OPINI
Meneladani Kepemimpinan Nabi
Oleh. Ratty S Leman
ÙˆَÙ…َآ اَرْسَÙ„ْÙ†ٰÙƒَ اِÙ„َّا رَØْÙ…َØ©ً Ù„ِّÙ„ْعٰÙ„َÙ…ِÙŠْÙ†َ
"Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam" (TQS Anbiya : 107).
Maulid Nabi Muhammad tahun ini jatuh pada 12 Rabiul Awal 1446 Hijriah atau dalam kalender Masehi jatuh pada hari Senin, 16 September 2024. Maulid Nabi dirayakan oleh banyak orang di tanah air dan di banyak negara sebagai bentuk rasa syukur atas kehadiran Nabi Muhammad ke muka bumi. Berkat Rasulullah, kita mendapat pedoman hidup supaya senantiasa berada di jalan kebenaran. (KendariPost.com, 15-09-2024).
Meneladani kehidupan Rasulullah harus paripurna, menyeluruh atau kafah. Kita tidak bisa meneladani beliau hanya dalam hal-hal yang bersifat pribadi saja, namun harus i'tiba Rasulullah dalam bermasyarakat dan bernegara. Sistem kehidupan Islam yang diemban oleh Rasulullah harus seluruhnya diikuti. Jika hanya sebagian diambil dan sebagian tidak digunakan artinya kita tidak beragama Islam secara kafah. Padahal mengambil petunjuk kehidupan secara kafah itulah yang dicontohkan Rasulullah dan diharapkan oleh Allah Swt.
Allah Swt. berfirman yang artinya,"Wahai orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu" (TQS Al Baqarah :208).
Saat ini petunjuk hidup Islam hanya diemban oleh individu-individu yang beriman dan bertakwa. Sedangkan kehidupan bermasyarakat dan bernegara jauh dari tuntunan Islam. Saat inibpun tidak ada role model kepemimpinan yang ideal. Kepemimpinan nabi adalah role model yang sangat ideal dan terbaik yang berlanjut dalam kepemimpinan Khilafah.
Saat bulan Maulid adalah saat yang tepat untuk mengingatkan umat akan keteladanan nabi di seluruh sektor kehidupan. Bukan hanya memuji nabi secara pribadi tetapi juga memuji nabi dalam hal bermasyarakat dan bernegara. Setelah paham bagaimana nabi bermasyarakat dan bernegara maka selanjutnya berusaha kita terapkan bukan hanya sekedar pujian.
Keteladanan nabi adalah keteladanan yang paripurna baik secara pribadi maupun sebagai pimpinan sebuah negara. Keteladanan ini pun dilanjutkan oleh para sahabat dalam melanjutkan kepemimpinan. Tanpa kepemimpinan yang dicontohkan oleh nabi mustahil syariat Islam akan tegak dan bisa dilaksanakan oleh kaum muslimin.
Betapa sesak dada kaum muslimin saat ini ketika riba merajalela karena prinsip ekonomi kapitalis yang berbasis riba harus diterapkan di negeri-negeri kaum muslimin. Mau tidak mau orang-orang yang tidak mau praktek ribawi terkena debu-debunya. Kita berani berperang melawan Allah, padahal sudah paham bahwa tidak akan pernah menang melawan Allah Swt.
Kita pun pusing karena zina merajalela. Kehidupan pergaulan yang tidak Islami ajaran kapitalisme sekulerisme telah melegalkan zina. Disebut zina jika ada pemaksaan, tidak disebut zina jika suka sama suka (seksual consent). Aturan Allah diotak-atik. Padahal zina mata adalah melihat dan zina telinga adalah mendengar untuk para pria dan wanita yang bukan muhrimya.
Saat ini umat Islam terkungkung atau terpenjara dan dipaksa melaksanakan aturan-aturan yang tidak Islami sehingga dosa besar mereka tanggung. Tidakkah ingin melaksanakan aturan Islam secara kafah, baik di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan?
Islam telah mengatur semuanya aturan syariat baik secara pribadi, bermasyarakat, dan bernegara. Apakah kita nyaman dengan lumuran dosa dan beratnya memikul maksiat? Jika tidak ayo ikut berjuang menteladani Rasulullah Saw. secara kafah. [ry].
0 Comments: