Headlines
Loading...
Oleh. Dewi Khoirul 

Lelah dan letih mungkin sering dirasakan oleh para penyampai kebenaran, bisa lelah secara fisik ataupun lelah berpikir. Ya ... Memang wajar jika manusia merasakan beratnya suatu beban yang dia pikul, pasti ujung-ujungnya dia akan merasakan lelah dan letih.

Bagi penyampai kebenaran, ketika dia berharap pada balasan manusia atau mendapat respon positif dari apa yang disampaikan, maka suatu saat ketika dia mendapati orang yang dia seru tidak memberi respon apa pun atau bahkan menolaknya, maka yang terjadi adalah bosan menyeru, dan akhirnya berhenti akibat merasakan lelah berkepanjangan karena seruannya tidak diindahkan.

Sungguh menyeru pada kebenaran itu penuh dengan tantangan. Namun, jika kita bisa fokus hanya ingin mencapai rida Allah, insyaallah tidak akan terjadi kebosanan, hilang semangat, merasa lelah, atau bahkan menyerah. Ingatlah Allah telah memberikan kabar gembira, bahwasanya Allah akan memberikan derajat yang tinggi kepada orang-orang yang beriman sebagaimana yang tercantum dalam Al-Qur’an surat Ali-Imran ayat 139:

وَلَا تَهِنُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَنْتُمُ الْاَعْلَوْنَ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ

Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang beriman.”

Fokus, fokus, dan sekali lagi fokus pada tujuan tertinggi kita yaitu mencapai rida Allah Swt., ia akan menjadi penguat untuk terus melangkah menyampaikan kebenaran.

Memang untuk fokus pada tujuan tidak berjalan dengan sendirinya, tapi itu terjadi karena proses penanaman pemahaman secara terus-menerus.

Jika pemahaman Islam ideologis telah menancap kuat di dalam benak, maka dari sana akan muncul sebuah pengorbanan untuk berjuang di jalan Allah. Karena secara alami sebuah ideologi itu butuh adanya sistem yang menerapkannya, sementara sistem yang berjalan di tengah masyarakat kita saat ini adalah sistem kapitalisme.

Maka kita perlu melakukan amal dakwah untuk mengubah kondisi masyarakat. Ajak masyarakat berpikir untuk meraih kebangkitan menuju sistem Islam. Buat mereka memahami dan membenci rusak dan bobroknya sistem kapitalisme yang menaungi mereka selama ini.

Sehingga untuk memperjuangkan kebenaran Islam tersebut, seseorang butuh fokus pada apa yang diperjuangkannya, masyarakat akan terus menderita dalam kubangan kapitalisme apabila tidak segera kembali pada sistem Islam. Nah, fokus itulah yang harus terus ditanamkan pada para pejuang kebenaran.

Jika sudah pada keadaan yang demikian, maka dia akan berpikir bahwa lelah dan letih yang selama ini dia rasakan bukanlah hal yang sia-sia, justru mendatangkan pahala di sisi Allah, inilah yang akan memberikan kekuatan para pejuang selalu tegak berdiri, tiada kata lelah dan menyerah.

Karena sekali lagi Allah menghibur orang-orang yang menyeru pada kebenaran (amar makruf) dan mencegah pada kerusakan (nahi mungkar), mereka termasuk golongan orang-orang yang beruntung.

Allah Swt. berfirman: 
وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى ٱلْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ ۚ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ

Artinya: ”Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.(QS. Ali-Imran: 104)

Wallahualam bissawab. [Ni]

Kediri, 26 Agustus 2024

Baca juga:

0 Comments: