Headlines
Loading...
Sumatra Barat Alami Deflasi, Islam Solusi Hakiki

Sumatra Barat Alami Deflasi, Islam Solusi Hakiki

Oleh. Rina Herlina 

Berbicara mengenai deflasi, saat ini Sumatra Barat (Sumbar), tengah mengalami deflasi. Bahkan, persoalan tersebut juga menjadi pusat perhatian wakil rakyat di DPRD Sumbar. Menurut penilaian mereka, solusi jangka panjang dari deflasi tersebut adalah pemerintah harus berani terbuka bagi investor skala besar. Ketua DPRD Sumbar, Muhidi, usai sidang paripurna beberapa waktu lalu, juga menyampaikan bahwa saat ini DPRD Sumbar, tengah melakukan pembahasan yang mendalam terkait deflasi yang terjadi akhir-akhir ini (padek.jawapos.com, 12-10-2024).

Deflasi adalah sebuah kondisi penurunan harga barang dan jasa yang terjadi secara umum dan berkelanjutan dalam suatu wilayah. Deflasi dapat terjadi karena beberapa faktor, di antaranya; penurunan jumlah uang yang beredar, permintaan barang dan jasa yang menurun, perlambatan kegiatan ekonomi, serta peningkatan suku bunga di bank. Namun, deflasi yang terjadi sejauh ini, banyak disebabkan oleh pelemahan daya beli yang disebabkan kebijakan pemerintah yang tidak tepat.
 
Meski begitu, deflasi sejatinya dapat menguntungkan bagi para konsumen, akan tetapi jika hal tersebut terjadi dalam jangka panjang dapat berdampak negatif bagi perekonomian. Dampak negatif tersebut meliputi: Stagnasi ekonomi, beban utang yang menggunung, pengangguran, melemahnya aktivitas ekonomi, dan daya beli yang menurun dari masyarakat.

Sementara itu, faktor yang memengaruhi terjadinya deflasi di wilayah Sumbar, yaitu: adanya penurunan harga komoditas pangan, terutama di Kabupaten Pasaman Barat, penurunan tarif angkutan udara, serta pasokan komoditas yang lancar. Pemprov Sumbar, sejauh ini sudah melakukan berbagai upaya guna mengatasi deflasi yang terus-menerus terjadi. Seperti yang dilakukan TPID (tim pengendali inflasi daerah) yaitu seperti; menyelenggarakan operasi pasar di berbagai kabupaten/kota guna memastikan stabilitas harga bahan pokok, melakukan rapat koordinasi untuk sinkronisasi neraca pangan, serta monitoring dan evaluasi harga-harga di pasar. Sayangnya, sejauh ini berbagai upaya tersebut tidak cukup ampuh untuk mengatasi deflasi yang terjadi. Hal itu karena semua upaya tersebut sejauh ini, hanya bersifat solusi sementara (tidak menyeluruh) dan tambal sulam.

Bahkan, investasi pun saat ini tidak bisa dijadikan solusi mengatasi deflasi, karena para investor akan lebih menahan diri untuk berinvestasi dalam lingkungan ekonomi yang tidak stabil dan cenderung menurun. Maka secara otomatis, penurunan investasi akan menghambat pertumbuhan ekonomi dan inovasi, serta memperpanjang periode stagnasi ekonomi. Dalam situasi deflasi, prospek mendapatkan keuntungan dari investasi menjadi kurang menarik, sehingga investor lebih memilih untuk menunda atau mengurangi investasi mereka.

Lebih lanjut, deflasi yang melanda Indonesia saat ini jika terus berkelanjutan akan menimbulkan risiko penurunan tingkat konsumsi rumah tangga. Hal ini sangat berpotensi menekan angka pertumbuhan ekonomi di kuartal 4 tahun ini, karena kontribusi konsumsi rumah tangga sangat besar kepada pertumbuhan ekonomi nasional. Risiko lanjutannya yaitu prospek investasi untuk beberapa sektor yang terkait dengan konsumsi rumah tangga dan daya beli sehari-sehari masyarakat akan memburuk di satu sisi. Bahkan, bisa memicu terjadinya badai PHK alias gulung tikar, misalnya untuk sektor consumer good, manufaktur, terutama tekstil, dan properti.

Sejatinya, akar utama penyebab terjadinya fenomena deflasi dan penurunan daya beli saat ini adalah keberadaan sistem ekonomi kapitalisme yang membuat negara tidak berperan sebagaimana mestinya, meniscayakan para pemilik modal mengendalikan pangsa pasar, meniscayakan liberalisasi dan privatisasi SDA menjadi legal, serta menjadikan pajak yang dipungut dari rakyat sebagai penopang jalannya roda pemerintahan.

Islam Solusi Hakiki

Solusi hakiki mengatasi deflasi dan penyakit ekonomi lainnya yaitu dengan penerapan sistem ekonomi Islam. Dengan penerapan sistem ekonomi Islam, maka kesejahteraan bagi seluruh rakyat dapat terwujud. Sebagaimana sudah terbukti pada masa khalifah Umar bin Abdul Aziz.

Mekanismenya yaitu dengan menjadikan negara sebagai satu-satunya pihak sentral dalam mengurusi urusan rakyat. Dengan demikian, harapannya pemerintah tidak hanya fokus terhadap perkembangan ekonomi tanpa memperhatikan manusianya. Pemerintah akan memastikan semua laki-laki bekerja sebagai bentuk kewajibannya mencari nafkah guna memenuhi kebutuhan pokok keluarganya.

Sebuah negara yang menerapkan sistem ekonomi Islam, dapat dipastikan terhindar dari yang namanya utang. Sebab, kebijakan ekonominya independen (tidak berada dalam kendali pihak asing), dan seluruh regulasi yang dihasilkan hanya fokus untuk kepentingan rakyat. Dengan begitu, akan terwujud lingkungan bisnis yang kondusif dan seluruh aturan yang dibuat akan memudahkan rakyat dalam bekerja sehingga upah yang didapat juga layak.

Negara juga memiliki sumber pemasukan yang melimpah yaitu dari berbagai harta yang bersifat milik umum, kharaj, fai, khumus, jijyah, serta zakat. Semua itu akan mampu mewujudkan kehidupan rakyat yang sejahtera. Daya beli masyarakat dipastikan tinggi karena adanya pendapatan yang layak sehingga membuatnya memiliki uang untuk belanja dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan demikian, perputaran ekonomi dan pendistribusian kebutuhan pokok pun akan membaik dan merata.

Mekanisme lainnya yaitu bersifat non-ekonomi berupa pemberian bantuan/santunan oleh negara kepada keluarga miskin yang disinyalir tidak memiliki pencari nafkah atau kepala keluarga sehingga tidak dapat mencukupi kebutuhan pokok keluarga yang ditanggungnya. Bantuan tersebut lebih mengutamakan kebutuhan pokok, dan diberikan sampai keluarga penerima bantuan tersebut mampu memenuhi kebutuhannya secara mandiri.

Dalam negara Islam, jaminan kebutuhan pokok bukan hanya terkait pangan, akan tetapi meliputi sandang dan papan. Jika kondisi rakyat tidak bisa memenuhi semuanya, maka negara akan turun tangan guna membantunya. Sedangkan kebutuhan rakyat terhadap pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan keamanan itu semua menjadi tanggung jawab negara. Negara wajib memenuhinya. Dengan sumber pemasukan yang melimpah, kesejahteraan rakyat dalam negara yang menerapkan sistem Islam secara menyeluruh adalah keniscayaan. Wallahualam. [My]

Baca juga:

0 Comments: