Headlines
Loading...
Oleh. Neni Arini 

Indonesia adalah tempatku berpijak. Tentunya sangat berharap keberkahan selalu ada di negeri ini. Karena dengan hadirnya keberkahan insyaallah penduduk negeri ini akan hidup dengan aman, tentram, makmur, subur. Hidup kita dipenuhi oleh kebaikan dan kebahagiaan.

Allah berfirman dalam surat Al Araf ayat 96:
"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri tersebut beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya."

Dari ayat tersebut dikatakan berkah dari langit dan bumi, dalam arti dimudahkan serta diluaskannya berbagai kebaikan di seluruh aspek kehidupan.

Imam Al Ghazali mengatakan bahwa keberkahan adalah bertambahnya nilai kebaikan. Sementara  Imam Nawawi mengatakan bahwa keberkahan adalah bertambah kebaikan dan saling berkesinambungan.

Sesungguhnya sebuah negeri ketika dikatakan mendapatkan keberkahan adalah ketika  kita beriman dan bertakwa kepada Allah Swt. 

Iman bisa kita maknai membenarkan dengan hati, mengikrarkan dengan lisan, dan mengamalkan dengan anggota badan. Sementara takwa adalah berada dalam ketaatan dengan menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Yang kesemuanya itu untuk mendapatkan rahmat dan keridhaan Allah Swt serta terhindar dari siksa-Nya.

Lain halnya ketika suatu negeri selalu melakukan kemaksiatan dan menjadi orang yang kufur nikmat, maka Allah tidak akan memberikan keberkahan pada negeri tersebut.

Di dalam Islam, negara yang baik adalah negara yang mengedepankan prinsip-prinsip Islam dalam seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Penting untuk kita  terus berusaha membangun negara yang adil, sejahtera, dan berkeadilan sesuai dengan ajaran Islam.

Kota Makah dan Madinah menjadi sebuah  kota yang penuh dengan keberkahan. Padahal ketika digambarkan bahwa kota tersebut adalah kota yang sangat tandus, dan kering. Lalu, apa yang menjadi alasan Allah memberikan keberkahannya? Karena mereka beriman dan bertakwa kepada Allah Swt. 

Ada beberapa kebiasaan orang kota Makah dan Madinah yang perlu kita contoh yaitu mereka tidak punya hutang, sehingga  aman, sehat,  berumur panjang. Salat jemaah tepat waktu, ketika azan berkumandang, mereka tinggalkan semua pekerjaan dan dagangan, berlomba menuju masjid untuk berjemaah. Mereka juga ajin bersedekah dan membayar zakat.

Ini menjadi sebuah muhasabah bagi negeri kita Indonesia, dengan menginjak usianya yang ke 79 kita masih jauh dari kata kemakmuran.  Hidup sulit, pengangguran banyak, utang luar negeri melambung. Padahal negeri kita ini dikatakan negeri zamrud khatulistiwa. Bahkan sebuah syair lagu mengatakan tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman. Seperti kolam susu, kail dan jala cukup menghidupimu, tiada badai tiada topan kau temui, ikan dan udang menghampiri dirimu. 

Indonesia seharusnya menjadi sebuah negeri yang sangat kaya. Karena kita memiliki alam yang sangat  subur, hasil pertanian, hasil hutan, dan hasil lainnya. Tetapi faktanya  masih banyak bidang kehidupan yang memprihatinkan dan perlu perhatian. Bahkan  masyarakat ketika ditanya, apakah sudah menikmati kemakmuran dari ikhtiar pembangunan? Sebagian besar mereka menjawab “belum”.

Banyaknya pengangguran, bahkan lulusan perguruan tinggi sulit mencari kerja. Para pekerja pun gajinya kecil, menjadi sebuah bukti bahwa negeri kita belum makmur. Kesenjangan sosial pun sangat jelas terlihat. 

Saatnya kita perlu introspeksi, muhasabah. Mengapa di negeri ini masih banyak kekurangan, kesulitan dan fitnah. Apakah mungkin iman dan takwa kita masih tipis? Dosa kita lebih besar dari ibadah kita? Ego kita lebih menonjol dari semangat kebersamaan kita? Mungkin pemikiran akal terlalu sombong, dan belum disertai dengan tawakkal dan doa. Semoga negeri kita Indonesia menjadi negeri yang diberkahi dan diridai oleh Allah swt. 

Wallahualam bissawab.

Baca juga:

0 Comments: