Headlines
Loading...
Oleh. Teti Rostika 

Hidup di dunia bagi seorang yang beriman adalah seperti di penjara. Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh baginda Nabi saw. 

Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda, "Dunia adalah penjara bagi orang yang beriman dan surga bagi orang kafir." (HR Muslim no 2392)

Terkait hadis di atas Imam  Nawawi rahimakumullah dalam syarh Sahih Muslim menjelaskan bahwa orang mukmin terpenjara di dunia karena ia harus menahan diri dari berbagai syahwat yang Allah haramkan dan juga yang dimakruhkan. Orang mukmin juga diperintahkan untuk menjalankan ketaatan. Istirahatnya seorang mukmin adalah ketika dia sudah meninggal. Setelah itu barulah ia mendapatkan kenikmatan di akhirat sesuai dengan yang Allah janjikan.

Mirisnya kehidupan yang terjadi saat ini, ketika aturan Islam tidak diterapkan secara menyeluruh, akibatnya manusia salah kaprah dalam bertindak. Bebas berperilaku tanpa memandang halal dan haram. Apalagi demi hiburan semata, seolah tidak berdosa. 

Seperti kejadian hari ini. Saat perayaan HUT RI, banyak masyarakat merayakan dengan hura-hura. Hal itu tidak salah selama perbuatan itu tidak bertentangan dengan aturan yang Allah tetapkan. 

Tapi sayangnya, pemandangan yang banyak terlihat tidak sesuai harapan, ada banyak sekali kemaksiatan. Ada lelaki usia baligh pakai popok sekali pakai, dia menjadi tuyul, aurat paha terlihat dan diumbar. Padahal batasan aurat laki-laki yang sudah balig adalah dari pusar sampai lutut.

Nabi bersabda, "Betulkanlah pakaianmu dan ambilah dan jangan kalian berjalan dalam keadaan telanjang," (HR. Muslim dan Abu Daud).

Dalam hadis lain Nabi juga bersabda 
"Karena di antara pusar dan lutut adalah aurat." (HR Ahmad)

Bukan saja itu, ada juga laki-laki yang memakai baju wanita, berdandan seperti wanita. Hal ini jelas dilarang oleh Islam. 
"Rasullullah shalallahu alaihi wa sallam melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai laki-laki". (HR Bukhari)

Selain itu, selama karnaval berlangsung, campur baur laki-laki dan perempuan tidak terhindarkan. Padahal dalam Islam kehidupan laki-laki dan perempuan terpisah. Tidak boleh ikhtilat. Tetapi hal ini menjadi lumrah. Bahkan dianggap biasa. "Toh ini hiburan, toh ini hanya drama adegan," ujar mereka. Padahal setiap perbuatan sekecil apa pun, pasti akan ada hisabnya. 

Maka, orang yang beriman tentu tidak akan mudah terlena dan terpesona dengan hiburan kehidupan dunia yang sementara. 

Belum lagi perlombaan yang juga tidak sesuai dengan aturan Islam. Seperti main bola bapak-bapak pakai daster, makan kerupuk sambil berdiri, joged balon lenggak-lenggok, atau lomba joged, belum lagi hiburan pentas yang mengumbar aurat dan sensasi. 

Orang yang beriman akan menahan diri dari berbagai hawa nafsu yang merugikan. Di saat yang lain begitu mudah melaksanakan transaksi riba dengan bank, maka orang beriman akan menahan dengan kanaah bersyukur atas rezeki yang ada. Ketika orang lain bebas melakukan kredit motor dan mobil secara leasing, orang beriman akan menahan diri. Di saat yang lain pacaran, orang beriman akan menahan pandangan.

Semoga kita bisa menjalani kehidupan ini sesuai ketentuan Allah. Walau seperti dipenjara karena meninggalkan yang diharamkan Allah, tapi bahagia karena yang jadi tujuan adalah rida Allah.

Bandung, 17 Agustus 2024

Baca juga:

0 Comments: