OPINI
TPPO Berulang, Nasib Rakyat Kian Malang
Oleh. Rina Herlina
Kasus TPPO (tindak pidana perdagangan orang) terus berulang. Kali ini 11 warga Kabupaten Sukabumi diduga menjadi korban TPPO di Myanmar. Awalnya para korban dijanjikan bekerja di Thailand sebagai tenaga admin/administrasi atau pelayan investasi berbentuk mata uang Kripto. Ternyata malah menyeberang ke Myawaddy, Myanmar dan dipekerjakan sebagai pelaku penipuan (scammer) daring. (antaranews.com, 11/09/2024)
Ada banyak faktor penyebab terjadinya kasus TPPO yang terus berulang. Salah satunya yaitu kurangnya lapangan kerja di tanah air. Sementara semua orang terdesak untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya dan juga keluarganya. Bisa kita lihat saat ini, nyaris setiap hari portal-portal berita menyuguhkan tentang adanya PHK besar-besaran. Dengan demikian akan semakin banyak orang yang nganggur sehingga mereka akhirnya memilih mencoba peruntungan dengan mencari pekerjaan ke luar negeri.
Pemerintah Kurang Mengedukasi Masyarakat
Kurangnya edukasi dan informasi dari pemerintah terkait keamanan bagi pekerja di luar negeri, menjadikan kasus ini kian rumit. Seharusnya pemerintah memberikan pembekalan yang cukup kepada mereka yang ingin bekerja ke luar negeri. Pemerintah seharusnya tidak abai akan keselamatan rakyatnya. Tugas utama negara adalah melindungi rakyatnya dari apapun yang bisa membahayakan keselamatan rakyat. Nasib rakyat saat ini ibarat sudah jatuh tertimpa tangga pula. Sudahlah negara abai terhadap kesejahteraannya, ditambah keselamatan mereka di negeri orang pun menjadi taruhan.
Bahkan, Dave Laksono selaku anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Golkar mengaku kaget dan sedih atas terus berulangnya kasus TPPO. Menurutnya, kejadian semacam seharusnya tidak berulang. Ia meyakini situasi ini diakibatkan dari kurang gencarnya edukasi yang dilakukan pemerintah.
Pemerintah seharusnya bertanggung jawab untuk memberikan edukasi, juga pembelaan terhadap para WNI yang menjadi korban TPPO. Bahkan Dave menduga bisa jadi ada keterlibatan aparat tertentu. Ia dengan tegas mengatakan, sindikat semacam ini harus dibongkar jaringannya sampai ke akar.
Pemerintah seharusnya memberikan penjelasan kepada keluarga korban atau masyarakat umum, bahwa kegiatan-kegiatan semacam itu, berupa rayuan pekerjaan dengan gaji besar dan dolar di luar negeri, semua itu ternyata palsu. Akibatnya semua itu akhirnya memberatkan dan menjerat WNI sehingga menyulitkan semua pihak pada saat mereka terjerat dalam kasus TPPO ini.
Ini harus benar-benar menjadi perhatian pemerintah. Rakyat seharusnya mendapatkan perlindungan dan jaminan kesejahteraan. Kasus TPPO ini tidak akan terus terulang jika saja negara hadir mengurusi kepentingan rakyat bukan justru sibuk mengurusi kepentingan segelintir orang. Negara seharusnya benar-benar menyadari bahwa rakyatlah yang seharusnya menjadi prioritas bukan para oligarki. Negeri ini begitu kaya dengan sumber daya alam, namun faktanya untuk makan saja rakyat sulit bahkan terpaksa mengadu nasib ke negeri orang.
Islam Solusi Hakiki
Negara dalam sistem Islam tidak hanya bertindak sebagai regulator seperti dalam sistem hari ini. Negara berperan aktif menghadirkan rasa aman dan nyaman untuk rakyat. Kesejahteraan masyarakat menjadi prioritas utama. Oleh karena itu, negara sendirilah yang mengelola semua sumber daya alam dengan melibatkan tenaga kerja dalam negeri. Hasilnya kemudian diperuntukkan untuk kemaslahatan umat. Dengan demikian, pengangguran dalam sistem Islam memang sangat bisa untuk diminimalkan. Sebab lapangan pekerjaan itu akan selalu tersedia jika kekayaan alam yang ada benar-benar di kelola negara. Apalagi dalam Islam ada kewajiban mencari nafkah pada pundak laki-laki, maka untuk membuat para laki-laki bekerja guna mencukupi kebutuhan keluarganya, negaralah yang menyediakan berbagai lapangan pekerjaan.
Dengan demikian, maka kehidupan rakyat terjamin sehingga tidak akan terpikir untuk mencari pekerjaan ke luar negeri. Rakyat akan merasa aman, tidak was-was dengan kondisi kehidupannya karena negara selalu hadir untuk menyejahterakan rakyatnya. Apalagi negara juga melalui kurikulum pendidikan sudah menanamkan akidah sejak dini pada masyarakat, sehingga akan terbentuk masyarakat yang memiliki pola pikir dan pola sikap Islam. Dengan pengokohan akidah tersebut, masyarakat tidak akan mudah lemah sekalipun dihadapkan pada kondisi yang sulit.
Sejatinya semua problematika kehidupan yang ada saat ini, hanya bisa diselesaikan pada saat sistem Islam diterapkan secara menyeluruh di dalam kehidupan. Manusia hanyalah makhluk ciptaan yang sangat bergantung kepada Penciptanya. Untuk itu, yang paling tahu kebutuhan ciptaan-Nya ya sudah pasti hanya Penciptanya yaitu Allah Swt. Lagi pula, aturan dan hukum Islam itu akan selalu relevan untuk setiap zaman. Maka sudah saatnya kita semua beralih dari sistem kufur kapitalisme kepada sistem Islam yang merupakan solusi hakiki untuk setiap permasalahan. Wallahuallam. [My]
0 Comments: