OPINI
Derita Gaza Derita Kita, Saatnya Khilafah Memimpin Dunia
Oleh. Nuryati
Ketika kita flashback sejarah masuknya Israel ke Palestina adalah dimulainya keputusan Inggris dalam PBB yang menempatkan negara Zionis tersebut di wilayah negeri Islam Palestina dengan mengacu nilai historis di kedua negara tersebut. Sejarah konflik Palestina- Israel bermula dari awal abad 20, ketika Kesultanan Ottoman dikalahkan Inggris dalam Perang Dunia 1, wilayah Palestina diambil alih oleh Inggris.
Pada tahun 1917, Deklarasi Balfour mendukung pendirian rumah Nasional Yahudi di Palestina. Hal ini mendorong bangsa Yahudi dari berbagai belahan dunia datang ke tanah Palestina. Selama periode ini imigran Yahudi telah meningkat dan ketegangan antara komunitas Yahudi dan Palestina tumbuh.
Setelah berakhirnya Perang Dunia ke 2, PBB mengambil alih mandat atas Palestina yang sebelumnya dikuasai oleh Inggris. PBB membagi wilayah tersebut menjadi 2 negara. Satu untuk orang Arab Palestina dan satu untuk bangsa Yahudi.
Pembagian tersebut diadopsi sebagai Resolusi PBB no 181 pada tahun 1947. Namun Palestina menolak pembagian tersebut hingga memicu perang Palestina Israel pertama pada tahun 1948 yang dimenangkan oleh Israel yang mengakibatkan pembentukan negara Israel dan pengungsian rakyat Palestina.
Israel laknatullah alaih menjadikan kota Gaza menjadi tumpukan puing-puing dan abu, dan hanya menyisakan 9,5 % wilayah yang disebut zona aman oleh warga sipil yang mengungsi. Awalnya zona tersebut meliputi 230 km persegi atau 63 % dari total wilayah Gaza, termasuk lahan pertanian dan fasilitas komersil, ekonomi dan layanan yang tersebar di wilayah seluas 120 km persegi. Ketika serangan militer Israel terus berlanjut, ukuran zona tersebut menyusut drastis.
Berkurangnya zona aman yang telah berlangsung itu memperburuk krisis kemanusiaan di Gaza karena warga sipil memiliki tempat yang lebih kecil untuk melarikan diri dari aksi kekerasan. Sejak pecahnya perang pada 7 Oktober lalu, Israel telah memutus pasokan listrik ke Gaza, menghentikan pengiriman bahan bakar yang diperlukan untuk mengoperasikan satu- satunya pembangkit listrik di wilayah itu serta menghentikan pasokan air, komunikasi, makanan dan bantuan medis, sambil juga menutup perbatasan. Serangan tersebut telah menyebabkan lebih dari 40.300 kematian warga Palestina, yang sebagian besar terdiri dari wanita dan anak-anak (antaranews.com, 29-8-2024 ).
Karakter Yahudi yang melekat erat pada Zionis menjadikan mereka ingin berkuasa dan mencaplok negeri Palestina yang mereka tinggali tersebut. Seakan tidak tahu rasa berterimakasih. Air susu dibalas dengan air tuba. Derita kaum Muslimin Palestina adalah derita kita juga. Banyaknya kaum muslimin yang menjerit meminta pertolongan tetapi dunia bungkam saja. Hati mana yang tidak pilu dan teriris melihat saudara - saudara kita di Palestina dibantai, dibunuh tanpa rasa kemanusiaan?
Mendengar jeritan dan tangisan anak- anak Palestina. Seharusnya ini sudah menjadi perhatian seluruh dunia. Tapi apalah daya banyak negara - negara Muslim malah menjadi antek-antek musuh.
Peperangan ini adalah peperangan ideologi. Perang antar orang kafir dan orang Islam. Bukan masalah perebutan wilayah saja. Betapa banyak orang Islam yang di bom, dibunuh, dibantai karena kebencian mereka terhadap agama Islam. Mereka takut keturunan dari orang Islam akan membinasakan mereka. Maka tak ayal mereka membunuh secara membabi buta baik bayi, anak- anak, perempuan, laki-laki dan lansia mereka binasakan secara biadap dengan membombardir dari tempat yang tinggi hingga tubuh kaum muslimin hancur lebur menjadi serpihan daging yang berkeping-keping.
Umat Islam ibarat satu tubuh, apabila satu bagian tubuh sakit maka semua akan ikut merasakannya. Maka menjadi kewajiban bagi negara- negara muslim untuk membantunya. Kondisi ini diperparah dengan sekat nasionalis. Padahal dalam Islam, akidah adalah ikatan antar kaum muslimin.
Ini adalah efek dari sistem sekuler kapitalis yang memecah negara- negara muslim menjadi lebih kecil. Hanya Khilafah menjadi solusi hakiki atas permasalahan kaum muslimin di Palestina. Dulu ketika Daulah Utsmaniyyah berkuasa, ada seorang wanita yang dilecehkan oleh orang Romawi seketika itu Khilafah mengirimkan bala bantuan terhadap wanita tersebut.
Khilafah akan menjadi benteng dan perisai umat. Dan pelindung bagi segala permasalahan umat. Jika seluruh negara-negara muslim bersatu maka akan terkalahkan entitas Israel yang kecil itu. Sangat mudah bagi Allah SWT. untuk menghancurkan musuh-musuhnya. Tetapi Allah SWT. berkehendak untuk melihat upaya dari umatNya. Mari kita berjuang dan songsong tegaknya Khilafah ala Minhaji nubuwwah. Amiin. [ry].
0 Comments: