motivasi
Tetaplah Menulis Apa pun Situasinya
Oleh. Dewi Kusuma
(Pemerhati Umat)
Tetaplah menulis di mana pun kita berada. Jangan sampai absen dalam sehari tanpa menulis. Jadikan menulis seperti keadaan kita butuh untuk makan sehari tiga kali. Perut kita akan terasa lapar jika dari pagi hingga malam hari tanpa makan nasi dan perlengkapannya.
Begitupun dengan menulis mesti kita biasakan walaupun hanya satu atau dua naskah. Paling tidak menulis dalam bentuk kutipan yang singkat padat dan bermakna. Kita pun tak tahu tulisan siapa yang mampu menyangkut di hati para pembaca, meski bukan berasal dari penulis yang super hebat. Yang pasti tulisan tersebut menyentuh hati dan mereka mau berubah menuju ketaatan terhadap aturan Allah Swt.
Untuk itu tak perlu ragu, apalagi sampai mundur dari arena literasi menulis. Dari tulisan kita yang sederhana atau dari penulis pemula pun bisa jadi mengenai sasaran para pembaca media. Sebab yang namanya hati itu bisa tersentuh oleh tulisan yang simpel, namun pembaca bisa membuka wawasan tentang keislaman agar berubah menjadi taat.
Mungkin saja seorang penjahat tersadar secara tak sengaja membaca rangkaian aksara kita. Sehingga ia berubah menjadi penyantun dan beralih ke karakter yang bertolak belakang. Ia berubah menjadi baik bahkan ikut dalam beramal makruh nahi mungkar. Pasti sangat luar biasa sekali tulisan sederhana mampu menggugah banyak orang berubah menjadi baik.
Biarlah para penulis lain lebih hebat. Biarlah mereka lebih melejit. Tak perlu ragu ataupun terhenti dengan keadaan mereka. Niatkan kita pun bisa hebat seperti mereka kalau kita bersungguh-sungguh dan terus berupaya menjadi baik. Yang terpenting tulisan yang kita buat mampu menggugah para pembaca untuk berminat membaca hingga tuntas.
Dengan banyaknya yang membaca, semoga tulisan menjadi wasilah bagi mereka untuk berubah ke arah yang lebih baik lagi. Dan tujuan menulis yang utama adalah bisa menjadi amal jariyah yang pahalanya terus mengalir tak pernah putus. Meskipun si penulis telah tiada namun karyanya tetap menebar pesona dalam mengajak kepada ketaatan kepada-Nya.
Rasulullah saw. bersabda:
"Apabila manusia meninggal dunia maka terputuslah segala amalnya, kecuali tiga yaitu, sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak yang shaleh yang berdoa baginya."
(HR. Muslim)
Dalam karya tulis ini tentu kita inginkan menjadi ilmu yang bermanfaat. Agar berguna bagi orang banyak. Tentu wajib kita iringi dengan doa sehingga karya tulis kita melekat di hati pembaca.
Tetaplah menulis apa pun situasinya dan di mana pun ada kesempatan! Jadikan momentum yang kita lalui menjadi karya tulis yang penuh makna. Tentu sebagai patokan yang utama adalah firman Allah Swt. yang tertera di dalam Al-Qur'an.
Allah Swt. berfirman:
اِنَّا نَحۡنُ نُحۡىِ الۡمَوۡتٰى وَنَكۡتُبُ مَا قَدَّمُوۡا وَاٰثَارَهُمۡؕؔ وَكُلَّ شَىۡءٍ اَحۡصَيۡنٰهُ فِىۡۤ اِمَامٍ مُّبِيۡنٍ
"Sungguh Kamilah yang menghidupkan orang yang mati dan Kamilah yang mencatat apa yang mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam kitab yang jelas (Lauh Mahfudz)." (QS. Yasin: 12)
Tetaplah berkarya tulis demi menunaikan kewajiban amar makruf nahi mungkar. Niatkan segala yang kita lakukan semata hanya karena Allah Swt. semata. Ikhlas beribadah kepada-Nya agar Dia limpahkan karunia, rahmat dan rida-Nya.
Wallahualam bissawab.
Serang Banten, 13 September 2024
0 Comments: