Headlines
Loading...
Oleh. Sri Ratna Puri

Sahabat, seiring berkembangnya teknologi dengan gadget sebagai sarana komunikasi, berkembang pula istilah-istilah yang digunakan sehari-hari. Seperti istilah "Menyala" yang awalnya berarti bersinar atau terang sekali, kini bergeser menjadi kata seruan yang artinya memberi atau mengajak semangat. 
[Menyala Abangku!]
[Kita harus terus menyala!]
.... 

Namun, tahukah Sahabat, bahwa ada nyala yang berada dalam dada kita. Bila nyala ini dijaga, dia akan selalu ada. Terlebih, bila terus kita asah, nyalanya akan bertambah-tambah. Nyala ini bernama Tauhid. Penerimaan bahwa Allah Swt, satu-satunya Tuhan yang berhak disembah, dan meniadakan Tuhan, selain-Nya.

Adapun bila kita temui ada beragam tuhan disembah, itu dikarenakan peranan manusia. Sebagaimana sabda Baginda saw,
"Setiap anak yang lahir dilahirkan di atas fitrah (suci). Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Majusi, atau Nasrani." (HR Bukhari dan Muslim).

Sahabat, tauhid ini terkadang menyala dalam wujud kecenderungan kita terhadap kebenaran. Misalnya, kita akan lebih suka berteman dengan orang yang jujur, dibandingkan dengan orang suka berdusta. Kita akan lebih suka mendengar tutur kata yang baik, dibanding kata-kata atau kalimat yang kasar. Kita lebih mudah menerima perilaku yang sopan, dibanding perilaku sombong atau arogan. 

Atau, nyala itu ada pada munculnya tiga pertanyaan dasar di benak manusia. Dari mana manusia, kehidupan, alam semesta ini berasal? Untuk apa diciptakan ada di dunia? Akan kemana setelah meninggalkan dunia? Dan semua manusia, pasti pernah merasakannya. Apapun jawaban tiga pertanyaan ini, akan menentukan keselamatan atau kenestapaan manusia.

Sahabat, perlu diingat. Nyala tauhid ini bisa tertutupi ketika ada pengingkaran, kesyirikan dan kemaksiatan. Maka kita akan temui manusia-manusia durhaka, meski pasti di detik-detik terakhir nyawa meninggalkan raganya, nyala itu akan kembali ada. Sayangnya, nyala sudah tidak bisa membawa keselamatan. Seperti kisah Fir'aun dalam Al-Qur'an. 

"Kami jadikan Bani Israil bisa melintasi laut itu (Laut Merah). Lalu, Fir'aun dan bala tentaranya mengikuti mereka untuk menganiaya dan menindas hingga ketika Fir'aun hampir (mati) tenggelam, dia berkata, 'Aku percaya bahwa tidak ada tuhan selain (Tuhan) yang telah dipercayai oleh Bani Israil dan aku termasuk orang-orang muslim (yang berserah diri kepada-Nya).' Mengapa baru sekarang (kamu beriman), padahal sesungguhnya engkau telah durhaka sejak dahulu, dan engkau termasuk orang yang berbuat kerusakan." (QS Yunus 90-91)

Jadi Sahabat, sebelum terlambat, mari kita menjaga dan mengasah nyala kita dengan beberapa langkah yang bisa kita lakukan. Yaitu, 
1. Bersyukur kita beragama Islam
2. Meyakini Islam satu-satunya agama yang Allah ridai, melalui pembuktikan yang tasdiqul jazm (100% benar) secara akal dan dibenarkan wahyu
3. Mengikatkan diri dengan aturan-aturan yang Allah turunkan
4. Belajar ilmu-ilmu Islam
5. Berkumpul dengan barisan yang mengkaji serta mendakwahkan Islam kafah
6. Memperbanyak amal salih
7. Mendahulukan target akhirat 
8. Meletakkan dunia sebatas wilayah usaha untuk mencari bekal berpulang. 

Demikian, semoga bisa dipraktikkan, agar nyala kita bisa terjaga dan menjadi sempurna. Aamiin.

Baca juga:

0 Comments: