Headlines
Loading...
Oleh. Dewi Khoirul 

Berbeda dalam hal furu'iyah atau perihal cabang adalah sesuatu yang alami, atau biasa terjadi dalam individu kaum muslimin. Tapi janganlah kita pernah berbeda dalam hal yang utama yaitu masalah akidah, karena akidah Islam menjadi satu-satunya pengikat kaum muslimin sedunia.

Sungguh indah jika kaum muslimin saat ini bisa dipersatukan lagi dengan ikatan akidah tersebut, sebagaimana dahulu di masa Rasulullah dan masa-masa kekhilafahan setelahnya.

Dari sini mungkin akan muncul pertanyaan, bukankan di seluruh dunia jumlah kaum muslim mayoritas, itu artinya mereka masih dalam satu akidah yang sama?
Bukankah setiap tahun dilaksanakan ibadah haji, dan itu adalah wujud persatuan umat Islam?

Menjawab dari pertanyaan di atas, memang benar kaum muslimin adalah kaum mayoritas di dunia, tapi mereka seperti buih di lautan, sebagaimana termaktub dalam hadist dari Tsauban. Bahwasannya Rasulullah saw. bersabda:

 "Suatu masa nanti, bangsa-bangsa akan memperebutkan kalian seperti orang-orang yang sedang makan yang memperebutkan makanan di atas nampan". Kemudian ada sahabat yang bertanya: "Apakah saat itu kita (kaum Muslimin) berjumlah sedikit [sehingga bisa mengalami kondisi seperti itu]?" Rasulullah saw. menjawab: "Sebaliknya, jumlah kalian saat itu banyak, namun kalian hanyalah bak buih di atas air bah (yang dengan mudah dihanyutkan ke sana ke mari). Dan Allah Swt. akan mencabut rasa takut dari dalam diri musuh-musuh kalian terhadap kalian, sementara Dia meletakkan penyakit wahn dalam hati kalian." Ada sahabat yang bertanya lagi: "Wahai Rasulullah saw. apakah wahn itu?" beliau menjawab: "Cinta dunia dan takut mati."

Itu artinya kaum muslimin tidak berada dalam satu ikatan akidah Islam, tapi sebagian kaum muslimin telah teracuni dan akhirnya beralih pada akidah di luar Islam yaitu kapitalisme-sekuler, yang dari akidah ini mengajarkan empat kebebasan, salah satunya adalah kebebasan berakidah.
Dan dampak dari akidah kapitalisme-sekuler tersebut kaum muslim terjangkiti penyakit wahn yaitu cinta dunia dan takut mati, sehingga umat Islam tak lagi ditakuti oleh  musuh-musuh Islam, karena penyakit wahn tersebut semakin parah setelah umat Islam tak memiliki kekuatan yang menyatukannya yakni khilafah, dan mereka kini terombang-ambing, tercerai berai dengan sekat-sekat nasionalisme.

Sementara ibadah haji sebagai wujud  meneladani ketaatan total Nabi Ibrahim beserta keluarganya hanya sebagai simbol persatuan saja tanpa ada realisasinya di tengah-tengah umat. Karena kekuatan pemersatu umat yaitu Khil4fah Islamiyah telah runtuh pada tahun 1924.

Sungguh tidak ada jalan lain untuk mempersatukan umat Islam di seluruh dunia kecuali dengan tegaknya kembali institusi pemersatu umat tersebut. Karena kekuatan umat Islam hanya kembali pada akidah Islam, sehingga tidak bisa tidak umat harus segera bersatu dalam ikatan akidah Islam dan bersama-sama berjuang untuk tegaknya Khil4fah ala min hajin nubuwwah.

Wallahualam bissawab. [Hz]

Baca juga:

0 Comments: