motivasi
Menulis Menebar Kebaikan, Like Comment Bonus Tambahan
Oleh. Sri Suratni
Sahabat, menulislah selagi ada kesempatan dan jari-jemari masih bisa digerakkan. Karena ada saatnya nanti menulis hanya tinggal angan dan hayalan saat badan terbaring lemas dan jari-jemari sulit untuk digerakkan karena sakit menjelma datang. Bahkan, sampai waktunya nanti kegiatan menulis sama sekali tidak ada lagi dan tidak mungkin untuk dilakukan bahkan dalam angan dan khayal sekalipun. Saat yang mana tubuh terbujur kaku dan dingin di pembaringan terakhir. Itulah saat sakaratul maut yang tak bisa dielakkan. Semua yang bernyawa pasti merasakan.
Oleh karena itu, selagi ada waktu, napas kehidupan masih berhembus dan fisik masih sehat maka menulislah. Torehkan tinta emasmu dan sebarkan kebaikan melalui jejaring sosial dan akun pribadimu.
Jika saja kita sebagai kaum muslim enggan menyebarkan pesan kebaikan dalam dunia maya yang saat ini digemari oleh siapapun, maka pesan keburukan tidak terelakkan bertaburan dan menjadi bahan konsumsi semua pihak dan kalangan. Keburukan dengan mudah menyebar dan ditiru oleh siapa pun yang hari ini gemar berselancar di media sosial. Tentu kita tidak ingin hal tersebut terjadi dan merajalela.
Sudah saatnya kita ambil alih media sosial untuk menyebarkan pesan dan ujaran kebaikan.
Sahabat, menulis pesan kebaikan tiada apa yang kita harapkan kecuali untuk tersebarnya kebaikan dan memberi manfaat buat banyak orang.
Rasulullah saw. bersabda :
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya bagi manusia” (HR. Ahmad).
Menulis pesan kebaikan yang kita posting dan sebarkan di jejaring sosial, InsyaAllah akan Allah sampaikan pada pembacanya. Saat tulisan kita berseliweran di media sosial, moga ada hati yang tergerak untuk membaca dan meresapi tulisan tersebut serta memberikan pencerahan untuk perubahan ke arah kebaikan.
Kita mengetahui bahwa tulisan kita sampai kepada pembaca biasanya ditandai dengan emoticon like tanda setuju atau suka bahkan ada juga yang memberikan respon dengan berkomentar, baik komentar mendukung maupun mengkritik. Semua itu menandakan bahwa tulisan kita sudah dibaca. Kita boleh saja merasa senang dan bahagia bahwa pesan kita telah tersampaikan. Namun, jangan sampai hal tersebut membuat kita terlena dan berbangga diri. Karena tujuan awal kita menulis adalah untuk menebar kebaikan bukan berburu laik dan komen pembaca. Seandainya pun jika tulisan kita tidak mendapatkan like dan respon berupa komentar atau apapun, maka jangan berkecil hati dan bersedih. Bisa jadi tulisan kita sudah sampai kepada pembacanya, hanya saja pembacanya yang enggan untuk meninggalkan jejak meski hanya sekadar emoticon atau like saja.
Kadangkala kita pun begitu. Saat selesai membaca sebuah tulisan sahabat, kita malah tidak meninggalkan jejak apa pun. Bukan berarti kita tidak membaca dan tidak suka dengan mampirnya tulisan sahabat di beranda kita. Namun, ada baiknya sekiranya sudah selesai membaca dan menikmati tulisan orang lain tinggalkanlah kesan berupa like ataupun komentar. Dengan begitu, secara tidak langsung kita memberikan semangat kepada sahabat agar terus berkarya untuk mencerdaskan dan menyadarkan untuk melakukan perubahan ke arah Islam
Wallahualam bissawab.
0 Comments: