Headlines
Loading...
Oleh. Ratty S. Leman

Kematian yang indah, bersahaja, dan penuh penghormatan adalah kematian yang diidamkan oleh semua manusia yang hidup. Tak inginkah kita menjemput kematian dengan cara yang indah? Kita memilih cara mati kita dengan bagaimana cara hidup di keseharian kita. 

Rakyat Palestina berhak mendapatkan mati syahid karena kondisi mereka yang berada di daerah perang tak bisa dihindarkan. Mereka ikhlas dan rida dilahirkan di sana karena mereka meyakini itulah takdir terbaik untuk mereka. Jika hidup mereka menjadi mulia karena berjuang menjaga Al Aqsa. Jika mati mereka pun terhormat karena syahid membela kebenaran agama Allah. Suatu cara mati yang banyak dirindukan oleh penduduk bumi. 

Di dalam Al-Qur'an surah Ali 'Imran ayat 169-171 disebutkan,

وَلَا تَحۡسَبَنَّ الَّذِيۡنَ قُتِلُوۡا فِىۡ سَبِيۡلِ اللّٰهِ اَمۡوَاتًا ‌ؕ بَلۡ اَحۡيَآءٌ عِنۡدَ رَبِّهِمۡ يُرۡزَقُوۡنَۙ

Artinya: "Dan jangan sekali-kali kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati. sebenarnya mereka itu hidup di sisi Tuhannya mendapat rezeki."

فَرِحِيۡنَ بِمَاۤ اٰتٰٮهُمُ اللّٰهُ مِنۡ فَضۡلِهٖ ۙ وَيَسۡتَبۡشِرُوۡنَ بِالَّذِيۡنَ لَمۡ يَلۡحَقُوۡا بِهِمۡ مِّنۡ خَلۡفِهِمۡۙ اَ لَّا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُوۡنَ‌ۘ

Artinya, "Mereka bergembira dengan karunia yang diberikan Allah kepadanya, dan bergirang hati terhadap orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati."

يَسۡتَبۡشِرُوۡنَ بِنِعۡمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ وَفَضۡلٍۙ وَّاَنَّ اللّٰهَ لَا يُضِيۡعُ اَجۡرَ الۡمُؤۡمِنِيۡنَ

Artinya, "Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia dari Allah. Dan sungguh, Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman."

Mereka yang syahid itu tidak mati. Ruh mereka hidup di sisi Allah dan diberi rezeki. Mereka bergembira dan tidak bersedih. Lihat saja wajah-wajah mereka yang syahid. Teduh, tenang, damai, tersenyum, dan bahagia. Di dunia saja mereka sudah bahagia, apalagi di surga yang telah dijanjikan kepada mereka. Allah Maha Adil, tidak akan menyia-nyiakan pahala mereka. 

Lalu bagaimana dengan kita yang berada di daerah yang aman secara fisik namun berada di daerah perang pemikiran? Apakah jika wafat bisa disebut mati syahid juga? Jika kita melihat dari definisi mati syahid yaitu suatu bentuk kematian yang dianggap sangat mulia dan diberkahi oleh Allah Subhanahu wa ta'ala. Mati syahid tidak terbatas pada gugur di medan perang, melainkan mencakup berbagai situasi yang menunjukkan pengorbanan di jalan Allah.

Kita yang berada di daerah yang tidak berperang, kesempatan mati syahid itu masih terbuka lebar asal kita istikamah melakukan pengorbanan di jalan Allah (fii sabilillah). Contohnya, kita sedang mencari ilmu Allah kemudian wafat, kita sedang berdakwah kemudian wafat, kita sedang berjuang menegakkan agama Allah dengan cara menasihati para penguasa kemudian dibunuh, maka itu juga syahid. 

Cita-cita untuk wafat dengan cara yang baik, di tempat yang baik, di waktu yang baik adalah idaman kita semua. Hati ini terhenyak, sontak diingatkan dengan perkataan Ali bin Abi Thalib Radliyallahu anhu :

"Setiap orang yang sedang didekati oleh kematian, meminta lebih banyak waktu.  Sementara semua orang yang masih memiliki waktu, membuat alasan untuk menunda-nunda". 

Ya, betul. Ketika kita merasakan detik-detik menjelang kematian, kita akan berdoa merengek-rengek kepada Allah agar diberi panjang umur dan kesehatan, agar kita bisa beramal saleh dengan keimanan dan ketakwaan yang penuh kepada Allah. Namun, apakah kita akan bersikap demikian jika kita masih muda dan sehat? Semoga saja kita bisa bersikap istikamah untuk menjemput cara mati yang dirindukan surga. Aamiin yaa mujibassailin.

Baca juga:

0 Comments: