Headlines
Loading...
Oleh. Waviza

Hidup segan mati tak mau. Begitulah kira-kira penggalan sebuah lagu yang pernah saya dengar. Sedikit saya memikirkan apa makna sebenar dari penggalan lagu tersebut. Pastinya berkaitan erat dengan kehidupan seseorang atau bahkan semua orang masa sekarang. Betul apa betul?

Manusia hidup di dunia itu atas kehendak Sang Pencipta. Dihidupkan sedemikian rupa bahkan sebagai sebaik-baik makhluk  dari makhluk lainnya. Sebagaimana tertera dalam kitab-Nya.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

لَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ فِيْٓ اَحْسَنِ تَقْوِيْمٍۖ

"Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya,"
QS. At-Tin[95]:4

Tak lupa ketika makhluk bernama manusia dicipta, Allah telah menyiapkan dengan aturan yang lengkap sedemikian rupa. Agar kehidupannya (manusia) terarah dan terencana sehingga mendapatkan surga saat pulang pada-Nya. 

Namun, terkadang manusia juga mudah melupakan semuanya. Ketika kenikmatan mendekatinya entah itu berupa harta, waktu luang, kesehatan dan kepintaran mereka meninggalkan aturan yang telah ditetapkan. Lupa bersyukur, rakus, juga kurang bersedekah. Walaupun tidak semua, tetapi hampir mayoritas untuk masa sekarang ini. 

Padahal, manusia sebutan sebaik-baik makhluk ini dicipta agar senantiasa beribadah kepada Sang Pencipta sebagai hamba. Bukan malah menjadikan diri melebihi Yang Maha Kuasa. 

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

"Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku. "(QS. Az-Zariyat[51]:56)

Saat di dunia, manusia harus mempersiapkan kematian setelah sekian lama hidup di dunia. Bahkan, ada yang hanya sebentar. Karena sejatinya kehidupan di dunia bersifat fana dan persinggahan sementara yang begitu singkat. Maka, perbanyak amal di dunia adalah hal yang harus dilakukan. Bukan menikmati kehidupan dengan kesombongan dan keserakahan. Melainkan dengan kesyukuran dan keimanan serta ketakwaan. Kalau hidup di dunia sesuai tuntunan pasti kehidupan setelah ini akan berjalan sesuai harapan. 

Maka, ketika kita tahu penciptaan kita hanya untuk Sang Pencipta harusnya pengetahuan kita membawa kita menjalankan perintah-Nya bukan malah mengabaikan. Mau akhir hidup yang seperti apa yang kita inginkan sampai perintah Tuhan saja dilupakan dan tak dihiraukan.

Cukup saudaraku, panasnya api neraka tak seperti panasnya matahari di dunia, bahkan sampai tak mampu membayangkan karena mengerikan. Semoga kita semua senantiasa dijauhkan dari percikan dan sentuhan api neraka. Aamiin.

Wallahualam bissawab.

Baca juga:

0 Comments: