Kisah Inspiratif
Dua Momen Berkesan di Bulan Ramadan
Oleh. Elia Ummu Izzah
Aku teringat momen 10 tahun silam. Tanggal 28 Juni 2014 putri keempatku lahir tepat satu hari sebelum bulan Ramadan. Kenangan itu sedikit terlupa dalam memoriku, sehingga aku tidak bisa menjabarkannya secara detail. Aku hanya ingat bahwa persalinanku dilakukan di tempat praktik Bidan Yuni. Bidan Yuni dibantu oleh seorang perawat, Mba Lia namanya, yang ternyata putrinya Bu Sarjiyem, pengawas di TK yang sudah kukenal lama. Terima kasih untuk semuanya. Masyaallah, Allah telah mendekatkan aku dengan orang-orang yang sudah dikenal dalam urusan persalinan putriku.
Sebelum ini, aku sempat mengandung. Namun, aku mengalami keguguran saat janinku baru berusia empat bulan. Peristiwa itu terjadi sekitar tahun 2012. Memang berbeda, ya, perjuangan melahirkan seorang bayi dalam keadaan hidup dan tidak. Tetapi semua itu adalah ujian hidup yang harus aku syukuri dan kuterima dengan sabar, apa pun itu. Semoga putraku, yang telah Allah ambil kembali, besok di akhirat akan menyambut kami, kedua orangtuanya. Amin.
Tidak berselang lama, di tahun 2014, Allah menganugerahkan anak kembali. Di kelahiran putri keempatku ini, ada momen yang membuatku gampang mengingatnya. Adik yang bungsu menikah dan aku pada waktu itu sedang mengandung usia tua, sudah mendekati persalinan. Di foto keluarga saat pernikahan, tampak perut besarku sambil menggendong putri ketigaku yang pada waktu itu berusia sekitar empat tahun. Selisih di antara keduanya adalah 4 tahun, yakni 2010 dan 2014. Kemudian kelahiran putri keempatku selisih 21 hari dengan waktu pernikahan adikku. Masyaallah, syukurku atas semua anugerah yang Allah berikan.
Putri keempat kami, diberi nama Mustaniroh Fadhilah Ramadhani. Namanya terinspirasi dari bahwa cara berpikir ada 3, yakni dangkal, mendalam dan cemerlang. Yang tertinggi adalah yang cemerlang atau mustanir yakni mengaitkan segala sesuatu dengan Allah Swt. Karena anak kami putri maka menjadi Mustaniroh. Walaupun dulu sewaktu mengambil keputusan memberi nama tersebut, aku berpikir bagusan nama Amiqoh daripada Mustaniroh. Namun, arti nama yang terkandung menurutku lebih baik "Mustaniroh".
Nama anak harus mengandung doa yang terbaik. Maka kuputuskan memberikan yang terbaik pula. Semoga juga nanti ke depannya, anak ini akan tumbuh menjadi anak yang berpikir cemerlang, hatinya selalu terpaut kepada Allah Swt. yang menciptakannya. Dia lahir di bulan Ramadan. Maka, perpaduan nama Fadhilah Ramadhani adalah untuk mengingatkan kami bahwa Allah Swt. telah memberikan amanah dan anugerah yang terindah dan terbaik di bulan Ramadhan tahun 2014.
Semoga keberkahan Allah limpahkan kepada kami yakni pada apa yang dianugerahkan kepada kami berupa anak Mustaniroh Fadhilah Ramadhani dan kami bersyukur kepada Zat yang memberi. Semoga Musatniroh sehat hingga dewasa dan kami dianugerahkan baktinya. Amin.
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan aku dan suami berupa keturunan. Semoga mereka sebagai penyenang hati. Aamin, ya Rabb.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an surah As-Sajdah ayat 7-8:
الَّذِي أَحْسَنَ كُلَّ شَيْءٍ خَلَقَهُ ۖ وَبَدَأَ خَلْقَ الْإِنْسَانِ مِنْ طِينٍ
Artinya: “Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina.” (QS. As-Sajdah: 7-8).
Selanjutnya, Al-Qur'an surah Al-Mukminun ayat 12-14, juga menjelaskan:
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ طِينٍ
Artinya: “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.” (QS. Al-Mu’minun: 12)
ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِينٍ
Artinya: “Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).” (QS. Al-Mu’minun: 13)
ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ ۚ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ
Artinya: “Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.” (QS. Al-Mu’minun : 14).
Dari ayat-ayat Al-Qur'an di atas sangat jelas, bahwa manusia diciptakan oleh Allah Swt. dan Allah adalah sebaik-baik pencipta.
Allah Subhanahu wata’ala telah terlebih dahulu menciptakan alam semesta tempat manusia dan berbagai makhluk lainnya hidup. Dengan demikian, penciptaan manusia hanyalah sebagian kecil dari kekuasaan Allah Subhanahu wata’ala
Masyaallah, begitu luar biasanya kuasa Allah Swt. sehingga sudah selayaknya, aku dan suami sebagai hamba Allah selalu bersyukur kepada-Nya atas semua nikmat dan anugerah-Nya yang tak terhitung. Salah satunya adalah karunia berupa anak-anak kami. Alhamdulillah ala kulli hal.
Rasa syukur yang mendalam, kami bersyukur atas kelahiran anak-anak kami ini. Semoga mereka semua diberkahi dengan kesehatan, kebahagiaan, dan kecerdasan yang luar biasa.
Allahummaj'al auladana auladan barran taqiyyan rasyidan wa-anbit-hum fil Islam nabatan hasanah.
Bapak Wafat
Pada bulan Ramadan lainnya, yakni awal bulan Ramadan 2022, ada momen menyedihkan, aku kehilangan bapak kandung tercinta. Biasanya menjelang bulan Ramadan, beliau sudah menyusun jadwal atau agenda kegiatan untuk diisi selama bulan Ramadan. Dari dua masjid yang dikelola, dibuatlah jadwal selama sebulan siapa yang bertugas menjadi Muadzin, Khatib, Pengisi Kultum, Imam Sholat Tarawih dan Witir, atau kegiatan yang lainnya.
Allah lebih sayang terhadapmu, Bapak. Selesai sudah tugasmu di dunia ini. Jangan khawatir, akan ada yang menggantikanmu. Entah itu anak, menantu, cucu, saudara atau yang lain. Tenanglah di sana, semoga Allah menempatkan engkau di tempat terbaik di sisi Allah. Amin.
Tentu aku merasa sedih kehilangan sesorang yang disayangi, apalagi orang tua. Beliau adalah pintu surga tengah bagi kami, anak-anaknya. Namun, kami harus ikhlas menerimanya. Sabar dan tabah atas apa yang terjadi. Setiap yang bernyawa akan merasakan maut. Dan ajal tak kenal waktu dan usia. Ada yang kecil, muda, dewasa, ataupun tua. Semua akan merasakan mati, bila ajalnya telah habis. Jadi, teruslah berbuat baik menyiapkan bekal menghadap-Nya. Jangan teperdaya harta kekayaan, sebab yang dibawa mati hanyalah selembar kain kafan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Apabila Allah menghendaki kebaikan kepada seseorang, maka Allah akan membuatnya beramal.” Para sahabat bertanya: “Bagaimana membuatnya beramal?” Beliau menjawab: “Allah akan memberikan taufik kepadanya untuk melaksanakan amal shalih sebelum ia meninggal.” (HR Imam Ahmad dan At-Tirmidzi)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, “Tuhan kami ialah Allah”, kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu.” (QS Fussilat: 30)
“Siapa yang bersedekah (ikhlas) lalu ketika itu ia meninggal, maka masuk surga.” (HR Ahmad)
Semoga akhir dari cerita kita adalah husnul khatimah, dan semoga akhir persinggahan kita adalah jannah. Amin.
Penutup
Kelahiran dan kematian adalah rahasia Allah. Pada setiap peristiwa akan ada hikmah yang dapat kita petik. Hidup selalu memberikan pelajaran yang berharga bagi kita. Saya jadi teringat dengan satu nasihat berharga, yang berbunyi, "Bagi seorang mukmin, tertimpa musibah dan mendapatkan kesenangan adalah sama-sama baik akibatnya, karena keduanya merupakan ujian. Sebagaimana suatu musibah, jika dihadapi dengan sabar, itu adalah kebaikan dan sebab pahala. Maka demikian pula kesenangan, jika dihadapi dengan syukur, itu juga kebaikan yang diiringi pahala".
Seperti sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Hal ini tidak didapatkan kecuali pada diri seorang mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya. Sebaliknya apabila tertimpa kesusahan, dia pun bersabar, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya.” (HR.Muslim, shahih).
Wallahualam.
Cilacap, 27 Oktober 2024
0 Comments: