Headlines
Loading...
Oleh. Rita Razis

Budaya menjadi salah satu kebanggaan di setiap daerah. Berbagai upaya dilakukan masyarakat untuk menjaga dan melestarikannya. Salah satunya adalah dengan mengajarkan budaya tersebut kepada anak-anak di sekolah dengan harapan mereka dapat mengenal dan mencintai budayanya sendiri. Seperti lomba karawitan yang digelar setiap tahunnya oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Boyolali dengan ratusan siswa sekolah dasar. Kemudian Kepala Disdikbud Boyolali, Supana, menyampaikan jika lomba ini diikuti oleh 17 kecamatan di Boyolali. Dengan tujuan memberikan semangat dan motivasi untuk pelajar Boyolali agar selalu mencintai tradisional yang ada. Selain lomba karawitan ada juga acara permainan tradisional, festival bahasa ibu, dan sebagainya (espos.id, 18 Oktober 2024).
.
.
Tidak Cukup Budaya

Budaya memang tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan masyarakat. Beraneka ragam budaya dan seni sudah menjamur dan menjadi tradisi di setiap daerah. Tentu upaya ini perlu diapresiasi, akan tetapi tidak cukup hanya dengan mengenalkan dan melestarikan budaya saja di kalangan pemuda. Karena banyak dari mereka yang mengalami krisis moral, akhlak, adab dan juga akidahnya. Sebab banyak pemuda menjadi pelaku kasus kriminal seperti pembunuhan, klitih, pembegalan, pemerkosaan, narkoba dan masih banyak lagi. 

Oleh sebab itu, untuk memperbaiki para pemuda tentulah tidak mudah. Melainkan butuh kerjasama dari semua pihak. Sebab, generasi muda merupakan investasi dan penerus peradaban. Jika mereka tidak dipersiapkan dengan baik, apa yang akan terjadi? Kemudian jika masyarakat dan pemerintah abai dengan kondisi anak muda sekarang, siapa lagi yang menyelamatkan mereka?
.
.
Nasib Pemuda

Banyak pemuda yang kehilangan jati dirinya, serta tidak tahu tugasnya sebagai hamba Allah. Hal ini mengakibatkan pemuda kehilangan arah dan tidak memiliki tujuan hidup yang pasti. Mereka mudah terombang-ambing dan terbawa arus tanpa ada pelabuhan yang jelas untuk dituju. Kerusakan demi kerusakan di kalangan pemuda sekarang, makin meresahkan dan memprihatinkan.

Ditambah lagi, kebijakan negara dalam memberikan kebebasan berekspresi bagi pemuda. Kebijakan tersebut akan makin membuka pintu kerusakan dan kemaksiatan. Akibatnya, generasi muda mudah melakukan tindak kriminal tanpa ada rasa takut dan berdosa. 

Miris sekali hidup dalam sistem sekarang. Sistem kapitalis sekuler, sistem yang rusak dan merusak semua lapisan masyarakat. Sistem yang asasnya memisahkan agama dengan kehidupan membuat manusia berani berbuat maksiat serta tidak peduli lagi dengan hari pertanggungjawaban dan siksa dari Allah Swt. Inilah buah dari sistem kapitalis sekuler yang mencetak generasi muda yang amburadul dan tidak bertakwa. 
.
.
Islam Agama yang Lengkap

Islam adalah agama yang lengkap dan memiliki sistem yang berasal dari Sang Pencipta untuk bekal dan aturan hidup hamba-hambaNya. Sistem ini menjadikan negara sebagai pelindung rakyatnya. Sehingga negara akan maksimal dalam meriayah rakyat dan tidak ada satu pun yang terabaikan. Negara juga akan menjaga dan menyiapkan para pemuda untuk menjadi generasi emas yang cemerlang dan cinta syariat.

Oleh sebab itu, pemuda akan mendapatkan pendidikan yang terbaik dan berstandarkan aturan syariat Islam. Sedangkan pendidikan atau kebudayaan yang melanggar syariat maka akan dihapus. Sebab dalam sistem Islam hanya mengajarkan pendidikan yang membangun ketaatan dan akidah Islam. Negara juga mendukung dan memfasilitasi pemuda yang memiliki kompetensi yang unggul. Dengan demikian, setiap pemuda akan muncul semangat untuk berfastabiqul khairat. 

Jadi, hanya dengan sistem Islamlah para pemuda akan menjadi generasi emas dan cinta syariat. Generasi yang memiliki jati diri, tujuan kehidupan dan taat kepada Allah Swt. Wallahualam. [My]

Baca juga:

0 Comments: