Oleh. Ratty S. Leman
كُلُّ نَفْسٍۢ بِمَا كَسَبَتْ رَهِيْنَةٌۙ
"Setiap orang bertanggungjawab atas apa yang telah dilakukannya" (QS Mudatsir 38).
Di akhirat nanti setiap orang bertanggungjawab secara mandiri atas apa saja yang telah ia kerjakan. Tak ada yang bisa membantunya. Semuanya dijawab sendiri secara mandiri. Maka kemandirian perlu dilatih sejak dini. Kita harus bertanggungjawab atas diri kita sendiri.
Ketika mendengar kata-kata mandiri, apa yang terlintas dalam benak kita? Mandiri sebagai seorang individu? Mandiri sebagai sebuah keluarga? Mandiri sebagai sebuah masyarakat? Ataukah mandiri sebagai sebuah bangsa dan negara?
Berbicara tentang kemandirian memang bisa meluas bahasannya. Tulisan kali ini, saya akan membahas tentang kemandirian individu dulu karena kebetulan sedang intensif lagi belajar tentang kemandirian bersama teman-teman di Garda Terdepan Kemandirian Anak bersama Bu Nefri. Apa saja sih yang sedang kita pelajari?
Berbicara tentang kemandirian anak tidak bisa dilepaskan dari membahas piramida pembelajaran. Dahulu kita mengenal pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak dari kartu KMS (Kartu Menuju Sehat). Setiap bulan berat badan anak ditimbang untuk memantau status gizi atau pertumbuhan balita. Setiap bulan juga kita cek perkembangannya. Misal usia satu bulan sudah bisa apa? Begitu seterusnya hingga anak berusia lima tahun.
Setelah itu mungkin kita tidak rutin lagi mengecek pertumbuhan dan perkembangan anak kita lagi. Bisa saja setelah usia 5 tahun ada masalah tumbuh kembangnya. Di KMS (Kartu Menuju Sehat) pun tidak mendetail apa yang harus diperhatikan sehubungan dengan motorik, sensorik, okupasi, dan wicara anak. Untuk itu kita butuh tabel dan acuan lain untuk mendeteksi tumbuh kembang anak kita. Supaya apa? Supaya anak bisa mandiri di tiap tahap pertumbuhan dan perkembangannya.
Seiring dengan berjalannya waktu dan berkembangnya ilmu pengetahuan, Alhamdulillah akhirnya dengan izin Allah, syaa diberi kesempatan belajar lagi untuk mengamati pertumbuhan dan perkembangan anak. Meskipun anak sendiri sudah dewasa karena sudah aqil baligh semua, semoga saya bisa mengingat kembali kondisi anak-anak dan memperbaiki apa yang kurang. Bisa juga untuk cucu nanti atau bisa juga ilmunya ditularkan kepada yang lain yang sedang membutuhkan.
Mulai dari lahir anak dilatih untuk mandiri. Dari lahir langsung minum ASI (Air Susu Ibu). Jika tak ada masalah, alhamdulillah. Ternyata ada juga yang tidak organ mulutnya tidak optimal di dalam menyusu sehingga perlu ada terapi atau perlakuan khusus sehingga anak bisa menyusu dengan baik.
Ada pula anak-anak yang tidak optimal motorik kasar, motorik halus, wicaranya, dan lain-lain. Dengan belajar piramida pembelajaran ketrampilan ini semoga deteksi dini tumbuh kembang anak kita bisa segera dilakukan. Ketika sudah terdeteksi secara dini, maka jika ada keterlambatan tumbuh kembang maka bisa segera dilakukan terapi atau tindakan pertolongan pertama. Maka sangat penting para orangtua, guru, terapis, dan siapa pun yang mempunyai minat terhadap tumbuh kembang bisa belajar tentang piramida pembelajaran ini agar anak-anak kita bisa mandiri sesuai dengan usia biologis dan usia psikologisnya.
Semoga kita bisa membimbing anak-anak di bawah amanah kita agar bisa mandiri dan memotivasi mereka agar menjadi manusia yang kuat dan mau bangkit. Dalam Al-Qur'an surat Ar-Ra’d ayat 11, Allah berfirman:
لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللهِ إِنَّ اللهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَإِذَا أَرَادَ اللهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ
Artinya: “Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia” (QS. Ar-Ra’d: 11).
Baca juga:

0 Comments: