Headlines
Loading...
Oleh. Neng Mia
(Muslimah Peduli Umat)

Pahlawan tanpa tanda jasa, sepertinya peribahasa ini sudah terabaikan dalam sistem sekuler kapitalisme saat ini. Kesejahteraan para guru bagaikan menegakkan benang basah; sangat sulit diwujudkan karena banyak aturan hukum yang tidak mendukungnya.

Dilansir dari Kompas.com, 30 Oktober 2024, di tengah ketidakpastian nasib para guru dan pengajar terkait kesejahteraannya, mereka kini harus dihadapkan pada fenomena kriminalisasi. Guru yang melakukan tindakan kedisiplinan dalam koridor yang masih pada batas kewajaran justru dituduh melakukan tindakan kejahatan. Sebut saja Guru Maya di SMPN 1 Bantaeng, yang dipenjara akibat menertibkan seorang murid yang saling siram dengan temannya menggunakan sisa air pel dan mengenai dirinya. Kemudian, siswa tersebut dibawa ke ruang BK dan dicubit. Orang tua murid yang merupakan anggota kepolisian melaporkan Guru Maya hingga diproses di meja hijau.

Sungguh sangat miris dunia pendidikan saat ini, beban guru semakin berat, ia mengalami dilema saat mendidik para siswanya. Guru yang bergelar pahlawan tanpa tanda jasa, pelita dalam kegelapan, yang mempunyai tugas dan tanggung jawab besar dan luar biasa untuk mencerdaskan anak bangsa, harus dihadapkan dengan aturan dan kebijakan pemerintah. UU Perlindungan Anak membatasi peran guru dalam menjalankan tugasnya. Sering kali terjadi kesalahpahaman, yang berujung pada gesekan antara guru dan orang tua, dan berakhir dengan kriminalisasi terhadap guru.

Dalam sistem sekuler kapitalisme saat ini, pengorbanan seorang guru sering kali dipandang sebelah mata. Bagaimana tidak, guru yang sangat berjasa memberikan ilmu kepada banyak siswa dengan berbagai karakter yang harus dihadapi, sering kali tidak bisa mendidik sesuai dengan arahan akidah Islam. Hal ini menjadi dilema bagi seorang guru yang hendak mengarahkan siswanya. Jika siswa tersebut tidak terima, guru terancam diadukan ke pihak berwajib karena dianggap telah melakukan kekerasan terhadap siswa, bahkan mendapat sanksi yang tidak sesuai dengan kewajaran.

Sistem yang salah dalam dunia pendidikan saat ini telah menghancurkan banyak hal, termasuk adab seorang murid terhadap gurunya. Banyak murid yang memperlakukan guru dengan tidak hormat, berani membangkang ketika diperintahkan untuk disiplin sesuai aturan yang berlaku. Selain itu, banyak orang tua yang ketika menyekolahkan anak-anaknya kurang memahami tugas sekolah sebagai lembaga pendidikan yang memiliki aturan yang harus diterapkan untuk mendidik dan mendisiplinkan para siswanya. 

Seorang guru mempunyai amanah dan tanggung jawab besar dalam mendidik murid-muridnya agar mendapatkan pembelajaran baik dalam segi akademik, moral, adab, keterampilan, dan sebagainya. Banyaknya kasus guru yang dilaporkan orang tua kepada aparat hukum, membuktikan bahwa keamanan dan kesejahteraan seorang guru dalam dunia pendidikan sangat mengkhawatirkan. Padahal, apalah diri kita tanpa peran penting dari seorang guru yang telah berjasa mendidik kita menjadi manusia yang tahu dan memahami banyak ilmu?

Adanya ketidakjelasan dan kesimpangsiuran pemahaman antara orang tua, siswa, dan negara menjadikan banyak masalah muncul. Seharusnya, negara hadir menjadi penengah yang menjembatani semua pihak. Negara seharusnya menjamin dan memberikan fasilitas kepada guru sehingga mereka dapat fokus pada tugasnya dalam mendidik generasi bangsa. Namun, pada kenyataannya, negara terkadang abai dalam melaksanakan perannya untuk mengayomi para guru.

Dalam Islam, guru adalah sosok yang memiliki kedudukan tinggi dan mulia. Islam memandang guru sebagai orang yang berilmu dan memiliki peran penting dalam membangun generasi bangsa yang berakhlak, beradab, dan berkualitas, yang memiliki kepribadian Islam. Pada hakikatnya, guru mendidik dan mengajak manusia untuk tunduk dan patuh pada hukum-hukum Allah agar mendapatkan keselamatan dunia dan akhirat. Di masa peradaban Islam, dunia pendidikan mengalami kegemilangan sepanjang sejarah, yang melahirkan para ilmuwan dan ulama yang menguasai berbagai disiplin ilmu.

Sebagaimana Rasulullah saw. bersabda:
"Hamba yang paling dicintai Allah Swt. setelah para nabi dan syuhada adalah para guru."

Dari hadis di atas sangat jelas betapa besarnya Rasulullah memuliakan kedudukan seorang guru. Oleh karena itu, dalam sistem Islam, guru sangat dihargai dan dimuliakan. Negara akan memperhatikan kesejahteraan guru agar mereka dapat fokus menjalankan tugasnya mendidik anak-anak generasi penerus peradaban. Negara juga akan melakukan pembinaan kepada orang tua siswa sehingga terjalin kerja sama antara guru dan orang tua dalam mendidik anak-anak mereka.

Maka, hanya dengan penerapan Islam secara kafah, seorang guru akan sangat dihargai dan dihormati, serta terjaga keamanan dan kesejahteraannya. Hanya Islam yang mampu melahirkan generasi yang memiliki kepribadian Islam.

Wallahualam bissawab. [Ni]

Baca juga:

0 Comments: