Headlines
Loading...
Oleh. Hana Salsabila A.R

Sudah setahun berlalu, namun goncangan panas di Gaza masih terus menggebu. Beragam upaya dunia membantu, hal itu justru membuat musuh semakin bernafsu. Mengusir dan terus membunuh jiwa, menghancurkan dan meluluhlantahkan rumah-rumah yang sudah rapuh.

Mengutip Associated Press, pejabat tinggi kemanusiaan PBB untuk wilayah Palestina menyebutkan bahwa saat ini perintah evakuasi Israel telah mengungsikan 90% dari 2,1 juta penduduk. (CNBCIndonesia.com, 23/08/2024).

Sementara itu, wilayah yang katanya jadi "zona aman" pun tak luput dari keserakahan zionis. Pasukan Israel mengubah "zona kemanusiaan aman" di Jalur Gaza menjadi tumpukan puing-puing dan abu, menyisakan hanya 9,5 persen wilayah yang disebut "zona aman" bagi warga sipil yang mengungsi, kata Pertahanan Sipil Palestina di Gaza, Sabtu. (Antaranews.com, 25/08/2024).

Tak hanya serakah, namun juga biadab. Sekitar 60 persen obat-obatan esensial dan 83 persen pasokan medis di Gaza yang terkepung telah habis akibat perang yang terus berkecamuk serta kontrol dan penutupan perbatasan oleh Israel, kata Kementerian Kesehatan Gaza pada Sabtu. (Antaranews.com, 25/08/2024).

Lantas, ke mana dunia? Ke mana penguasa Muslim? Mereka dengan segala kelicikannya enggan membantu. Mirisnya lagi, mereka justru berkhianat dan berpihak pada musuh (penjajah). Sistem kapitalisme dan neo-imperialisme, membuat mereka menutup mata. Meski warganya banyak yang peduli, tetapi bagaimana mereka bisa menolong jika tanpa adanya pemimpin mereka? Perlahan dunia mulai melupakan, namun Palestina masih menderita.

Genosida Gaza bukan sekedar  perang biasa, ia adalah perang ideologi antara kapitalisme dan Islam. Di mana hakikatnya dunia saat ini, baik negara muslim sekalipun berada di bawah cengkraman kapitalisme. Sehingga  apa pun yang terjadi di Gaza, mereka akan terus saling melindungi dan membantu kawan kapitalis mereka, yaitu Zionis. 

Satu-satunya solusi bagi Palestina hanyalah dengan menghentikan total aksi genosida. Yaitu dengan mengirimkan bantuan tentara, mengusir dan memusnahkan zionisme. Namun, hal itu tentu tidak akan terjadi jika kapitalisme masih memimpin dunia. Hanya Islam yang mampu melakukannya. Seperti halnya yang telah dilakukan oleh pemimpin-pemimpin dan negara Islam dahulu. Berharap pada kapitalisme yang padahal mereka itu lahir dari rahim para musuh Islam.

ÙˆَÙ„َÙ†ْ تَرْضَÙ‰ عَÙ†ْÙƒَ الْÙŠَÙ‡ُودُ ÙˆَÙ„َا النَّصَارَÙ‰ Ø­َتَّÙ‰ تَتَّبِعَ Ù…ِÙ„َّتَÙ‡ُÙ…ْ Ù‚ُÙ„ْ Ø¥ِÙ†َّ Ù‡ُدَÙ‰ اللَّÙ‡ِ Ù‡ُÙˆَ الْÙ‡ُدَÙ‰ ÙˆَÙ„َئِÙ†ِ اتَّبَعْتَ Ø£َÙ‡ْÙˆَاءَÙ‡ُÙ…ْ بَعْدَ الَّØ°ِÙŠ جَاءَÙƒَ Ù…ِÙ†َ الْعِÙ„ْÙ…ِ Ù…َا Ù„َÙƒَ Ù…ِÙ†َ اللَّÙ‡ِ Ù…ِÙ†ْ ÙˆَÙ„ِÙŠٍّ ÙˆَÙ„َا Ù†َصِيرٍ

“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 120).

Wallahualam bissawab.

Baca juga:

0 Comments: