motivasi
Pengorbanan Sang Uswatun Hasanah
Oleh. Neni Arini
Sebuah perjalanan religi yang sangat menyentuh kalbu ketika saya diberi kesempatan untuk berada di tanah Haramain yaitu kota Makah dan Madinah. Berada di kedua kota tersebut seperti melakukan napak tilas perjuangan Rasullullah saw. dalam menyebarkan agama Islam.
Sungguh berat perjuangan Rasulullah dalam menyampaikan risalah Islam di tanah Arab yang ketika itu masih berada dalam kondisi jahiliyah.
Suku Quraisy adalah menjadi suku pertama yang menjadi sasaran di awal dakwah Rasulullah. Kondisi masyarakat yang masih jahiliyah ketika itu, sehingga Allah turunkan suri tauladan bagi mereka agar mau beriman kepada Allah. Tetapi semua ajakan yang disampaikan oleh Rasulullah tidak diterima bahkan mendapatkan perlawanan yang keras dari para pemimpin Quraisy, mereka menganggap apa yang dibawa oleh Rasulullah akan menganggu eksistensi mereka sebagai pemimpin. Padahal apa yang disampaikan oleh Rasulullah itu sangatlah mulia, mengajak untuk kembali kepada Allah, memuliakan wanita, menghilangkan perbudakan, mengedepankan keadilan, kejujuran, kedermawanan dan menghargai ilmu, tetapi semua itu ditolak dengan keras oleh suku-suku Quraisy.
Rasulullah mengalami tekanan atas amanah dakwah yang diperintahkan Allah kepadanya Berbagai penyiksaan, ancaman, ruang gerak Rasul yang dibatasi, bahkan siapa saja yang membantu dakwah Rasulullah akan dibunuh. Sungguh sebuah kondisi yang tidak mudah, sehingga Rasulullah berpindah ke kota Madinah.
Dalam menjalani perjalanan hijrahnya ke Madinah, Rasulullah ditemani oleh para sahabatnya, salah satunya adalah Abu Bakar Ash-Sidiq Ra. Ini adalah perjuangan yang tidak biasa, sebuah perjalanan hijrah yang cukup panjang. Rasulullah dan para sahabat harus menempuh perjalanan ke kota Madinah dengan kondisi keterbatasan di saat itu, belum lagi Rasul harus menghabiskan perjalanan dengan waktu berhari-hari. Andai itu ditempuh dengan memakai bus maka membutuhkan waktu 6-7 jam. Bayangkanlah kalau harus ditempuhnya dengan berjalan kaki atau naik unta, sungguh perjalanan yang tidak mudah di antara padang pasir berbatu dan udara yang sangat panas.
Keberadaan diri di tanah Haramain menjadi sebuah perenungan akan kesempatan untuk merasakan sebuah perjalanan dan perjuangan Nabi dalam menyampaikan Islam. Begitu banyak pengorbanan yang dilakukan oleh Rasulullah, baik harta, keluarga, dan lainnya, semua yang dimiliki harus ditinggalkan dalam rangka menyebarkan Islam.
Betapa malunya diri, selama ini belum mampu maksimal dalam menyampaikan dakwah Islam. Padahal seharusnya semua bentuk pengorbanan Rasulullah, seharusnya sebagai umatnya harus mampu menjalankan Islam sebaik mungkin dan kita jadikan bekal pelajaran dalam menegakkan semua syariat yang datang dari Allah, yang kesemuanya itu menjadi sumber hukum yang tidak diragukan kebenarannya.
Pengorbanan yang dilakukan oleh Rasulullah membuktikan jiwa dan raga Baginda diserahkan seluruhnya untuk memastikan bahwa agama Allah Swt. terus menyebar di atas muka bumi ini. Baginda Rasulullah sanggup menahan berbagai cibiran dan hinaan demi memastikan dakwah Islam sampai kepada umatnya.
Kisah perjuangan dan pengorbanan dari seorang Rasulullah menjadi kekuatan diri, bahwa harus menjalani dakwah dengan penuh kesabaran dan keuletan agar dapat menegakkan agama Allah, dan yakinlah Allah pasti akan memberikan pertolongan-Nya.
Dengan melihat strategi dakwah Nabi Muhammad saw., kita pun dapat mengetahui bahwa setiap sesuatu itu ada prosesnya, dan hasil tak pernah mengkhianati usaha.
Untuk itu teruslah berjuang, jangan pernah lelah dan putus asa untuk selalu menyampaikan kebenaran Islam. Ingatlah bahwa kelak semua pengorbanan kita atas jalan dakwah ini dapat menjadi tabungan amal saleh di hadapan Allah, semoga jiwa raga ini bisa menjadi saksi bahwa telah ikut berjuang. Teruslah menapaki jalan yang dicontohkan oleh Rasulullah. Karena pengorbanan yang kita lakukan belumlah seberapa dengan apa yang telah dilakukan oleh Rasulullah.
Jadilah umat yang dapat bermanfaat buat umat yang lain, berikan versi terbaik dalam menegakkan syariat Islam di muka bumi ini, Allahu Akbar.
Wallahualam bissawab. [My]
0 Comments: