Headlines
Loading...
Oleh. Dewi Khoirul 

Kasih sayang dari seorang ibu akan sangat membekas di hati anak-anak.
Namun, akan berbeda kondisinya jika yang terjadi itu sebaliknya, anak-anak tak mendapatkan kasih sayang yang semestinya, justru mereka harus meregang nyawa di tangan ibu kandungnya sendiri.

Kondisi ini dialami oleh seorang anak laki-laki berinisial MB (14) dan adik perempuannya BM (7). Kakak adik warga Kediri itu tewas di tangan sang ibu, Ida Nuryati. Karena sang ibu diduga alami gangguan jiwa. Sesuai penyidikan yang dilakukan pihak kepolisian sesuai dengan informasi dari ayah korban dan warga sekitar (detik.com, 5/9/2024).

Diketahui bahwa kondisi perekonomian keluarga tersebut tidak baik-baik saja, suami yang bekerja serabutan tentu masih kurang jika harus memenuhi semua tanggungan dengan dua anak yang sudah bersekolah, akhirnya si ibu ikut membantu mencari nafkah yang hasilnya juga bisa dibilang masih kurang layak. Ada kemungkinan stresnya berawal dari tekanan perekonomian yang begitu mengimpit keluarga tersebut.

Jika benar pada saat terjadi peristiwa tersebut sang ibu alami ganguan jiwa, maka secara hukum sang ibu tidak bisa dikenai sanksi apapun, karena dalam hukum Islam juga telah ditegaskan bahwa akan diangkat pena pada tiga kondisi, yaitu orang tidur sampai ia bangun, anak kecil sampai ia dewasa, dan orang gila sampai ia sembuh dari penyakit gilanya.

Namun, seharusnya pihak yang memiliki wewenang terus mengusut lebih dalam lagi, terkait gangguan kejiwaannya tersebut disebabkan karena faktor apa. Apabila faktor kemiskinan yang membelit kehidupannya, maka dalam hal ini negaralah yang seharusnya bertanggung jawab, karena tugas negara sesungguhnya adalah mengurus dan mengayomi seluruh rakyatnya.

Periayahan negara terkait sandang, papan, dan pangan adalah urgen bagi rakyatnya karena ini terkait keberlangsungan hidup mereka. Fasilitas itu bisa berupa bahan pangan, bahan papan dan sandang yang murah, mudah dijangkau.

Fasilitas pendidikan yang bermutu juga harus didapatkan, dikatakan bermutu jika kurikulum pendidikannya mampu membentuk peserta didik mempunyai kepribadian Islam yang kuat yakni pola jiwanya selaras dengan pola pikirnya, sehingga kelak akan terbentuk pribadi-pribadi yang kuat pula di tengah-tengah masyarakat, mereka tidak mudah mengeluh dan berputus asa, dan tetap bersabar menjalaninya jika kenyataan hidup tak sesuai harapan.

Jika mengamati fakta di atas, tampaklah bahwa rakyat berjuang keras sendiri demi  keberlangsungan hidup mereka, sementara tak ada pemahaman yang benar tentang tujuan hidupnya, alhasil  jika tak kuat menanggung beban hidup maka depresi dan stres bisa melanda kapan saja.

Hanya satu harapan kita untuk kesejahteraan umat secara keseluruhan yaitu kembali kepada sistem Islam yang dahulu pernah diterapkan dan terbukti menyejahterakan umat hampir empat belas abad lamanya. [An]

Baca juga:

0 Comments: