Headlines
Loading...
Oleh. Rina Herlina 

Sekarang ini para orang tua dibuat ketar-ketir dengan banyaknya fenomena kenakalan remaja. Sekolah yang biasanya dianggap tempat aman untuk tumbuh kembang anak, kini tidak demikian adanya. Sebab, sekolah yang seharusnya melahirkan generasi tangguh dan cemerlang, justru menjelma menjadi tempat lahirnya anak-anak yang suka tawuran, perundungan, bahkan menjadi pelaku pencabulan juga pembunuhan. Sekolah telah kehilangan fungsinya, bahkan nyaris setiap sekolah kini mengalami kapitalisasi oleh segelintir orang, sehingga menjadikan mutu pendidikan kian buruk.

Generasi yang dihasilkan dalam sistem pendidikan hari ini adalah generasi rapuh yang jauh dari akidah sehingga membuat mereka mudah terjerumus kepada hal-hal negatif. Terlebih peran orang tua yang tidak maksimal menjalankan perannya semakin memperburuk kondisi yang ada. Anak-anak kehilangan sosok yang seharusnya menjadi teladan utama bagi mereka saat berada di lingkungan rumah.

Para orang tua hari ini terkesan abai, bahkan tidak peduli dengan tumbuh kembang buah hatinya. Mereka hanya sibuk mencari nafkah dan merasa semuanya sudah baik-baik saja. Dengan menyekolahkan anaknya di sekolah yang bonafide, mereka merasa sudah cukup memberikan yang terbaik untuk buah hatinya. Mereka lupa, bahwa anaknya tidak hanya butuh dicukupkan dengan materi dan di sekolahkan di tempat bonafide, lebih dari itu anaknya butuh kasih sayang dan perhatian yang cukup dari kedua orang tuanya.

Sejatinya, teladan sesungguhnya bagi seorang anak adalah kedua orang tuanya. Maka dari itu, mari kita maksimalkan peran kita sebagai pencetak generasi peradaban yang gemilang. Tolong, jangan cuek lagi saat anaknya tidak salat, jangan biasa saja saat anaknya tidak ada adab ke gurunya, baik guru mengaji atau pun guru di sekolah. Kebanyakan dari orang tua masa kini adalah terlalu menganggap biasa perilaku anak yang jauh dari adab dan akhlak.

Miris memang, menyaksikan perilaku anak-anak sekarang, usia lima tahun saja sudah sangat kurang ajar bahkan bisa mengendalikan orang tuanya. Banyak para orang tua yang tidak berkutik saat buah hatinya sudah merajuk meminta sesuatu dan harus ada saat itu juga. 

Wahai para orang tua, meski naluri berkasih sayang itu memang fitrah pada setiap manusia, akan tetapi harus ditempatkan pada posisi yang tepat. Sebagai orang tua, kita tidak bisa begitu saja memanjakan bahkan menuruti semua keinginan anak apalagi jika sudah melampaui batas.

Berhentilah memanjakan buah hati. Biarkan mereka tumbuh normal dan mandiri tanpa campur tangan kita yang selalu mengupayakan apa pun untuk mereka. Biarkan mereka tahu dan merasakan sulitnya mencapai sesuatu yang diinginkan, agar mereka paham arti sebuah perjuangan.

Sadarlah wahai para orang tua, tugas kita hanya harus mendidiknya dengan akidah yang benar (Islam). Memberikan perhatian dan kasih sayang sesuai kadarnya. Memastikan tumbuh kembangnya dengan baik di lingkungan yang tepat. Ingat, kita tidak bisa memastikan sampai kapan bisa mendampingi mereka. Maka ajarilah mereka kemandirian, agar kelak mereka tetap bisa bertahan meski tanpa kita di sisi mereka.

Wahai kalian para generasi muda harapan bangsa, jadilah kalian sebaik-baik generasi. Jadilah kalian generasi penerus peradaban yang cemerlang, yang mampu menjaga kehormatan diri, keluarga, juga negara. Teruslah upgrade diri kalian dengan beragam ilmu terutama ilmu agama yang bisa bermanfaat untuk menjalani kehidupan. Bermesraanlah selalu dengan Al-Qur'an, jadikan Al-Qur'an dan Sunnah sebagai petunjuk dalam menjalani hidup. Mintalah selalu hidayah kepada Allah Swt., karena sungguh hidayah itu sangat mahal harganya. Kemudian jemput dan upayakanlah hidayah itu agar sampai kepada diri kalian. 

Dekatlah selalu dengan orang-orang saleh agar iman dan akhlakmu senantiasa terjaga dengan baik. Wahai para generasi, mari kita sama-sama terus memperbaiki diri dengan ilmu agama agar pondasi iman semakin kokoh. Jangan pernah berusaha mencari pembenaran, mintalah selalu kepada Allah untuk melembutkan hati kita agar mudah dalam menerima kebenaran. Wallahualam. [Hz]

Payakumbuh, 10 Oktober 2024

Baca juga:

0 Comments: