Headlines
Loading...
Oleh. Sri Suratni 

Bismillahirrahmanirrahim

Sahabat, saat ini kita masih berada di alam dunia. Kita masih bisa menikmati kehidupan dunia yang begitu indah dan penuh warna. Gemerlap dunia terkadang membuai kita, sehingga kita lupa bahwa kehidupan dunia ini fana dan hanya sementara. 

"Rasulullah saw. menepuk kedua pundakku, lalu bersabda, 'Jadilah engkau di dunia ini seolah-olah orang asing atau orang yang singgah dalam perjalanan.'" Ibnu Umar berkata, "Jika engkau di waktu sore, maka janganlah menantikan waktu pagi. Dan jika engkau di waktu pagi, maka janganlah menantikan waktu sore. Ambillah kesempatan sewaktu engkau sehat untuk masa sakitmu, dan sewaktu engkau hidup untuk matimu." (HR. Bukhari).

Dunia hanya sebentar dan tempat persinggahan semata. Kita akan pergi menjauh dan meninggalkannya untuk menuju kehidupan yang abadi di akhirat nanti. Suka tidak suka, siap ataupun tidak siap, kita tidak bisa menghindar dari kematian. Kematian adalah suatu kepastian. 

Allah Swt. berfirman yang artinya,  "Katakanlah, "Sesungguhnya kematian yang kamu lari darinya pasti akan menemuimu. Kamu kemudian akan dikembalikan kepada Yang Maha Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang selama ini kamu kerjakan." (TQS. Al-Jumu'ah : 8).

Namun meskipun kita hidup di dunia ini hanya sebentar dan sementara, ingatlah bahwa hidup kita di dunia ini menentukan hidup kita nanti yang selama-lamanya. Untuk itu pergunakan sisa usia yang masih ada jangan sampai kita terlena dan terbuai oleh gemerlap dunia yang semu dan menipu. Ingatlah Allah dan kematian. Persiapkan segala sesuatu untuk dibawa pulang. Pulang dengan perbekalan yang cukup yang akan menjamin keselamatan dan kebahagiaan kita kelak di sana. 

Selagi nyawa masih di badan, napas masih berhembus dan tubuh sehat, pergunakan dalam kebaikan dan ketaatan. Jangan sampai kita menyesal ketika ajal sudah mendekat tidak ada lagi yang bisa kita lakukan selain pasrah menerima takdir kematian. 

Sahabat, sering-seringlah mengingat mati. Banyak pelajaran dan hikmah yang kita dapatkan dengan mengingat kematian.

Salah seorang sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah saw. , "Ya Rasulullah, mukmin manakah yang paling utama?" Beliau menjawab, "Yang paling baik akhlaknya di antara mereka." "Mukmin manakah yang paling cerdas?", tanya lelaki itu. Beliau menjawab, "Orang yang paling banyak mengingat mati dan paling baik persiapannya untuk kehidupan setelah mati. Mereka itulah orang-orang yang cerdas." (HR. Ibnu Majah, Thabrani dan Haitsamiy)

Jadilah mukmin yang cerdas dengan banyak mengingat kematian dan mempersiapkan perbekalan yang paling baik. 

Seorang sahabat juga pernah bertanya, "Ya Rasulullah, pesankan sesuatu kepadaku yang akan berguna bagiku dari sisi Allah." Nabi saw. lalu bersabda: "Perbanyaklah mengingat kematian maka kamu akan terhibur dari (kelelahan) dunia, dan hendaklah kamu bersyukur. Sesungguhnya bersyukur akan menambah kenikmatan Allah, dan pebanyaklah doa. Sesungguhnya kamu tidak mengetahui kapan doamu akan terkabul." (HR. Athabrani).

Dengan banyak mengingat kematian kita akan terhindar dari kelelahan dunia. Sungguh benar bahwa kehidupan dunia ini jika kita ikuti ritmenya dan memperturutkan  nafsu duniawi akan sangat melelahkan kita. Maka berhentilah sejenak menghibur diri dengan mengingat kematian. Jika kita tahu bagaimana dahsyatnya kematian niscaya kita hanya sedikit tertawa dan banyak menangis.

Rasulullah saw. bersabda, "Ingatlah kalian akan kematian, sungguh demi Dzat yang jiwaku ada dalam kekuasaan-Nya. Kalau seandainya kalian mengetahui seperti apa yang aku ketahui tentang kematian itu niscaya kalian akan sedikit saja tertawa dan akan lebih banyak menangis." (HR. Al-Baihaqi).

Aisyah RA bertanya kepada Rasuullah saw. , "Ya Rasulullah, apakah kelak pada hari kiamat kami akan dikumpulkan dengan para syuhada?" Rasulullah saw.  menjawab, "Ya, yaitu orang-orang yang mengingat kematian dalam sehari-semalam sebanyak dua puluh kali." (HR. As-Syaukani).

Adapun beberapa hikmah yang didapatkan dengan mengingat kematian:

1.Menghindarkan diri dari kenikmatan dunia yang menipu

2.Mempersiapkan segala perbekalan yang akan dibawa pulang menghadap Allah

3.Mengosongkan hati dari segala hal yang sia-sia yang bersifat keduniaan dan memfokuskan hati dan fikiran pada persiapan menuju kematian

4.Mengingat kematian mampu menghantarkan seorang muslim untuk meningkatkan kualitas ibadah dan bersegera melakukan amalan jariyah.

Sahabat, semoga kita termasuk muslim yang cerdas yang selalu mengingat mati, bahwa sungguh kematian itu pemutus segala kenikmatan. Dengan mengingat mati kita akan berbenah diri dan bersiap-siap menyongsongnya dengan memperbanyak amal melalu ketaatan dan ketakwaan kepada Allah Swt. . 

Kematian suatu keniscayaan, siapkan perbekalan yang baik dan istimewa. Semoga Allah rida dan memberikan rahmat-Nya dengan memberikan akhir kehidupan kita yang husnul khotimah. Aamiin ya Rabbal'alamiin. 

Wallahualam bissawab. [ry].

Baca juga:

0 Comments: