Headlines
Loading...
Oleh. Dewi Khoirul 

Di setiap masa pasti akan ada orang-orang yang berjiwa kesatria. Mereka yang berjiwa kesatria itu tak akan pernah berhenti berjuang sampai kemenangan didapat atau dia yang harus syahid di medan juang. Di manapun kakinya berpijak pasti akan terus mengobarkan perjuangan. Karena yang ada dalam benaknya adalah kebenaran harus selalu ditegakkan. Tak terhitung berapa harta telah diberikan, berapa waktu telah dicurahkan, asalkan kebenaran itu bisa tegak, dia akan merasakan bahagia, bahagia dalam keridaan-Nya. Itulah kesatria-kesatria Islam nan tangguh.

Sungguh, Islam telah mampu membentuk generasi-generasi muslim menjadi para pejuang Islam yang kuat dan bisa diandalkan. Kuat secara akidah, kuat dalam berpikir, dan kuat secara fisik laksana kesatria gagah berani yang tak bisa dikalahkan.
Sebut saja para sahabat Rasulullah saw. yang selalu setia mendampingi Rasulullah dalam jihad fisabilillah. da Abu Bakar AsSidiq, Umar bin Khatab, Ali bin Abi Thalib, Utsman bin Affan, Khalid bin Walid, dan masih banyak lagi generasi-generasi setelahnya.

Para sahabat Rasulullah tersebut memiliki jiwa kuat dalam memegang akidah dan memperjuangkannya, karena ayat-ayat Al-Qur'an telah kuat menancap di dalam hati dan sanubari mereka. Sebagai contoh, ayat pendorong mereka dalam berjuang terdapat dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah: 218.

Allah Swt. berfirman:

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُولَئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَتَ اللَّهِ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ (البقرة : ٢١٨)

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. 

Begitulah gambaran seorang kesatria dalam Islam, jiwa dan raganya dia peruntukkan hanya membela agama Allah, karena tidak ada yang diharapkan di dunia ini selain mendapatkan kasih sayang dan ampunan dari Allah Swt. semata.

Kesatria-kesatria semacam itu mudah kita jumpai ketika Islam dijadikan sandaran untuk seluruh umat. Yaitu saat Islam menjadi negara super power di dunia selama hampir empat belas abad lamanya.

Namun, setelah kekuatan islam runtuh pada tahun 1924, hukum Islam dihapus secara total, tidak lagi dijadikan pengatur kehidupan manusia, dan diganti dengan hukum kapitalisme-sekuler. Alhasil generasi muslim menjadi lemah akidahnya, lemah pemikirannya karena banyak tercemar dengan ide-ide kufur kapitalisme. Dari hari ke hari kemerosotan pemikiran semakin tampak sehingga mengakibatkan kerusakan di setiap lini kehidupan umat pun terjadi.

Namun, sebagai seorang muslim, kita tak boleh berputus asa dari rahmat Allah, termasuk dalam hal memperjuangkan tegaknya hukum Allah ini. Maka harus tetap dimunculkan keyakinan bahwa kesatria tangguh itu akan selalu dijumpai di setiap masa.  Mungkinkah kita salah satu di antara kesatria tangguh itu?

Kediri, 19 Agustus 2024

Baca juga:

0 Comments: