfaatnya.
Masyaallah...
Begitu dahsyatnya sebuah tulisan yang mampu menembus batas ruang.

Kita tidak akan mungkin selamanya hidup di dunia ini, pasti kita akan mati.
Jika kita telah tiada, maka tulisan kebaikan itu akan selalu ada.
Lihatlah para ulama kita terdahulu, Islam tidak akan pernah sampai kepada kita jika tidak ada yang menulisnya.

Ayat pertama di dalam Al-Qur'an diawali dengan perintah untuk membaca.
Jika Al-Qur'an itu saat ini diabaikan dan tidak dibaca. Berarti telah menyalahi perintah Allah.

Bacalah, Allah yang akan memberikan kita kepahaman dengan terus belajar dan berusaha.
Dan menulislah untuk kepentingan Islam, bukan untuk curhat-curhatan tanpa makna.
Sertakan Allah dalam setiap hal insyaallah tulisan kita akan cetar membahana.
Wallahu'alam bissawab. [Rn]

Baca juga:

0 Comments: