Headlines
Loading...
Oleh. Dewi Khoirul 

Hiruk pikuk aktivitas manusia telah dimulai sejak dini hari hingga petang tiba, terlihat banyak pemuda sampai orang tua sibuk bergelut dengan dunia mereka untuk mengais rezeki demi sesuap nasi. Jika apa yang mereka peroleh di hari itu belum cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam keluarga, mereka akan memutar otak kembali untuk bisa meningkatkan pendapatan yang bisa lebih.

Namun, mirisnya setelah upaya yang maksimal mereka lakukan, terdengar kabar tentang kenaikan harga BBM yang mengakibatkan sembako naik, listrik naik, biaya sekolah naik dan kebutuhan yang lain otomatis juga akan ikut naik.

Inilah gambaran negeriku, tanah airku, di mana aku terlahir di sana. Dahulu yang aku tau tentang tanah airku adalah laksana zamrud khatulistiwa, yaitu negeri subur dan makmur, sampai tongkat ditanam pun jadi tanaman.

Tapi kini yang aku saksikan sungguh di luar dugaan. Tanah airku kini bersedih, karena banyak rakyat merintih dengan kondisi yang sangat sulit dan terhimpit, bahkan tempat tinggal pun sulit untuk didapat, seperti kasus Rempang, warga di sana banyak yang tak memiliki tempat tinggal kini, karena rumah dan tanah yang mereka miliki berpuluh-puluh tahun telah diambil secara paksa oleh pihak yang seharusnya meriayah mereka.

Melihat kondisi yang demikian, ada sebagian kaum muslimin yang sadar untuk membebaskan tanah airku dari cengkraman kaum kafir sang penjajah, dengan seruan-seruan islam yang mencerahkan pemahaman umat. Mengajak umat Islam mayoritas di negeriku untuk bangkit, karena sejatinya yang menjadi penyebab kesengsaraan tanah airku adalah diterapkannya sistem batil kapitalisme.

Namun, bukan sambutan hangat yang diperoleh tapi justru seruan mereka dikriminalisasikan seakan seruan mereka adalah penyebab kerusakan tanah air ini.
Sungguh sangat di sayangkan, ibarat menolak diselamatkan walau nampak jelas di ambang kehancuran.

Padahal tanah air ini bertempat di buminya Allah. Allah-lah yang menciptakan manusia, alam semesta beserta isinya. Sebagaimana penjelasan Allah dalam Al-Qur'an surat Taha ayat 6.

Allah berfirman : 

لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا وَمَا تَحْتَ الثَّرَىٰ

"Kepunyaan-Nya-lah semua yang ada di langit, semua yang di bumi, semua yang di antara keduanya dan semua yang di bawah tanah."

Dan Allah bersifat Al Khalik Al Mudabir yaitu Allah sang pencipta dan pengatur, sehingga tak layak jika manusia mengambil aturan selain dari aturan Allah Swt. Juga dalam mengurus tanah air tercinta ini hendaklah menggunakan aturan dari Allah semata, yang jika aturan Allah itu benar-benar diterapkan, maka akan membawa rahmat bagi seluruh alam.

Wallahualam bissawab. [Hz]

Baca juga:

0 Comments: