Syiar
Kuadukan Masalah Negeriku Padamu, Ya Rasul
Oleh. Sri Suratni
Selawat serta salam terus tercurah kepada Kekasih Allah Swt, junjungan alam, manusia mulia dan teladan sepanjang masa, Baginda Rasulullah saw. .
Allahumma sholli'ala sayyidina Muhammad wa'ala 'alii sayyidina Muhammad
Assalamu'alaika Ya Rasulullah....
Assalamu'alaika Ya Habiballah....
Ya Allah... Sampaikan salawat dan salam kami, ke atas junjungan Nabi besar Muhammad saw. .
Wahai Nabiyullah, sungguh kami belum pernah berjumpa denganmu, belum pernah menatap wajahmu yang bercahaya, belum pernah mendengar ucapanmu yang lembut penuh hikmah.
Namun betapa kami cinta padamu ya Rasul. Betapa kami rindu padamu ya Rasul. Sungguh kami taat pada Allah dan padamu wahai Baginda Rasulullah saw. .
Sebagai umatmu, umat akhir zaman yang engkau rindu dan engkau cintai.
Wahai Rasulullah, kami juga terkesima dan berlinang air mata di saat membaca hadismu, tatkala engkau sedang berkumpul bersama para sahabatmu yang mulia. Rasulullah bertanya kepada para sahabat mengenai siapakah hamba Allah yang mulia. Para sahabat bergantian memberikan jawaban. Rasulullah membenarkan semua jawaban para sahabat. Hingga tak seorang pun lagi yang mencoba menjawab pertanyaan Rasulullah.
Suasana pun menjadi hening seketika. Sementara Rasulullah menundukkan wajahnya dan yang terjadi berikutnya adalah Rasulullah menangis hingga basah kedua pipi dan janggutnya.
Lantas Rasulullah saw. berkata :
"Mereka yang kumaksudkan itu adalah mereka yang tak pernah dekat denganku. Tak pernah tahu wajahku. Tak pernah mendengar bagaimana suaraku. Tapi mereka beriman kepadaku. Mereka mengikuti sunah-sunahku. Mereka merindukan aku, dan aku pun sangat merindukan mereka".
Subhanallah... Allahu Akbar 🥰🥰
Di akhir hayatmu engkau tangisi akan nasib kami umatmu. Di saat engkau merasakan betapa sakit dan dahsyatnya sakaratul maut, engkau terbayang jika sakit itu menimpa umatmu. Sungguh umatmu tidak akan sanggup. Maka engkau tidak ingin umatmu merasakan kesakitan serupa sepertimu dan engkau berdoa agar Allah menimpakan semua rasa kesakitan itu hanya padamu. Sambil menangis engkau sebutkan; "Ummati...Ummati ...Ummati, ya Allah...".
Sungguh tepat Allah berikan berbagai kemuliaan padamu. Engkau sebagai panutan, uswah hasanah yang wajib kami teladani sepanjang hayat dan kehidupan dunia ini.
Ya Allah kami sangat merindukan kekasih-Mu, Muhammad saw. .
Ya Allah...
Seandainya Engkau izinkan kami bertemu Rasulullah saw., kami akan mengadu pada beliau. Kami akan adukan berbagai masalah yang menimpa negeri ini.
Wahai Rasulullah, wahai kekasih Allah...
Dengarkan dan saksikanlah, betapa banyak kaum muslimin hari ini yang mengaku sebagai umatmu, tapi sebagian dari mereka enggan meneladanimu dan mengamalkan sunnah-sunnahmu!
Betapa banyak umatmu yang mengaku mencintaimu tapi nyatanya mereka menjauhi syariat yang engkau bawa!
Betapa banyak dari kalangan umatmu yang mengaku beriman kepada Allah tapi nyatanya mereka menyembah thaghut, mereka menyekutukan Allah!
Betapa banyak dari kalangan umatmu yang meyakini adanya kematian dan hari akhir, namun mereka tetap mencintai dunia ini dan lupa bahwa kematian akan menyudahi segala kenikmatan yang didapat di dunia ini!
Betapa banyak dari kalangan umatmu yang mengidolakan kepemimpinanmu, tapi enggan memimpin manusia sebagaimana kepemimpinanmu!
Betapa banyak dari kalangan umatmu yang mendambakan keadilan, tapi mereka enggan berlaku adil!
Betapa banyak dari kalangan umatmu yang tidak ingin dizalimi, tapi mereka sendiri tidak segan-segan bertindak zalim!
Betapa banyak dari kalangan umatmu yang meyakini kebenaran agama Islam, tapi nyatanya mereka pelaku sinkretisme dan pluralisme!
Mereka memperkenankan Yahudi dan Nasrani menginjak-injak rumah Allah yang suci. Bahkan melakukan ritual agama mereka di rumah Allah yang suci tersebut.
Kami selaku umatmu, sungguh sangat sedih dan menyesalkan semua kejadian tersebut menimpa kami, wahai Rasulullah...
Benarlah sabdamu ribuan tahun yang lalu bahwa ada masanya nanti, kaum muslimin bagaikan hidangan yang diperebutkan, dan tidak ubahnya seperti buih di lautan. Mereka jumlahnya banyak tapi tidak punya power sehingga orang Yahudi dan Nasrani berani menginjak-injak kemuliaan dan kehormatan kaum muslimin. Lantaran kaum muslimin saat itu dirasuki penyakit wahn (cinta dunia dan takut mati).
Maka hari ini, sudah terbukti ucapanmu dan kami menyaksikan hal tersebut terjadi di hadapan kami, ya Rasulullah....ðŸ˜ðŸ˜
Bagaimana kami menghadapi ini semua ya Rasulullah?
Apa yang akan kami lakukan ya Rasulullah?
Apa hujjah yang akan kami sampaikan kelak di pengadilan Allah, wahai Rasulullah?
Sungguh kami tidak sanggup menghadapi berbagai fitnah dunia ini wahai Rasulullah?
Kami lemah, kami tidak kuat, kami memiliki banyak keterbatasan dan kami hanya bergantung dan berharap kepada Allah...
Semoga Allah berkenan mengampuni semua dosa-dosa kami.
Semoga Allah mau memaklumi ketidakberdayaan kami.
Ya Rasulullah izinkan dan akuilah kami agar tetap menjadi umatmu hingga kelak kami bertemu denganmu.
Tunggu kami di telaga al-Kausar, ya Rasulullah.
Nantikan kami di pintu surga-Nya Allah, wahai Rasulullah. [YS]
0 Comments: