Headlines
Loading...
Oleh. Sri Ratna Puri

Sahabat, kita bagian dari makhluk sosial. Artinya, satu sama lain saling membutuhkan, sehingga saling berhubungan. Hubungan ini diatur dalam Islam dengan diperketat tali ikatan yang dikenal dengan istilah ukhuwah islamiah. Dampaknya tidak sebatas mendapatkan manfaat di dunia, tapi insyaallah sampai ke surga. 

Ukhuwah islamiah, memberi dampak yang luar biasa. Persaudaraan karena akidah Islam, menghapus perbedaan karena warna kulit, jenis kelamin, ras, budaya dan asal kelahiran. Inilah wujud keberkahan karena Islam. 

Keberkahan menjadikan segala hal bertambah kebaikan. Apalagi dipastikan dalam ukhuwah Islamiah ada silaturahim. Padahal dalam silaturahim, ada jaminan kebaikan sebagaimana yang Rasulullah saw  sabdakan. 

مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ، وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

“Barangsiapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan ditangguhkan ajalnya (dipanjangkan umurnya), hendaklah ia bersilaturahim.” (HR Bukhari, Muslim).

Hal ini bisa kita buktikan ya, Sahabat. Dengan ukhuwah islamiah, persaudaraan bertambah. Bila kita dalam kesulitan, maka saudara seiman tak segan memberikan pertolongan. Bisa berkunjung ke daerah baru dan dijamu. Meski tak melulu seperti itu.

Ada hal yang lebih bernilai, seperti saat menyapa dengan ucapan assalamu'alaikum, yang artinya doa keselamatan bagimu. Ini pun, sudah berupa doa. Apalagi bila terjalin ukhuwah islamiah lebih lama, kedekatan lebih tercipta. Tak sekadar doa, ada nasihat juga, kadang ada kabar gembira ketika relasi tercipta. MasyaAllah. 

Sekali lagi, Sahabat, begitu besar dampak dari ukhuwah islamiah. Mempersaudarakan manusia karena akidah. Seperti saat menuangkan tulisan ini, penulis menuju perjalanan dari Kota Hujan menuju Kota Kembang. Tak ada saudara sedarah, yang ada saudara karena ukhuwah islamiah, saudara seakidah yang siap menyambut kedatangan di sana, bersama saudara seakidah di kota sekitarnya, bahkan ujung timur dari pulau Jawa. 

Semoga ukhuwah islamiah yang berkah ini, menjadi wasilah yang mengantarkan kita memperoleh naungan di hari pengumpulan ya, Sahabat. Amin ya Robbal'alamin. 

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tujuh golongan yang dinaungi Allâh dalam naungan-Nya pada hari dimana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya: (1) Imam yang adil, (2) seorang pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah kepada Allâh, (3) seorang yang hatinya bergantung ke masjid, (4) dua orang yang saling mencintai di jalan Allâh, keduanya berkumpul karena-Nya dan berpisah karena-Nya, (5) seorang laki-laki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik, lalu ia berkata, ‘Sesungguhnya aku takut kepada Allâh.’ Dan (6) seseorang yang bersedekah dengan satu shadaqah lalu ia menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfakkan tangan kanannya, serta (7) seseorang yang berdzikir kepada Allâh dalam keadaan sepi lalu ia meneteskan air matanya.” (HR Bukhari, Muslim).

Baca juga:

0 Comments: