Oleh. Hanif Eka Meiana
Tahukah kamu, bahwa ada sosok pemuda keren pada masa Rasulullah saw. yang terkenal gagah berani, cerdas, dan bijak. Dialah Ali bin Abi Thalib, sepupu sekaligus menantu Rasulullah saw.. Beliau juga menjadi salah satu dari empat Khulafaur Rasyidin. Dari beliau pula lahir keturunan mulia, cucu Rasulullah saw. yakni Hasan dan Husain. Tak perlu diragukan lagi bagaimana luar biasanya Ali bin Abi Thalib dalam memainkan pedangnya pada setiap peperangan bersama Rasulullah saw.. Ia menjadi pemuda yang tangguh dan berani kala itu.
Kita mendapati bahwa saat ini pemuda kita sangat jauh dari sosok satu ini. Faktanya anak muda masa kini banyak yang unjuk kebolehan dengan terlibat tawuran, bela diri dengan ilmu hitam, ikut geng yang berujung klitih sampai yang bergabung dalam aliran sesat pemuja setan. Sebagian besar di antaranya krisis akidah, krisis identitas, membebek pada Barat dan tercabut fitrahnya karena hidup dalam sistem rusak kapitalisme sekuler. Tentu kita berharap diri dan generasi kita tak seperti mereka. Oleh karenanya kita perlu belajar dan meneladani tokoh-tokoh pemuda muslim, salah satunya yakni Ali bin Abi Thalib berikut ini.
Ali tumbuh dan hidup bersama keluarga Nabi saw. sejak masa mudanya. Ia dididik langsung oleh Nabi dan belajar banyak dari beliau saw.. Ali yang saat itu masih berusia 10 tahun telah mantap dan yakin untuk mengikuti agama Muhammad saw.. Ia menjadi orang pertama dari kalangan anak-anak yang menyatakan diri beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.
Saat peristiwa hijrahnya Nabi saw. bersama Abu Bakar ke Yastrib, Ali memainkan peranan penting dalam peristiwa ini. Ia yang menggantikan posisi Nabi dengan tidur di ranjang beliau untuk mengelabui pemuda-pemuda Quraisy yang berencana untuk mencelakai Rasul saw. Tak ada rasa takut dalam diri Ali kala ia menggantikan posisi Nabi, ia bisa saja terbunuh. Perannya ini membuktikan kepahlawanan Ali, keberanian, keperkasaan, dan kecintaannya yang tinggi pada Rasulullah saw.
Tak hanya itu, keberanian Ali bin Abi Thalib juga dibuktikan saat beliau ikut dalam peperangan bersama Rasulullah saw. Ia pernah ikut duel satu lawan satu melawan Walid bin Utbah sampai akhirnya berhasil menekuknya hingga jatuh terjengkang. Pada buku "Sahabat Remaja Nabi" karya Fathi Fawzi Abd al-Mu'thi, diceritakan bahwa Ali dipercaya Nabi memegang bendera setelah menunjukkan kehebatannya selaku seorang kesatria. Ia berperang dengan gagah berani dan menumpas satu demi satu musuh Allah, hingga akhirnya mereka menyerah kalah dan umat Islam berhasil memetik kemenangan gemilang.
Ali menjadi sosok yang dipercaya oleh Nabi saw. hingga Ali diangkat oleh beliau sebagai menantunya. Dalam perang Uhud, Ali pula yang berdiri menamengi Rasulullah dari serangan gencar musuh. Ali tak pernah absen bergabung dan ikut ambil bagian dalam setiap peperangan yang diikuti Rasulullah. Dalam peristiwa pengepungan Yahudi Khaibar, Ali juga yang dipercaya oleh Nabi untuk membawa bendera dan berhasil mengobrak-abrik benteng serta membunuh pimpinan Yahudi tersebut.
Rasulullah pernah bersabda, "Saya adalah kotanya ilmu, dan Ali adalah pintu gerbangnya.” Mendengar sabda Nabi, orang Khawarij tidak percaya dan ingin membuktikannya. Mereka pun bertanya kepada Ali pertanyaan yang sama dengan sepuluh orang penanya yang berbeda. Pertanyaan ialah "Hai Ali manakah yang lebih utama, ilmu atau harta?” Kesepuluh pertanyaan sama yang diajukan oleh orang-orang Khawarij ini dijawab berbeda-beda oleh Ali. Hal ini menunjukkan luasnya ilmu dan cerdasnya Ali dalam menjawab pertanyaan.
Nah, dari kisah beliau kita mendapati bahwa menjadi seorang muslim harus bangga dan membuktikan diri bisa menjadi orang yang terbaik di hadapan Allah dan Rasul-Nya. Membuktikan kecintaan kita dengan sepenuhnya taat dan menjalankan perintah Allah Swt.. Niscaya kita akan dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya dan berharap dapat berkumpul bersama Rasulullah di surganya Allah kelak. Amin Allahuma amin. Jadi bagaimana, siap untuk menjadi muslim terbaik? Bismillah, siap ya?! [Ni]
Klaten, 18 Oktober 2024
0 Comments: