Headlines
Loading...
Oleh. Dewi Kusuma 
(Pemerhati Umat)

Pikiran adalah salah satu pusat untuk melakukan rancangan. Hati adalah sentra yang penting dalam menjalankan rancangan. Action adalah tindakan nyata dari apa yang sudah dirancang oleh hati dan pikiran. Semua ini wajib adanya dasar yang kuat dalam menjalankannya. Tentu sebagai dasar yang kokoh landasi segala perbuatan dengan aturan yang datangnya dari Allah Swt.

Demikian pula dengan menulis, perlu ide-ide yang cemerlang dan wawasan yang bisa menggugah hati para pembaca. Karena berkarya tulis adalah salah satu sarana untuk berdakwah. Tentunya kita mesti memberikan solusi yang tepat dengan bersandar pada akidah Islam untuk melandasi tulisan dan perbuatan yang akan kita lakukan.

Kita tak perlu ragu dalam menyampaikan aspirasi. Sampaikan saja walaupun hanya satu ayat sebagai dasar kita dalam menulis. Sebab, tulisan itu tak perlu panjang lebar, tetapi yang penting adalah padat, berisi, dan mudah dipahami. Sehingga orang lain bisa mengambil hikmah dan berubah menjadi lebih baik karena wasilah tulisan yang kita goreskan.

Adapun saya pribadi dalam menulis itu ya mencurahkan saja apa yang ada dalam pikiran dan hati. Tulis saja sebelum ide yang ada dalam otak itu lenyap. Tuangkan saja ke dalam tulisan. Masalah uraian yang lebih panjang dan mendalam bisa sambil menulis saja. 

Ketika kita sudah mulai menggerakkan tangan untuk menulis, maka Allah akan memberikan kemudahan dalam berdakwah lewat tulisan. Para penulis hebat pun berasal dari nol pengalaman menulis. Karena latihan yang intens, maka tulisan tersebut lama-kelamaan akan menjadi berbobot.

Pun demikian dengan keadaan bayi yang baru dilahirkan, keadaannya serba lemah dan hanya bisa menangis dengan suara kencang. Hati orang tua pun amat sangat bahagia mendengarnya. Lambat laun si bayi pun akan tumbuh besar dan dewasa sehingga sempurna  akal dan pikirannya.

Trik yang saya gunakan agar menulis memancar deras adalah:
1. Niatkan menulis untuk mendapatkan rida Allah Swt.
2. Menghubungkan antara hati dan pikiran.
3. Menuangkan ide yang sedang kita rasakan dengan cepat tanpa menunda nanti apalagi besok.
4. Mengindera apa yang terjadi dalam dunia nyata sebagai dasar untuk memberikan persepsi dan merespon.
5. Memilih dalil yang sesuai dengan judul yang kita tulis.
6. Membaca kembali apa yang sudah ditulis.
7. Meresapi tulisan yang dihasilkan apakah mudah untuk dipahami atau masih belum sesuai.
8. Menambah kata-kata bila dirasa  belum sesuai 
9. Berusaha agar ulisan yang dibuat bisa dipahami dan dimengerti dengan mudah oleh para pembaca.
10. Pasrah atas semua yang sudah ditulis, semoga penuh manfaat dan bernilai amal ibadah jariah.

“Rasulullah saw bersabda, ‘Sesungguhnya yang pertama kali diciptakan oleh Allah Swt adalah al qalam, kemudian Dia berkata kepadanya: Tulislah! Maka ia melaksanakannya pada waktu itu sebagaimana ia diciptakan sampai hari kiamat’.” (HR. Imam Ahmad, Abu Dawud, dan at-Tirmidzi).

Oleh karena itu, luruskan niat menulis tanpa ragu, sebab menulis adalah aktivitas yang mulia, bahkan lebih mulia. Oleh karena itu teruslah menulis. Dan berbahagialah menjadi bagian dari orang-orang mempunyai aktivitas mulia ini.

Wallahualam bissawab.

Baca juga:

0 Comments: