Headlines
Loading...
Oleh. Sri Ratna Puri

Orang bilang tanah kita tanah surga
Tongkat kayu dan batu jadi tanaman
.... 

Lagu lawas yang menggambarkan kemakmuran tanah Nusantara, sepertinya kini hampir sirna. Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang melimpah, ternyata dinikmati hanya segelintir orang saja. Boro-boro hidup makmur. Yang ada, rakyat kecil makin hari makin bingung. 

Melimpah ruahnya potensi yang ada, tak ada manfaatnya. Masalah iya. Contohnya, para pejabat berebut kekuasaan dan lahan tambang yang milik rakyat, rakyatnya dibiarkan semakin susah. 

Kenapa? Karena salah dalam sistem pengelolaan dan salah orang yang mengerjakan. 

Lalu, bagaimana mengembalikan manfaat dari potensi alam dan banyaknya manusia yang Allah telah anugerahkan di negeri kita? Jawabnya, jangan membuat Allah murka, berusaha mendapatkan rida-Nya. Lakukan apa yang diperintahkan, jauhi apa yang dilarang. 

Saat itu dilakukan, maka kemakmuran akan jadi kenyataan. Sebab keridhaan Allah, menjadikan negeri ini sebagai negeri diberkahi. Sebagaimana firman-Nya: 

بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفُورٌ

"Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun". (QS Saba ayat 15) 
  
Sahabat, mewujudkan kemakmuran dengan mendapatkan keridhaan Allah, tidak hanya menjadi tanggungjawab personal. Melainkan sosial dan kekuasaan. Artinya, keberadaan tiga pilar ini menjadi keharusan. Ketakwaan yang menjadi kunci keberhasilan, menghantarkan pada keberkahan. 

Makna keberkahan, yaitu bertambah-tambahnya kebaikan. Misalnya pada pengelolaan SDM yang sesuai aturan Islam, menciptakan keniscayaan kesejahteraan. Satu bidang tambang saja, bisa dikalkulasikan berapa hasil yang didapatkan. Terlebih, bila semua tambang dikelola oleh negara Islam. Kenakmuran, pasti akan datang. 

Masalahnya sekarang, sistem Sekuler Kapitalis yang diusung di negeri ini, menjauhkan agama mengatur kehidupan. Maka, yang datang itu permasalahan. Ini tak bisa terus dibiarkan. Akan semakin kalau Satu-satunya jalan, kembali pada aturan Islam. Caranya kembali mempelajari tsaqafah Islam, menyebarkan opini dan menerapkan di seluruh aspek kehidupan. Wallahu alam.

Baca juga:

0 Comments: