Headlines
Loading...
Oleh. Sri Ratna Puri

Kepada siapa saja yang saat ini masih memiliki ganjalan perasaan kepada teman atau orang terdekat, terlebih sesama orang Islam, baiknya mulailah mengikhlaskan, memaafkan demi tercipta perdamaian. Sebab, itu telah Rasulullah perintahkan. Bahkan, demi mendamaikan dua orang yang sedang bermusuhan, bohong pun diperbolehkan. Sebagaimana sabdanya:

Ummu Kultsum binti ‘Uqbah bin ‘Abi Mu’aythin, ia di antara para wanita yang berhijrah pertama kali yang telah membaiat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ia mengabarkan bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak disebut pembohong jika bertujuan untuk mendamaikan dia antara pihak yang berselisih di mana ia berkata yang baik atau mengatakan yang baik (demi mendamaikan pihak yang berselisih, -pen).”

Ibnu Syihab berkata, “Aku tidaklah mendengar sesuatu yang diberi keringanan untuk berdusta di dalamnya kecuali pada tiga perkara, “Peperangan, mendamaikan yang berselisih, dan perkataan suami pada istri atau istri pada suami (dengan tujuan untuk membawa kebaikan rumah tangga).” (HR. Bukhari no. 2692 dan Muslim no. 2605, lafazh Muslim).

Tentu kita jangan sampai lebih takjub kepada orang-orang yang tak beriman, ketika mereka bisa mengikhlaskan dengan memberikan maaf tanpa ada dendam di saat mendapatkan ketidakadilan. Sementara, kita sesama orang beriman kadang lebih menurutkan perasaan. 

Munculnya rasa marah, tak terima, sengketa dan permusuhan, muncul dari terangsangnya naluri mempertahankan diri. Hal ini wajar, karena naluri mempertahankan diri merupakan potensi yang dimiliki oleh setiap pribadi. Namun, ketika penyaluran naluri ini tidak benar, maka muncul permasalahan. Tidak hanya rasa marah, saling berebut omongan, bahkan bila dibiarkan bisa memunculkan perpecahan dan peperangan. 

Sahabat, tahukah bahwa Islam adalah agama yang datang membawa perdamaian? Dalam arti kata, bukan menerima tanda tak berdaya. Melainkan keberadaan Islam mampu menciptakan perdamaian. Seperti mendamaikan permusuhan yang tiada kesudahan, antara suku 'Aus dan Khazraj. 

Islam pun agama yang mampu menciptakan perdamaian, saat tak satu pun  sistem kehidupan yang mampu menciptakan keselarasan. Dalam sistem yang menjalankan sistem Islam, orang kaya akan berdamai dengan kekayaannya, tanpa mengambil hak orang lain. Orang miskin pun sama. Mereka akan berdamai dengan keadaannya, tanpa melakukan hal-hal yang melanggar hukum syarak hanya demi harta. 

Maka tidak heran, dalam sejarah mencatat, bahwa tak ada satu pun orang yang bercita-cita ingin kaya, karena telah berdamai dengan dirinya. Apapun keadaannya, bisa menjadi orang bertakwa dan layak masuk surga. Jadi, marilah kita coba mengembalikan perdamaian, dengan menjadikan ajaran Islam sebagai rujukan. Siap?

Baca juga:

0 Comments: