OPINI
Hari Guru Sedunia, Sudahkah Guru Sejahtera?
Oleh. Imroatus Sholeha (Freelance Writer)
Hari guru sedunia diperingati setiap tanggal 5 Oktober. Namun, apakah hari guru yang diperingati setiap tahunnya sudah mengantarkan pada kesejahteraan para guru?
Dilansir dari KOMPAS.com, peringatan Hari Guru Sedunia sudah dilakukan sejak 1994 dalam rangka memperingati penandatanganan rekomendasi UNESCO/ILO 1966 tentang status guru.
Rekomendasi tersebut menetapkan hak serta tanggung jawab guru dan standar internasional untuk persiapan awal dan pendidikan lanjutan mereka sebagai pengajar.
Tanggal konferensi itu kemudian ditetapkan sebagai Hari Guru Sedunia oleh UNESCO. Ada 76 perwakilan negara dan 35 organisasi Internasional yang ikut terlibat di dalam konferensi tersebut. Konferensi UNESCO di Paris membahas seputar Recommendations Concerning the Status of Teachers.
Makna dari kata guru dalam rekomendasi tersebut adalah semua pengajar di sekolah yang bertanggung jawab untuk pendidikan murid. Sementara itu, maksud dari status ialah kedudukan atau penghargaan yang diberikan kepada para guru sebagaimana dibuktikan dengan tingkat apresiasi akan pentingnya fungsi dan kompetensi mereka dalam melaksanakan pekerjaan sebagai seorang guru (05/10/2024).
Guru adalah profesi yang mulia serta berperan penting dalam kehidupan. Sebab di tangan seorang guru pada generasi dididik dan dibentuk sebagai ujung tombak peradaban. Guru yang berkualitas akan menghasilkan generasi emas. Begitu pentingnya kedudukan seorang guru maka dari itu kesejahteraan guru harus terjamin.
Namun fakta di lapangan tampaknya jauh panggang dari api. Saat ini guru dihadapkan dengan berbagai problem, di antaranya rendahnya gaji dan tunjangan yang diterima apalagi dengan status dibedakannya antara guru PNS dan honorer. Saat ini masih banyak guru honorer yang menerima upah rendah, para guru honorer rata-rata digaji di bawah 500 ribu per bulan yang kerap tiga bulan sekali baru dibayarkan.
Sungguh suatu kondisi yang miris mengingat beratnya tugas seorang guru, ditambah kondisi saat ini membuat beban hidup semakin berat dengan kebutuhan hidup semisal sandang, pangan, dan papan, biaya pendidikan dan kesehatan juga biaya lainya yang semakin hari semakin naik. Maka tak heran jika kita mendapati ada seorang guru yang terpaksa jadi pemulung untuk menambah penghasilan.
Lalu dengan fakta kondisi para guru yang memprihatinkan, bagaimana akan tercipta generasi yang cemerlang jika seorang guru kerap dipusingkan dengan tuntutan biaya hidupnya sehari-hari. Alih-alih fokus memikirkan materi dan bahan ajar yang akan disampaikan kepada murid-muridnya.
Problem selanjutnya kurangnya penghargaan serta rasa hormat yang diberikan terhadap para guru. Kerap kita mendapati di berbagai media berita yang mengabarkan penganiayaan, intimidasi yang dilakukan para murid hingga wali murid terhadap guru. Hal ini tak lepas dari kian merosotnya moral generasi bangsa yang diakibatkan penerapan sistem kapitalisme di mana sistem ini menilai profesi guru sebagai salah satu faktor produksi bukan sebagai pendidik. Alhasil dalam dunia pendidikan minim nilai keimanan serta moral yang harus dijunjung tinggi, yang ada hanya landasan materi sebagai tujuan. Akibatnya moral generasi semakin tergerus, hilang hormat terhadap guru bahkan bersikap arogan dan kurang ajar.
Kurikulum yang ada juga menjadi problem yang dihadapi para guru, saat ini guru terus di pusingkan dengan kurikulum yang terus berganti tanpa ada arah yang jelas, mau di kemanakan arah pendidikan negeri ini. Kurikulum saat ini hanya mengejar nilai materi dan menjauhkan generasi dari nilai-nilai agama yang luhur. Agama dipisahkan dari kehidupan (sekularisme) sehingga melahirkan anak berperilaku bebas yang jauh dari akhlak mulia. Tak heran pelajar saat ini dihiasi dengan narkoba, tawuran, aborsi, dan sejenisnya. Fasilitas pendidikan yang tidak memadai juga menambah beban berat yang harus dipikul seorang guru dan masih banyak lagi problem yang dihadapi guru dalam dunia pendidikan.
Sejatinya segala persoalan yang dihadapi guru bukanlah masalah sederhana yang bersifat personal melainkan persoalan sistemik yang telah mengakar menggerogoti sistem pendidikan kita. Berbagai persoalan yang ada menunjukkan bahwa di bawah penerapan sistem sekuler-kapitalisme negara tidak serius memberikan perhatian pada dunia pendidikan dalam mencetak generasi yang unggul. Sistem yang diterapkan saat ini melahirkan kebebasan yang menjadikan materi sebagai tujuan hidup. Maka dari itu harus ada perubahan sistem agar segala problematika guru yang ada dapat teratasi secara tuntas sehingga melahirkan generasi yang cemerlang dan bertakwa.
Islam sangat menghargai profesi seorang guru. Tak hanya murid, negara juga begitu menghargai jasa seorang guru salah satunya menjamin kesejahteraan dan memuliakan guru dengan memberikan gaji yang tinggi. Seperti yang terjadi pada masa pemerintahan dinasti Abbasiyah di bawah penerapan hukum Islam gaji tahunan seorang guru mencapai 2000 sampai 4000 dinar atau saat ini setara dengan 12 sampai 25 miliar rupiah.
Islam juga mengajarkan untuk senantiasa berakhlak mulia dan hormat terhadap guru agar ilmu yang diajarkan mudah diserap dan berkah. Negara juga memfasilitasi segala hal yang dibutuhkan baik sarana dan prasarana untuk menunjang kualitas dan keterampilan tenaga pendidik yang mengantarkan pada pendidikan yang berkualitas.
Di bawah pengaturan penerapan sistem ekonomi Islam juga terjamin pemenuhan kebutuhan pokok baik sandang, pangan, papan, juga jaminan pendidikan dan kesehatan yang dibiayai baitul mal yang memiliki banyak pos pemasukan. Dengan demikian seorang guru tidak lagi dipusingkan dengan tingginya tekanan dan biaya hidup. Sehingga guru lebih fokus dalam perannya dalam mendidik generasi.
Dalam Islam semua pihak yang terkait dengan pendidikan akan bekerja sama dengan baik untuk menjalankan perannya, yaitu keluarga, sekolah dan negara semua bersinergi untuk mendukung peran guru dalam mendidik generasi baik dalam aspek ekonomi, pergaulan, media massa, perkembangan teknologi dan lain-lain. Kurikulum yang diterapkan berbasis akidah Islam yang bertujuan mencetak generasi berkepribadian Islam dan bertakwa.
Dengan banyaknya problematika dunia pendidikan saat ini, sudah saatnya para guru sadar dan menyerukan solusi tuntas atas segala problem yang dihadapi, yakni dengan penerapan aturan Islam yang datang dari sang pencipta sebaik-baiknya. Aturan tak hanya bagi guru tapi solusi bagi seluruh problematika yang ada. Sudah saatnya mencampakkan sistem kufur sekuler-kapitalis yang membawa pada kesengsaraan. Wallahualam bissawab. [Hz]
0 Comments: