Headlines
Loading...
Oleh. Rina Herlina 

Wahai Nabi
Sesakit inikah hatimu dahulu 
Saat dakwah tak direspon dengan baik
Saat seruan kita hanya dianggap angin lalu

Sungguh, betapa sulitnya meyakinkan mereka 
Bahwa taat lebih baik daripada maksiat
Bahwa Allah lebih suka orang tobat
Daripada berkubang terus dalam maksiat

Sulit sekali meyakinkan mereka 
Bahwa surga dan neraka nyata adanya
Mereka seperti enggan masuk surga 
Namun, begitu semangat meniti jalan ke neraka 

Wahai Nabi, bagaimana ini
Mengapa umatmu makin tersesat
Ada apa dengan semua ini
Mengapa mereka lebih mencintai dunia yang sesaat

Apakah mereka sudah sedemikian jauh tersesat? 
Atau memang Allah yang sudah mulai muak
Pada tingkah mereka yang melampaui batas
Yang menihilkan peran-Nya dalam mengatur kehidupan

Sungguh, selembut apapun dakwah yang disampaikan
Jika hatinya sekeras hati Abu Jahal 
Takkan pernah mampu menyentuh pemikiran
Apalagi hati terdalamnya

Sungguh, tidak mudah meyakinkan mereka 
Bahwa melakukan ketaatan akan membawa kebahagiaan 
Sedangkan maksiat dan pembangkangan
Akan berujung pada murka Allah Azza wa Jalla

Kesabaranmu dahulu begitu mengagumkan 
Kau laksana embun penyejuk yang menyirami kerasnya hati mereka 
Sabarmu tiada batas
Kasih sayangmu begitu luas

Engkau menjadi pelita penerang 
Dalam kegelapan hati mereka
Engkau menjadi anugerah terindah 
Bagi mereka yang menyadari bahwa akhlakmu begitu indah

Engkau karunia Allah yang berharga 
Untuk seluruh umat, muslimin muslimat
Beruntungnya, umat yang senantiasa taat 
Memilikimu sebagai panutan sampai akhir hayat 

Terimakasih wahai Rabb pencipta alam semesta 
Hadirkan manusia mulia
Baginda Nabi tercinta
Yang syafaatnya begitu kami damba

Payakumbuh, 17 September 2024 [An]

Baca juga:

0 Comments: