Headlines
Loading...
Oleh. Teti Rostika

Beberapa hari lalu muncul wajah seorang wanita di FB. Melihat wajahnya sepertinya aku kenal. Aku coba telusuri, ternyata memang dia murid yang 10 tahun lalu pernah jadi siswa di SMK tempat aku mengajar. Aku pun langsung kirim inbok, menanyakan kabar dan menyapa dia angkatan siapa. 

Karena aku mengenal sifatnya yang baik sewaktu di SMK, maka aku bahagia bisa menyapanya. Langsung aku tanya rumahnya di mana dan langsung janjian besoknya ketemuan. 

Alhamdulillah ternyata Allah kabulkan hari ini bisa bertemu dengannya. Kami ngobrol hangat mengenang masa lalu. Saat  aku jadi wali kelasnya. Saat itu pula tahun pernikahanku dengan suami. Aku mengajar Fisika di SMK. Biasanya kalau ada remedial tugasnya adalah mengaji. 

Aku pun mulai menanyakan kabar keluarganya. Wajahnya pun langsung murung. Ternyata Allah menguji rumah tangganya. Baru 4 tahun menikah, anak baru satu tapi suaminya meninggalkannya. Padahal masalahnya sepele. 

Dari awal pernikahan, suaminya tidak berbuat makruf. Tidak melaksanakan kewajiban, nafkah belanja makanan dibatasi seminggu 300 ribu rupiah, kalau kurang dikatakan istrinya boros. Kalau ada di rumah malah main ponsel. Saat dikunjungi istrinya, dia malah marah-marah. 

Tutur kata suaminya pun tidak lemah lembut.  Bahkan yang paling nyesek di dada  adalah saat muridku berkata bahwa suaminya mengantarkan pulang ke rumah orang tua istri sambil berkata sudah tidak ada rasa cinta dan sayang lagi. 

Ujian rumah tangga memang berbeda-beda. Dan Allah pertemukan saya dengan sahabat yang beragam masalah keluarganya. Dulu pernah ada wanita yang curhat, punya suami selalu selingkuh. Tapi tidak pernah mengaku. Walau dikasih uang belanja 1 juta rupiah per minggu tapi tidak ada rasa bahagia.

Ada lagi sahabat yang pernah curhat. Suaminya jarang memberi uang. Bilangnya tidak ada, padahal di dompetnya ada. Ada lagi murid yang curhat sudah menikah lama tapi belum punya anak.

Setiap cerita ada hikmah yang membuat saya harus selalu memperbaiki diri. Semakin cinta pada suami, semakin menjaga komunikasi mesra dengan suami. Semakin bersyukur atas karunia yang Allah beri.

Muridku salihah, terima kasih sudah silaturahmi ke rumah ibu. Terima kasih sudah mau terbuka berbagi cerita dengan ibu. Semangat ya, Salihah, semangat membuka lembaran baru. Tinggalkan masa lalu, semoga Allah mempertemukanmu dengan laki-laki salih yang bisa memuliakan isteri dan membahagiakanmu, seorang suami yang akan menjadi jalan surga untukmu. [ry].

Bandung, 10 Agustus 2024

Baca juga:

0 Comments: