Headlines
Loading...
Oleh. Sri Suratni 

Sahabat, sebagaimana yang kita pahami bahwa tujuan Allah menciptakan manusia di dunia ini adalah untuk beribadah. Segala sesuatu yang dilakukan manusia adalah dalam rangka beribadah kepada Allah. Pengertian ibadah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah Swt. yang didasari ketaatan mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Allah Swt. berfirman : 

ÙˆَÙ…َا Ø®َÙ„َÙ‚ْتُ الْجِÙ†َّ ÙˆَالْاِÙ†ْسَ اِÙ„َّا Ù„ِÙŠَعْبُدُÙˆْÙ†ِ

Artinya : "Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku". (QS. Az-Zariyat : 56). 

Dalam sepanjang hayatnya tugas manusia adalah beribadah kepada Allah. Beribadah harus dilandasi dengan niat ikhlas karena Allah dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah saw. Jika ibadah yang kita lakukan tanpa disertai salah satu dari kedua landasan tersebut, maka ibadah yang kita lakukan tidak bermakna dan hanya sia-sia belaka. Keikhlasan merupakan syarat utama diterimanya amal ibadah kita. 

Seorang mukmin yang ikhlas dalam beribadah dia hanya mengharapkan balasan dari Allah saja berupa rida dan pahala. Tidak ada sedikitpun motiv yang lain yang terbersit di hatinya. Tidak karena mengharapkan pujian dan sanjungan dari manusia, dan tidak karena yang lainnya.

Ibadahnya semata-mata hanya ditujukan untuk Allah. Dia hanya mengharapkan pandangan dan penilaian dari Allah saja. Tidak mengharapkan penilaian dari manusia. Jika suatu amal ibadah dilakukan untuk mendapatkan pandangan dan penilaian di sisi manusia maka ibadahnya belum dikatakan ikhlas dan tertolak di sisi Allah. 

Tentunya setiap muslimin menginginkan amal ibadahnya diterima oleh Allah. Karena amal ibadah inilah yang menjadi bekal yang kekal yang akan dibawa ketika kita menghadap Allah nanti. Semua yang ada di dunia ini akan kita tinggalkan dan tidak ada satupun yang dibawa dan menyertai kita sampai ke alam akhirat besok. Satu-satunya yang masih setia menyertai kita saat akan menghadap Allah adalah amal ibadah kita yang dilakukan ikhlas semata-mata karena Allah saja.

Oleh karena itu, apapun bentuk amal ibadah yang kita lakukan hendaklah semua dilakukan karena Allah Swt. Ketika Allah perintahkan kita terhadap sesuatu maka lakukanlah dengan ikhlas dan ikhlas saja. Jika Allah melarang kita terhadap sesuatu maka tinggalkanlah sesuatu itu dengan ikhlas karena memang Allah yang melarangnya. 

Melakukan sesuatu atau meninggalkan sesuatu karena perintah dan larangan Allah bukan karena yang lain. Boleh jadi sesuatu yang kita anggap baik, namun belum dikatakan baik menurut Allah. Penilaian baik atau tidak baiknya sesuatu itu menurut pandangan Allah, bukan menurut pandangan manusia. Oleh karena itu sekecil apapun amal ibadah yang kita lakukan hendaklah ikhlas semata-mata karena Allah. Karena keterbatasan ilmu yang kita miliki, kita tidak tahu bisa jadi amal ibadah yang kita anggap kecil dan remeh itu yang diterima Allah dan bisa jadi juga amalan kecil tersebut yang menghantarkan kita ke Surga-Nya Allah. Jadi walaupun kecil dan remeh amalan tersebut tetap lakukan dengan keikhlasan. 

Allah Swt. berfirman : 

Ùƒُتِبَ عَÙ„َÙŠْÙƒُÙ…ُ الْÙ‚ِتَالُ ÙˆَÙ‡ُÙˆَ ÙƒُرْÙ‡ٌ Ù„َّÙƒُÙ…ْۚ ÙˆَعَسٰٓÙ‰ اَÙ†ْ تَÙƒْرَÙ‡ُÙˆْا Ø´َÙŠْÙ€ًٔا ÙˆَّÙ‡ُÙˆَ Ø®َÙŠْرٌ Ù„َّÙƒُÙ…ْۚ ÙˆَعَسٰٓÙ‰ اَÙ†ْ تُØ­ِبُّÙˆْا Ø´َÙŠْÙ€ًٔا ÙˆَّÙ‡ُÙˆَ Ø´َرٌّ Ù„َّÙƒُÙ…ْۗ ÙˆَاللّٰÙ‡ُ ÙŠَعْÙ„َÙ…ُ ÙˆَاَÙ†ْتُÙ…ْ Ù„َا تَعْÙ„َÙ…ُÙˆْÙ†َࣖ ۝٢١٦

Artinya : "Diwajibkan atasmu berperang, padahal itu kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui". (QS. Al-Baqarah : 216).

Allah tidak membeda-bedakan hamba-Nya dalam memberikan pandangan dan penilaian. Dan Allah hanya memandang dan menilai keikhlasan seorang hamba dalam beramal. Allah tidak melihat siapa kita dan dari keturunan terhormat atau tidak. Allah tidak memandang fisik dan rupa kita. Yang Allah lihat hanya dari sisi keikhlasannya saja.

Rasulullah saw. bersabda :

عَÙ†ْ اَبِÙ‰ Ù‡ُرَÙŠْرَØ©َ رض Ù‚َالَ: Ù‚َالَ رَسُÙˆْÙ„ُ اللهِ ص : اِÙ†َّ اللهَ لاَ ÙŠَÙ†ْظُرُ اِلىَ اَجْسَامِÙƒُÙ…ْ Ùˆَلاَ اِلىَ صُÙˆَرِÙƒُÙ…ْ Ùˆَ Ù„ٰÙƒِÙ†ْ ÙŠَÙ†ْظُرُ اِلىَ Ù‚ُÙ„ُÙˆْبِÙƒُÙ…ْ. مسلم

Artinya : "Sesungguhnya Allah tidak melihat (menilai) bentuk tubuhmu dan tidak pula menilai kebagusan wajahmu, tetapi Allah melihat (menilai) keikhlasan hatimu." (HR. Muslim).

Kita selaku hamba Allah hanya tunduk dan taat kepada Allah saja. Bergantung, berharap, bersandar dan takut hanya kepada Allah. Hidup dan mati kita hanya untuk Allah. Mempersembahkan ibadah terbaik kita kepada Allah. Terpatri indah di hati kita, "Allah dulu, Allah kini dan Allah nanti". Jadikan semua yang kita lakukan karena Allah Swt. 

Wallahualam bissawab. [YS]

Baca juga:

0 Comments: