Headlines
Loading...
Oleh. Nirwana Sadili (Si Penoreh Tinta Bugis)

Dulu, saya tidak pernah membayangkan suatu saat akan ikut ambil bagian dalam barisan yang mendakwahkan Islam seperti saat ini. Karena yang saya pahami saat itu, yang berhak mendakwahkan Islam adalah lulusan pondok pesantren, yang sudah belajar Islam di Timur Tengah, sudah nyantri pada para kiai, dan sudah mempelajari ilmu berkitab-kitab. Sampai sekarang pun masih ada yang berpendapat seperti itu. 

"Baru belajar kemarin sudah berani menyampaikan Islam”. Itu yang sering saya dengar apabila melihat orang tidak pernah belajar di pesantren  kemudian  mendakwahkan Islam. Seolah-olah yang boleh mendakwahkan Islam hanya para ustaz dan ustazah yang sudah menuntut ilmu di pondok pesantren. 

Namun, seiring perjalanan waktu, ketika belajar bersama para pengemban dakwah, baru saya memahami, bahwa mendakwahkan Islam bukan hanya kewajiban para kiai, ustaz dan ustazah saja, melainkan kewajiban seluruh kaum muslimin. Allah Swt. memerintahkan manusia untuk  menyeru manusia kepada jalan Tuhan dengan hikmah, dengan pelajaran yang baik, dan membantah dengan baik, lihat (QS. an-Nahl: 125). 

Allah juga menyatakan di QS fussilat ayat 41, yang artinya, “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah.” Rasulullah mengabarkan dalam hadis yang diriwayatkan Al-Bukhari, bahwa sebaik-baik manusia adalah yang belajar dan mengajarkan Al-Qur’an.

Setelah memahami bahwa berdakwah adalah kewajiban sebagaimana kewajiban-kewajiban yang lain, saya memberanikan diri untuk memulai meniti jalan dakwah. Bukankah Rasulullah saw. hanya memerintahkan menyampaikan Islam walaupun hanya satu ayat? Bagaimana kalau kita sudah belajar lebih dari satu ayat? Dari sinilah saya semangat untuk ikut berdakwah bersama pengemban dakwah guna mengopinikan Islam kafah.

Perlu saya sampaikan bahwa saya mengambil bagian dalam dakwah bukan karena saya lebih baik atau lebih saleh, juga lebih banyak ilmunya, tetapi saya ingin melaksanakan kewajiban mendakwahkan Islam di tengah-tengah umat. Bukan juga orang yang lebih baik kepribadian Islamnya, tapi saya selalu berusaha memperbaiki diri sebagaimana arahan Allah Swt. dalam Al-Qur’an

Yang membuat lebih semangat dalam berdakwah karena aktivitas tersebut adalah mengikuti  aktivitas utama diutusnya para Nabi dan Rasul, untuk menyampaikan risalah Allah kepada hambanya. Apalagi mengemban dakwah adalah jalan kemuliaan. Jalan yang ditempuh Rasul dan para sahabat. Kemuliaan pengemban dakwah di antaranya;

Pertama, Allah memberikan pahala terbaik dan juga pujian kepada orang yang menyeru ke jalan Allah, yakni menjadi pengemban dakwah yang perkataannya terbaik (QS. Fussilat:41)

Kedua, mendapatkan pahala  yang mengalir. Akan mendapatkan pahala sebagaimana orang yang mendapatkan petunjuk, tanpa mengurangi pahala orang mendapat petunjuk. Rasulullah saw bersabda, "Barang siapa menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapatkan pahala seperti orang yang melakukannya." (HR. Muslim)

Ketiga, didoakan 70 ribu malaikat. Semut dan ikan pun mendoakan pengemban dakwah, Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya Allah, para malaikatNya, penduduk langit, penduduk bumi, sampai semut di lubang-lubangnya, dan ikan-ikan, mereka bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia."

Itulah kebaikan dan kemuliaan pengemban dakwah, yang menjadikan  motivasi bagi diri kita untuk semangat  terus-menerus berdakwah sampai Allah memanggil pulang.

Wallahualam bissawab.

Magetan, 10 Agustus 2024

Baca juga:

0 Comments: